Pada 20 Mei, platform streaming anime Crunchyroll bersama lembaga riset National Research Group (NRG) merilis sebuah studi menarik yang menggali lebih dalam tentang dunia anime dan para penggemarnya. Studi yang diberi judul “How Anime Became a Worldwide Cultural Force” ini melibatkan 29.000 responden berusia 13 hingga 54 tahun dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Jerman, Prancis, Brasil, dan Meksiko. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.500 responden dikategorikan sebagai penggemar anime, dimana mereka yang menyatakan “suka” atau “sangat suka” anime dan menontonnya setidaknya sekali dalam sebulan. Hal ini menandakan betapa kuatnya daya tarik anime di tengah lanskap hiburan global, terutama di kalangan Gen Z yang tumbuh dengan akses ke berbagai platform digital.


Dalam siaran persnya, Crunchyroll menegaskan bahwa anime kini telah menjadi bagian dari budaya pop arus utama, setara dengan ikon-ikon besar dalam musik dan olahraga. Berdasarkan data global, sebanyak 54% dari Gen Z secara terbuka menyatakan kecintaan mereka terhadap anime. Angka ini bahkan melampaui popularitas Kendrick Lamar (48%), hampir menyamai Beyoncé (56%), dan hanya sedikit tertinggal dari LeBron James (59%) serta Taylor Swift (60%). Fakta ini menunjukkan bahwa anime bukan sekadar hiburan niche, tapi sudah menjelma menjadi identitas budaya bagi generasi muda seperti Gen Z.


Lebih dalam lagi, grafik yang ditampilkan dalam studi ini—Anime Fanship Versus Celebrity Fanship—menunjukkan bahwa di rentang usia 13 hingga 28 tahun, sebanyak 54% responden Gen Z menyatakan mereka menyukai atau sangat menyukai anime. Angka ini memang sedikit di bawah Beyoncé dan LeBron James, namun tetap menandakan bahwa anime memiliki tempat istimewa dalam hati generasi digital ini. Bahkan, hanya terpaut 17 poin dari Lionel Messi, selebritas paling digemari dalam survei tersebut. Ini semakin mempertegas bahwa anime telah menjadi kekuatan budaya global yang tak bisa dipandang sebelah mata, terutama di era dominasi Gen Z.




Meski angkanya lebih rendah dibanding generasi muda, anime ternyata juga memiliki tempat tersendiri di hati generasi yang lebih dewasa. Dari hasil survei, sebanyak 42% responden dari kalangan Millennials (usia 29–44 tahun) dan 24% dari Gen X (usia 45–54 tahun) mengaku sebagai penggemar anime. Namun, bagi kedua kelompok usia ini, anime belum mampu menyaingi daya tarik ikon budaya yang sudah mapan seperti Keanu Reeves (disukai oleh 76% Millennials dan 79% Gen X), Lionel Messi (59% dan 49%), atau Beyoncé (60% dan 54%). Menariknya, anime tetap unggul atas sejumlah selebritas populer seperti The Kardashians, BTS, dan bahkan Kendrick Lamar di kalangan Millennials. Fenomena ini menegaskan bahwa meski dominan di kalangan Gen Z, anime juga berhasil menembus lintas generasi.






Ketika melihat perbandingan antara anime dan dunia olahraga, tren yang muncul cukup jelas. Responden yang lebih tua cenderung lebih tertarik pada olahraga tradisional seperti sepak bola, American football, basket, dan bela diri. Namun, di kalangan Gen Z, anime terbukti mampu menyaingi popularitas ajang-ajang olahraga bergengsi. Hanya event besar seperti Olimpiade, FIFA World Cup, UEFA Champions League, dan NBA yang mampu mengungguli anime dalam preferensi hiburan Gen Z. Ini membuktikan bahwa bagi generasi yang tumbuh bersama internet dan budaya global, anime telah menjadi bagian dari gaya hidup mereka, bukan sekadar tontonan biasa.


Studi NRG juga mengungkap cara unik para penggemar anime dalam mengekspresikan kecintaan mereka terhadap medium ini. Sebanyak 58% penggemar anime mengatakan mereka sering membicarakan anime secara langsung dengan teman, kolega, atau keluarga. Selain itu, 43% berdiskusi lewat media sosial, dan 42% lainnya rutin menonton anime bersama orang lain secara tatap muka. Meskipun data ini tidak dibedakan berdasarkan kelompok usia, pola berbagi yang terbuka dan kolaboratif ini sangat mencerminkan karakteristik sosial dari Gen Z, yang dikenal sebagai generasi yang senang berbagi pengalaman dan membangun komunitas lewat minat yang sama.






Ketika ditanya alasan utama mereka menonton anime, Gen Z memberikan jawaban yang mencerminkan preferensi mereka terhadap kualitas dan kreativitas. Sebanyak 37% menyebut animasi berkualitas tinggi sebagai daya tarik utama, disusul karakter serta hubungan yang kuat (35%), dan alur cerita yang imajinatif serta kreatif (34%). Sementara itu, bagi kalangan Millennials dan Gen X, alasan mereka tak jauh berbeda, namun dengan urutan yang sedikit berubah: mereka lebih menekankan pada kekuatan cerita yang kreatif, lalu kualitas animasi, dan terakhir karakter serta relasi yang menarik. Ini menunjukkan bahwa Gen Z sangat menghargai pengalaman visual dan emosional yang ditawarkan anime sebagai media hiburan modern.
Hingga saat laporan ini dirilis, pihak penyusun studi belum mempublikasikan secara rinci metode riset yang digunakan. Namun, Grady Miller, Chief Marketing Officer di NRG, memberikan sedikit gambaran tentang signifikansi temuan ini. “Anime kini berkembang sebagai genre global yang benar-benar menyatu dengan audiens muda di seluruh dunia. Riset kami menunjukkan bahwa meningkatnya akses dan kualitas artistik yang luar biasa telah membuat Gen Z tidak hanya menonton anime, tetapi menjadikannya bagian dari identitas mereka,” ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi bagaimana anime tidak lagi dipandang sebagai hiburan alternatif, melainkan telah menyatu dengan cara Gen Z mengekspresikan diri dan membangun koneksi sosial.


Dari pihak Crunchyroll, Gita Rebbapragada selaku Chief Operating Officer, dan Punnoose Isaac, Senior Vice President of Data and Insights, juga menyampaikan pandangannya. “Sebagai merek yang tumbuh bersama anime, kami sejak lama memahami betapa mendalamnya hubungan emosional yang dimiliki para penggemar terhadap medium ini,” ujar Rebbapragada. “Temuan ini memperkuat apa yang sudah kami saksikan secara langsung selama bertahun-tahun, sekaligus memberikan pandangan berbasis data tentang pengaruh anime secara global dan lintas generasi.” Ia menambahkan bahwa data ini menjadi alat penting bagi Crunchyroll untuk terus memahami audiensnya—terutama Gen Z—dan memberikan pengalaman yang lebih relevan dan bermakna di masa depan.
Isaac menambahkan bahwa hasil studi ini hanyalah konfirmasi dari sesuatu yang selama ini sudah dirasakan oleh para penggemar anime dan tim di Crunchyroll. “Studi ini memperkuat keyakinan kami bahwa anime adalah kekuatan budaya yang sangat berpengaruh, yang mampu menyentuh emosi secara mendalam. Anime membentuk identitas, membangun komunitas, dan menciptakan koneksi di tengah dunia yang semakin kompleks,” jelasnya. Menurut Isaac, data ini memang memberikan perspektif baru mengenai alasan di balik kecintaan terhadap anime, namun semangat dan gairah yang menyertainya adalah sesuatu yang telah mereka saksikan sejak lama. Di tengah derasnya arus informasi dan perubahan sosial, anime telah menjadi ruang aman dan sumber inspirasi bagi Gen Z, generasi yang terus mencari makna dan koneksi dalam cara-cara yang paling autentik.
Sumber: Ceros, Anime News Network
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang