Pada hari Sabtu, 3 Mei 2025 pukul 14.00 WIB, Gramedia dan m&c! mengadakan acara yang berjudul Perayaan Peluncuran Komik dan Ulang Tahun Hai, Miiko! yang diselenggarakan di Function Room, Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Ada banyak sekali kegiatan yang dilakukan, seperti Ngobrolin Komik dan Pameran Komik. Mau tahu seperti apa keseruan acaranya?
Berikut Liputan Event Perayaan Peluncuran Komik dan Ulang Tahun Hai, Miiko! di Gramedia Matraman
Komik Hai, Miiko! merupakan karya Ono Eriko, pertama kali diterbitkan oleh penerbit Shogakukan pada tahun 1995 di majalah Ciao dan merupakan sekuel dari komik Namaku, Miiko! yang terbit pada tahun 1990. Di Indonesia, komik Hai, Miiko! pertama kali diterbitkan oleh penerbit m&c! pada tahun 2022 dan pada tahun 2025 sudah diterbitkan sebanyak 37 volume. Volume 37 baru saja terbit pada tanggal 23 April 2025.



Ucapan Ulang Tahun Untuk Miiko
Registrasi acara dibuka sekitar pukul 13.30 WIB. Terlihat sudah ada beberapa peserta yang hadir dan mengantre di depan meja pendaftaran. Setelah melakukan pendaftaran ulang, peserta dipersilakan untuk menulis ucapan ulang tahun untuk Miiko, bagi yang beruntung akan mendapatkan hadiah.


Hai, Miiko! 37

Begitu jadi murid SMP, badai cinta mulai muncul di sekeliling Miiko!! Pertama, ada Yukko dan Kenta yang akhirnya melakukan ciuman pertama! Kemudian, Miho dan Yoshiki ketahuan sedang kencan di bioskop! Bukan cuma itu saja, hubungan Miiko dan Tappei juga sedikit demi sedikit mulai berubah!?
Volume ini mengandung muatan cinta yang lebih banyak dari biasanya! Jadi, ayo berdebar-debar bersama Miiko!!
Bagi peserta yang membeli komik Hai, Miiko! 37 di tempat, akan mendapatkan bonus gantungan kunci Miiko. Hai, Miiko! 37 di-bundling dengan mousepad mini berukuran 18 cm x 22 cm dan terdapat dua desain, yaitu bergambar karakter Miiko dan Tappei. Komik ini dibanderol dengan harga Rp70.000.

Tokoh utama komik Hai, Miiko! adalah seorang anak perempuan bernama Miiko Yamada. Dia seorang anak yang periang, setia kawan, dan ramah. Namun, gadis kecil ini tidak digambar dengan sifat yang sempurna. Tipikal anak-anak SD, Miiko sangat suka bermain dan sebagainya, namun tidak begitu tertarik dengan hal sepert beres-beres ataupun belajar. Sifat Miiko yang terbuka membuatnya memiliki banyak teman. Dua sahabat terdekatnya adalah Mari-chan dan Yukko. Mari-chan yang bercita-cita menjadi komikus memiliki sifat blak-blakan, sedangkan Yukko adalah gadis yang tenang dan lembut. Yukko sering menjadi penengah ketika Miiko dan Mari-chan bertengkar. Selain kedua sahabatnya, ada lagi teman-teman Miiko yang lain, seperti Kenta, Tappei, Yoshida, Miho, dan Yoshiki.
Ngobrolin Komik

Acara dipandu oleh Carlos dan ada dua narasumber dari redaksi m&c!, yaitu editor Tika, yang mengurusi lisensi komik Hai, Miiko!, dan editor Ayu, editor komik Hai, Miiko!. Acara dimulai dengan penjelasan mengenai perjalanan komik Miiko di Indonesia. Banyak sekali pengunjung yang hadir di acara ini, mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang dewasa. Beberapa orang yang hadir pada acara ini ternyata pernah menghadiri acara Meet & Greet bersama Ono Eriko di Indonesia pada tahun 2013 dan 2017.
Editor Tika bercerita, pada tahun 2013, Ono Eriko pernah datang ke Indonesia untuk menghadiri acara Meet & Greet.
Tika: “Aku pertama kali bertemu Ono-sensei di bandara, karena harus menjemput, dan mengantarnya sampai ke hotel. Sepanjang perjalanan ternyata Ono-sensei sangat excited untuk bertemu dengan pembaca Hai, Miiko! di Indonesia. Selanjutnya beliau belajar menyapa menggunakan bahasa Indonesia, jadi nanti kalau bertemu dengan pembaca atau fans Miiko di sini tuh sapaannya seperti apa. Jadi ternyata beliau bikin catatan di buku, tulisannya ‘Cara memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia itu bagaimana?’. Terus aku antar ke kamar hotel dan di sana beliau sempat juga latihan, karena beliau tidak membawa penerjemah, jadi beliau memastikan ke aku bener nggak sih ucapan bahasa Indonesianya seperti ini. Jadi aku sempat tertahan beberapa menit di sana untuk melatih sapaan dalam bahasa Indonesia. Ono-sensei excited banget, karena ternyata pembaca Hai, Miiko! fans-nya paling besar di Indonesia. Beliau sangat terharu dan senang banget, nggak nyangka, di negara yang tidak berbahasa Jepang, tapi sambutan dan cintanya ke Miiko sebesar itu.”
Ada nggak kesan-kesan atau kesulitan selama mengerjakan komik Hai, Miiko!?
Tika: “Kalau aku sebenarnya tidak pernah kebagian mengedit, jadi di penerbitan itu aku bagian akuisisi, mengurus lisensi Hai, Miiko! ke penerbit Jepang, termasuk proses offer, lisensi, itu aku, jadi pengalamannya di sekitar itu. Kalau untuk produk Hai, Miiko!-nya sendiri, mungkin lebih ke pada saat kami mau kirim offer atau mengurus lisensi, kami mesti tahu dulu isinya seperti apa. Bersama teman-teman di redakasi kami me-review dulu kurang lebih isinya seperti apa, komiknya akan di-treatment seperti apa. Kalau kesan-kesannya selama proses lisensi sih alhamdulillah baik, Shogakukan dan Ono-sensei sangat kooperatif ya, terutama Ono-sensei. Jadi kalau ada hal-hal yang sekiranya perlu dipertimbangkann oleh kami, mereka biasanya memberi informasi duluan, ‘Ini Hai, Miiko! yang ini seperti ini, nanti apakah kalian akan menerbitkannya? Terus kalau diterbitkan akan seperti apa?’ Jadi di situ ada diskusi, Ono-sensei sangat terbuka untuk diskusi dan negosiasinya.”
Menurut Mbak Tika, kenapa komik Hai, Miiko! bisa disukai oleh banyak pembaca di Indonesia?
Tika: “Karena ceritanya menghibur, jadi dia itu ringan. Selain menghibur, dia juga relate dengan kehidupan kita sehari-hari, seperti tentang sekolah, keluarga, persahabatan. Kalau ada romance, romance-nya yang unyu-unyu dan rata-rata pembacanya itu perempuan. Hai, Miiko! itu fans-nya yang aku tahu pembacanya sudah lebih dari 10 tahun ya, mungkin ada yang dari kecil sampai sekarang, jadi mereka itu pembaca setia. Karena ceritanya yang enak dibaca, ringan, menghibur. Kalau komik ‘kan biasanya harus baca dari volume 1, 2, 3 terus chapter-nya berurutan, kalau Hai, Miiko! kan nggak kayak gitu, jadi gampang disukai oleh pembaca, makanya fans-nya loyal banget.”
Proses penerbitan komik Hai, Miiko! di Jepang seperti apa sih?
Tika: “Mungkin teman-teman yang datang di fans meeting di tahun 2013 atau 2017, Ono-sensei sempat menjelaskan proses membuat komik Hai, Miiko!. Secara pengalaman beliau, untuk satu buku itu butuh waktu sekitar 8 sampai 10 bulan, satu volume itu ‘kan ada beberapa chapter, kalau di Jepang terbitnya di majalah per chapter. Kalau di Indonesia untuk volume berseri, komik Hai, Miiko!, termasuk dekat dengan terbitan aslinya, di Jepang sudah volume 38. Jadi kalau kami ingin menerbitkan komik itu meskipun berseri, harus mengirim offer atau penawaran ulang ke Shogakukan dan Ono-sensei, di proses itu ada proses negosiasi, setelah proses negosiasi tercapai baru ke pemabayaran royalti. Jadi teman-teman, ini lah bedanya komik legal dan bajakan, kami bayar royalti duluan ke pengarangnya, makanya kenapa kita harus beli komik yang asli, karena uangnya diterima oleh pengarangnya. Setelah kami bayar, baru lah kami mendapatkan hak untuk mengalihkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.
Selanjutnya masuk ke tahap produksi, diawali dengan penerjemahan, lalu ke proses editing oleh editor Ayu, lalu ke proses layout. Proses layout itu, yang tadi ada tulisan bahasa Jepang di balon kata, kami hapus dan diganti ke bahasa Indonesia. Selanjutnya da proses pembuatan kover. Setelah selesai di-layout, editor Ayu melakukan proofread atau memeriksa lagi, apakah sudah benar atau belum. Sesudah proses proofread ok, pembuatan kover sudah di-approve oleh Jepangnya, oh ya, kami nggak bisa bikin kover sembarangan, meskipun ini tampilannya mirip dengan aslinya, tapi itu prosesnya nggak cepat, prosesnya harus bolak-balik, diskusi dengan penerbit Jepangnya, soal fon, peletakan, warna, dll. Setelah sudah di-approve oleh penerbit Jepang, dan editor Ayu sudah selesai memeriksa isinya, selanjutnya ke proses cetak. Proses penerjemahan sampai ke proses cetak memerlukan waktu berbulan-bulan, jadi tidak bisa secepat itu prosesnya.”
Ayu: “Semua yang dijelaskan oleh editor Tika sudah lengkap. Semua yang kami lakukan itu sudah mendapatkan persetujuan dari penerbit Jepang.”
Q&A



Q: “Saat saya membaca komik Hai, Miiko!, sepertinya saya menemukan ada balon kata yang tertukar, bagaimana kesalahan ini bisa terjadi?”
Ayu: “Untuk proses editing, hasil naskah penerjemah akan diedit oleh editor, kadang-kadang penerjemah sudah benar, editor sudah benar, placing teksnya salah. Karena kebetulan setter atau orang yang me-layout tidak tahu, ada beberapa kemungkinan, antara penerjemahnya salah menempatkan terjemahannya, atau saat layout salah menempatkan. Tapi memang di akhir itu seharusnya editor yang memeriksa, mungkin ada miss di situ. Tapi kalau memang teman-teman sadar ada balon kata yang tertukar, boleh banget kabari ke kami, jadi mohon maaf atas kesalahannya, biasanya di akhir dicek ulang oleh editornya.”
Q: Ceritakan dong pengalamannya saat mengedit komik Hai, Miiko! dan kemampuan apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang editor?
Ayu: “Untuk mengedit komiknya memerlukan waktu 1 sampai 2 minggu, proofread biasanya lebih lama lagi. Karena editing-nya dalam bentuk teks, kadang-kadang kalau sudah di-placing di komiknya kayak merasa “Kok bahasanya kaku banget ya, bisa nggak sih diubah.” Kalau dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia terjemahannya suka panjang banget, sedangkan balonnya kecil banget “Bisa nggak ya dipendekin, tapi nggak mengubah maknanya.” Proses proofread-nya lama karena itu, terus juga harus menyesuaikan fon, mengeditnya capek, tapi happy.
Tika: “Kalau editor itu tidak harus bisa bahasa Jepang, karena yang menerjemahkan itu penerjemahnya, kalau editor Ayu justru jagonya di bahasa Mandarin. Kami ada penerjemah yang menerjemahkan, lalu diedit oleh editor in house. Editor in house memang rata-rata bisa bahasa asing, bahasa Jepang, Mandarin, Korea, dll. untuk mengecek hasil terjemahannya. Penerjemah juga ‘kan kadang-kadang juga luput ya, jadi editor ini bisa menemukan kejanggalan itu. Editor itu kuncinya jangan malas buka kamus, harus rajin buka kamus.”
Q: Jepang dan Indonesia ada perbedaan kultur, apakah perbedaan kultur itu menjadi sebuah tantanan dalam menerbitkan komik Jepang?
Ayu: “Ini sebenarnya menyangkut komik Hai, Miiko! volume 35 atau 36. Jadi dari awal terjemahan komik Hai, Miiko! akhiran “-kun, -chan, -san” itu dihilangkan semua. Masalah muncul ketika Miiko yang awalnya selalu manggilnya “Tappei-kun” jadi cuma pengen manggil “Tappei”. Kami bingung karena kalau di Indonesia dari volume 1 manggilnya selalu “Tappei”. Jadi waktu itu solusinya kami menukar panggilannya, ini dilakukan supaya kelihatannya natural, dan mengalir. Kami sudah minta izin ke Jepang, kami ceritakan dari awal penerbitkan, Miiko manggil Tappei nggak pakai “-kun”, kami minta izin boleh nggak ceritanya jadi agak diubah tapi tidak mengurangi maknanya.”
Tika: “Kultur bahasa ada, misalnya joke bahasa Jepang, kalau menggunakan kata-katanya dalam bahasa Jepang memang lucu, tapi kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia secara literal itu jadi nggak lucu. Tantangannya adalah kami harus cari padanan kata yang sama lucunya dengan konteks yang ada di ceritanya. Ada juga kultur atau nilai-nilai lain, misalnya gambar. Kalau di Jepang gambar kayak begini atau ada adegan intim laki-laki dan perempuan wajar ada di komik-komik tetentu, sementara kalau di Indonesia, meskipun itu sudah di-rating untuk deawasa, tetap tidak bisa kami tampilkan begitu saja, harus ada penyesuaian. Sebenarnya banyak sih perbedaan budaya, ‘kan menyangkut nilai-nilai kita sehari-hari, jadi memang tantangannya kadang-kadang bikin repot. Namanya juga tantangan, harus diatasi, supaya kami jadi lebih bagus ke depannya.”
Q: Tren komik sekarang lebih banyak komik shonen, bagaimana bisa komik Hai, Miiko!, komik shojo, bisa bertahan sampai sekarang?
Tika: “Aku sebenarnya sangat berterima kasih sama fans Miiko, kalian keren banget, puluhan tahun terbukti tetap setiap ngikutin Miiko. Ini agak sedikit bocoran ya, Shogakukan, penerbit Jepang yang menerbitkan komik Hai, Miiko! juga kaget, kok bisa di saat penjualan komik shojo di seluruh dunia mengalami penuruan, entah kenapa Hai, Miiko! di Indonesia masih tetap kuat. Jadi mereka juga kaget dan berterima kasih. Alhamdulilllah, berarti rejeki, terima kasih juga kepada fans Miiko, tetap setia ngikutin. Shogakukan, terutama Ono-sensei, beliau tuh benar-benar amaze, “kok bisa ya”, gitu. Kami juga kaget, “Kok bisa ya”, apa ya yang membedakan Hai, Miiko! dengan shojo yang lain.”
Q: Apakah ada bocoran mengenai cerita komik Hai, Miiko! ke depannya? Mungkinkah akan diceritakan sampai mereka SMA?
Ayu: “Sebenarnya Ono-sensei awalnya cerita Hai, Miiko! ingin berhenti di SD, jadi saat lulus SD ya sudah, selesai. Tapi dari editornya bilang “Gimana kalau misalnya Miiko naik ke SMP”. Kami sih pengennya sampai SMA, semoga terwujud. Di volume 37, Ono-sensei bercerita, akhir-akhir ini sakit-sakitan, suka demam berminggu-minggu, makanya beberapa cerita volume 37 di majalahnya sempat ketunda. Jadi kami sebagai penggemar mendoakan kesehatan Ono-sensei, semoga Miiko bisa diceritakan sampai SMA.”
Q: Apakah ada kemungkinan Ono-sensei akan datang lagi ke Indonesia untuk meet & greet?
Tika: “Kalau teman-teman sadar perbedaannya waktu beliau datang pada tahun 2013 dan 2017, itu ada pengurangan sesi tanda tangan, karena memang selama 4 tahun itu beliau kecapekan. Jadi memang secara alamiah kesehatannya menurun, cuma kalau ditanya ada kemungkinan, sebenarnya pengen banget dan sedang diusahakan, mohon doa dan dukungannya ya. Semoga beliau sehat terus ya.”
Q: Mari-chan ‘kan selama ini dipanggil “Mari-chan”. Sekitar volume 34 atau 35, kenapa Miiko dan Yukko manggilnya “Mari” dan bukan “Mari-chan”, kenapa ya?
Ayu: “Jadi berubahnya dimulai dari volume 36 dan 37, volume 35 masih “Mari-chan”. Jadi setelah dicek memang dari penerjemahnya ternyata mulai menghapus dari volume 36. Waktu kami proofread, itu terlewat. Tapi kami dengar teman-teman bilang, “Harusnya Mari-chan”, dan memang harusnya “Mari-chan”, dan di volume 38 nanti akan jadi “Mari-chan”. Terima kasih yang sudah bertanya, boleh banget misalnya kalau ada kayak gini-gini, kabari ke kami.”
Pemenang Ucapan Ulang Tahun Untuk Miiko

Ada 3 orang terpilih yang memenangkan ucapan ulang tahun untuk Miiko.
Kuis

Ada 2 orang yang berhasil menjawab kuis seputar komik Hai, Miiko!.
Foto Bersama



Beberapa perwakilan peserta dipanggil ke atas panggung untuk acara tiup lilin bersama. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama serta perekaman video ucapan selamat ulang tahun untuk Miiko dan dukungan untuk Ono-sensei.




Itulah keseruan acara Perayaan Peluncuran Komik dan Ulang Tahun Hai, Miiko!, banyak sekali peserta yang hadir. Banyak juga peserta yang menceritakan pengalamannya tumbuh bersama komik Hai, Miiko!, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, dan banyak juga hadiah yang dibagikan oleh m&c!.
Pameran Komik
Pameran komik Hai, Miiko! berlangsung selama satu bulan penuh, yaitu di bulan Mei 2025. Terdapat reading corner dan spot foto bertemakan Hai, Miiko!.






Photobooth Challenge
Terdapat photobooth challenge yang bisa kalian ikuti.


