Ranking Semua Season My Hero Academia dari yang Biasa Aja Sampai yang Epic Banget!

Dengan season kedelapan dan terakhir My Hero Academia yang akan tayang di musim gugur 2025, sekarang adalah saat yang tepat untuk Titipers bernostalgia dan mengurutkan semua season yang sudah tayang sejauh ini—dari yang paling biasa saja sampai yang benar-benar epic dan bikin kamu susah move on. Dalam 8 tahun penayangannya sejak Mei 2018, anime ini sudah menghadirkan 159 episode penuh aksi heroik, drama emosional, dan pertarungan sengit yang tak terlupakan.

Kisah Izuku Midoriya alias Deku dalam mengejar impiannya jadi Pro Hero #1 punya banyak titik puncak dan titik lelah, tergantung season mana Titipers menontonnya. Ada season yang tempo-nya terlalu lambat, tapi ada juga yang penuh momen legendaris dan bikin bulu kuduk berdiri. Nah, daripada bingung mulai dari mana (atau mengulang yang mana), yuk kita ranking semua season My Hero Academia dari yang paling kurang greget sampai yang paling epik!

BACA JUGA:

Animanga

10 Sidekick Terbaik di My Hero Academia

7. Season 5

Sulit memang untuk menyebut salah satu season My Hero Academia sebagai yang “terburuk”, karena semuanya tetap punya momen penting dan layak untuk ditonton. Tapi kalau harus memilih, Season 5 adalah kandidat kuat sebagai yang terlemah di seri ini. Season ini mencoba menyatukan beberapa konflik besar sekaligus, dari pertarungan Latihan Gabungan Kelas 1-A vs. Kelas 1-B yang sudah lama dinanti, hingga dinamika keluarga Todoroki yang beracun dan hubungan buruk dengan ayahnya yang kasar, serta terungkapnya kisah masa lalu Tomura Shigaraki yang tragis. Sayangnya, eksekusinya terasa sedikit datar.

Padahal, duel antar kelas ini adalah kesempatan emas untuk memamerkan kekuatan dan kepribadian siswa-siswa 1-B yang jarang mendapat sorotan. Beberapa momennya memang terasa menyenangkan dan memberi warna baru, tapi minimnya aksi yang mendebarkan membuat bagian ini terasa panjang. Untungnya, kisah mengenai pengembangan karakter Todoroki dan kisah kelam Tomura Shigaraki berhasil menyelamatkan season ini dari rasa bosan. Season 5 mungkin memang tidak penuh ledakan seperti season lainnya, tapi berhasil menyajikan lapisan emosional baru pada karakter-karakter kunci yang juga merupakan bagian penting dari serial ini.

6. Season 1

Season pertama My Hero Academia adalah fondasi dari semuanya. Mungkin tidak sedramatis dan semarak seperti season-season berikutnya, tapi di sinilah kita pertama kali mengenai dunia di mana hampir semua orang memiliki Quirk, kecuali Deku, si bocah penuh semangat dengan nol kekuatan tapi hati sebesar alam semesta.

Season 1 mengisahkan bagaimana Deku, yang awalnya Quirkless, secara tak terduga terpilih sebagai penerus Pro Hero #1 dan diterima di sekolah impiannya, UA High. Aksi di season ini memang belum seintens season lainnya, hanya serangan USJ yang menjadi satu-satunya bencana besar. Season ini melakukan pekerjaan yang fantastis dalam menyelidiki apa yang diperlukan untuk menjadi Pro Hero dan kehidupan sehari-hari pada siswa di sekolah, yang terkadang tidak muncul di season-season setelahnya.

5. Season 2

Kalau Season 1 adalah pengantar dunia dan karakter, maka Season 2 adalah titik di mana My Hero Academia mulai benar-benar unjuk gigi. Festival Olahraga UA yang melegenda membuka season ini dengan penuh energi. Di sini, para siswa bertarung habis-habisan untuk mendapatkan posisi #1, baik dalam tim maupun individual. Parade Quirk yang keren, taktik brilian, dan rivalitas panas meledak di setiap episodenya, bikin season ini layak untuk ditonton.

Tapi, kekuatan season ini tidak berhenti di arena turnamen. Arc Vs. Hero Killer menandai kemunculan ancaman besar pertama bagi UA High, dan menjadi titik balik emosional bagi karakter Tenya Ida yang mengejar Stain sendirian demi membalas dendam atas apa yang telah dilakukan Stain kepada kakak laki-lakinya. Season 2 sukses menjaga keseimbangan antara drama kehidupan sekolah dan kekacauan di dunia luar. Ini adalah season di mana banyak karakter penting yang mulai tumbuh dan memamerkan keterampilan mereka kepada penonton baik dalam lingkungan yang terkendali maupun dalam situasi yang genting.

4. Season 3

Season 3 My Hero Academia mengalami perubahan drastis dari dua season sebelumnya. Kali ini, para siswa UA High benar-benar dipaksa menghadapi kenyataan pahit menjadi seorang pahlawan. Kamp Pelatihan Hutan yang seharusnya menjadi ajang peningkatan kemampuan malah berubah menjadi zona perang ketika League of Villain menyerang dan menculik Bakugo. Tanpa ragu, teman-teman sekelasnya bersatu dan melakukan pelarian nekat demi menyelamatkannya.

Season ini juga menampilkan pertarungan epik antara All Might dan All For One. Dengan kekuatan terakhirnya, All Might menjatuhkan musuh bebuyutannya… lalu menunjuk ke arah Deku sambil berkata dengan suara gemetar, “Selanjutnya, giliranmu.” Sebuah adegan yang meremukkan hati sekaligus membakar semangat siapa pun yang menontonnya.

Season 3 adalah roller coaster emosi, dengan insiden penculikan Bakugo dan hilangnya seluruh kekuatan All Might. Tapi juga mengandung banyak hal positif, seperti para siswa UA High yang akhirnya memperoleh Lisensi Pahlawan Sementara dan memulai hidup baru di asrama.

3. Season 6

Season 6 adalah season paling tak terduga dari My Hero Academia karena memiliki nuansa yang sangat berbeda dari lima season sebelumnya. Di tengah kekacauan besar akibat serangan League of Villain, Deku mulai merasa muak dengan bahaya dan korban yang terus berjatuhan. Merasa bertanggung jawab dan ingin melindungi semua orang, ia memutuskan keluar dari UA High dan bertarung sendirian sebagai vigilante. Deku biasanya digambarkan sebagai pribadi yang optimis dan penuh harapan. Jadi meskipun mengejutkan melihat sosoknya yang tangguh, mandiri, dan pesimis, season ini telah memberikan karakter Deku perkembangan yang lebih baik dengan menambahkan lebih banyak dualitas dan nuansa pada kepribadiannya.

Meskipun ia akhirnya kembali ke UA High dan mengakui bahwa menghadapi penjahat sendirian mungkin bukan pilihan yang paling bijaksana, perkembangan karakternya di Season 6 sangat substansial, dan ia benar-benar mengejutkan penonton dengan cara yang menarik dengan keputusan dan perubahan sikapnya. Season 6 mengingatkan penggemar untuk tidak membatasi Deku dengan berasumsi bahwa ia akan selalu bertindak dengan cara tertentu dan mengungkapkan karakteristik dalam dirinya yang sebelumnya tidak terlihat. Ia juga mampu menunjukkan seberapa jauh ia telah berkembang sebagai pahlawan, dan seberapa mahir ia menggunakan One For All, yang menyebabkan beberapa pertarungan mendebarkan di mana ia meraih kemenangan, bahkan sendirian.

2. Season 7

Season 7 adalah awal dari akhir. Season terbaru My Hero Academia ini merupakan tontonan penuh aksi yang mambawa perang melawan Shigaraki dan All For One ke puncaknya. Taruhannya lebih tinggi dari sebelumnya, dan atmosfer ketegangan sudah terasa sejak episode pertama. Horikoshi tidak segan-segan membunuh karakter utama dan mengungkapkan betapa mengerikannya kondisi saat itu.

Kehadiran Star and Stripe, Pro Hero favorit penggemar, menjadi salah satu highlight season ini. Meskipun ia tidak memainkan peran yang signifikan seperti yang diinginkan para penggemar, kehadirannya menjadi pengingat bahwa mungkin masih ada karakter baru yang akan ikut bergabung dalam pertempuran, bahkan di akhir seri nantinya.

Dengan kualitas animasi yang terbaik dan alur cerita yang semakin padat, Season 7 mempersembahkan duel-duel emosional yang sudah lama ditunggu oleh para penggemar, seperti pertarungan Bakugo vs. Shigaraki dan Ochaco vs. Toga.

1. Season 4

Di antara semua season My Hero Academia, Season 4 menjadi season paling berkesan di hati banyak penggemar. Fokus utama season ini adalah Shie Hassaikai Arc, saat Deku dan para Pro Hero berpacu melawan waktu untuk menyelamatkan Eri—seorang gadis kecil dengan Quirk luar biasa yang disiksa dan dimanipulasi oleh Overhaul demi ambisi kriminalnya. Arc ini begitu kelam dan emosional, bahkan Kohei Horikoshi, sang kreator, mengakui betapa suramnya cerita yang ia hadirkan di sini.

Sebagai penyeimbang, Shie Hassaikai Arc langsung dilanjutkan dengan U.A. School Festival Arc—alur yang jauh lebih cerah, optimis, dan menyentuh. Perpindahan suasana ini membuat penonton bisa bernapas sejenak sambil menikmati sisi kemanusiaan dari para siswa UA High yang selama ini terus berada di bawah tekanan.

Season 4 terasa begitu istimewa karena mampu menampilkan dua sisi dunia pahlawan secara seimbang, kerasnya medan pertempuran dan hangatnya kehidupan sekolah. Dari pertarungan penuh aksi dan ketegangan hingga momen panggung musik yang menyentuh, semuanya diramu dengan sangat baik. Karena keberhasilannya memadukan dua suasana ini, tak berlebihan jika Season 4 dianggap sebagai season terbaik My Hero Academia sejauh ini.

Dari langkah awal Deku sebagai bocah tanpa Quirk hingga pertempuran brutal yang menentukan nasib dunia, setiap season My Hero Academia membawa warna dan emosi yang berbeda. Serial ini tak sekadar soal kekuatan super dan pertarungan seru, ada cerita tentang tumbuh dewasa, rasa kehilangan, persahabatan, dan harapan yang tak pernah padam.

Kini, dengan Season 7 yang membawa kita mendekati akhir, sudah jelas kalau My Hero Academia tidak hanya tentang menjadi pahlawan, tapi juga tentang belajar menghadapi sisi tergelap dunia sambil tetap menjaga cahaya dalam diri sendiri. Dan selama ada satu orang yang masih bisa tersenyum karena kita, berarti perjuangan itu belum berakhir.

Jadi, menurut Titipers, season mana yang menurutmu paling epik? Atau justru paling bikin nangis?

sumber: screentrant

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang