Biawak Wonosobo Cuma Rp50 Juta, Tapi Estetiknya Menyaingi 8 Patung Ikonik di Jepang Ini


Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan oleh sebuah patung biawak yang berdiri gagah di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Bukannya jadi bahan candaan seperti yang biasa terjadi pada patung-patung daerah, patung ini justru menuai pujian. Bentuknya yang sangat realistis—dari tekstur kulit, ekspresi wajah, hingga postur tubuh—membuat banyak orang menyangka bahwa biaya pembuatannya pasti mahal. Tapi ternyata… hanya Rp50 juta!
Yap, angka itu bikin banyak netizen geleng-geleng. Soalnya di belahan Indonesia lain, tak jarang patung-patung yang bentuknya “sulit dijelaskan” justru memakan biaya hingga ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Patung biawak ini pun langsung naik kasta: dari sekadar penunjuk lokasi jadi simbol efisiensi dan estetika. Banyak warganet sampai bilang, “Patung ini harusnya dijadikan standar nasional.”
Fenomena ini mengingatkan kita bahwa patung bukan cuma soal dekorasi, tapi juga soal rasa, bentuk, dan makna. Dan bicara soal itu, Jepang adalah salah satu negara yang punya banyak monumen dan patung publik dengan estetika luar biasa. Dari yang penuh filosofi sampai yang sekadar memanjakan mata, negeri sakura ini punya segalanya.
Nah, sebagai pembanding sekaligus apresiasi seni, yuk kita lihat 8 patung ikonik dan estetik di Jepang yang—siapa tahu—bisa bersanding sejajar dengan sang biawak Wonosobo!
8 Patung Ikonik dan Estetik di Jepang
1. Great Buddha of Kamakura (Kamakura Daibutsu)


Patung perunggu raksasa ini sudah berdiri sejak abad ke-13 dan menjadi salah satu ikon paling terkenal di wilayah Kanto. Dengan tinggi 11,3 meter dan berat 121 ton, Kamakura Daibutsu adalah patung Buddha Amida terbesar kedua di Jepang setelah patung di Todaiji, Nara. Keagungannya tak hanya terletak pada ukuran, tapi juga ketenangan ekspresinya yang menenangkan.
Awalnya, patung ini ditempatkan di dalam aula kuil, namun bangunan tersebut beberapa kali hancur akibat badai, tsunami, dan gempa pada abad ke-14 dan 15. Sejak tahun 1498, patung ini dibiarkan terbuka, menghadapi langsung elemen alam. Sejak itu, patung ini menjadi lambang spiritual dan kebanggaan kota Kamakura hingga hari ini.
Jangan Lewatkan
- Sandal Jerami Buddha sepanjang 1,8 meter
- Aula Kangetsudo, yang berasal dari Seoul abad ke-15
- Berikan sedikit sumbangan dan jelajahi bagian dalam patung
Alamat | 4-2-28 Hase, Kamakura-shi, Kanagawa-ken 248-0016 Jepang – MAP |
Akses | 7 menit jalan kaki dari Stasiun Hase. Dari Tokyo, naik Shonan Shinjuku line dari Stasiun Shinjuku ke Stasiun Kamakura. Dari sana, ganti dengan Kereta Api Listrik Enoshima menuju Fujisawa lalu turun di Stasiun Hase. |
Jam Buka | 08.00 – 17.30 (sampai pukul 17:00 dari Oktober-Maret) |
2. Hachiko Statue


Foto: Live Japan
Di tengah hiruk-pikuk Shibuya, berdiri patung kecil tapi sarat makna: Hachiko, si anjing Akita yang dikenal karena kesetiaannya menunggu sang pemilik di Stasiun Shibuya setiap hari—bahkan setelah tuannya meninggal dunia. Kisah menyentuh ini begitu ikonik hingga patung Hachiko kini menjadi salah satu titik temu paling populer di Tokyo, sekaligus simbol cinta dan kesetiaan yang abadi.
Kisah Hachiko menginspirasi banyak bentuk penghormatan lain, dari mural keluarga anjing di dinding stasiun, hingga patung kedua di depan Tower Records. Bahkan, pada tahun 2015, Universitas Tokyo mempersembahkan patung yang menggambarkan reuni bahagia antara Hachiko dan tuannya, Profesor Ueno. Kisah ini juga telah diangkat ke layar lebar, termasuk versi Hollywood berjudul Hachi: A Dog’s Story yang dibintangi Richard Gere.


Alamat | 2-1, Dogenzaka, Shibuya-ku, Tokyo, 150-0043 |
Akses | Beberapa langkah dari pintu keluar Stasiun Shibuya. |
3. Ushiku Daibutsu


Dibangun pada tahun 1993, Ushiku Daibutsu merupakan salah satu dari tiga patung Buddha terbesar di dunia, dan menjadi lambang spiritual sekaligus daya tarik wisata utama di Prefektur Ibaraki. Patung Buddha Amida ini menjulang setinggi 120 meter—setara gedung 38 lantai—dan beratnya mencapai 4.000 ton. Saking besarnya, banyak yang berseloroh bahwa patung Buddha Todaiji di Nara bahkan bisa “muat” di atas telapak tangannya.
Selain kemegahannya, pengunjung juga bisa masuk ke dalam patung untuk menikmati museum mini, ruang meditasi, dan dek observasi dengan pemandangan yang luar biasa. Di sekitarnya terdapat taman bunga yang indah sepanjang tahun, mulai dari sakura, peony, hingga kosmos. Bahkan pengunjung diperbolehkan memetik bunga sebagai suvenir. Kolam koi dan area taman menjadikannya tempat yang cocok untuk keluarga dan pengunjung dari segala usia.
Jangan Lewatkan
- Naik ke lantai observasi setinggi 85 meter untuk memandangi lanskap
- Jalan-jalan di taman terdekat dan menikmati bunga-bunga musiman
Alamat | 2-1, Dogenzaka, Shibuya-ku, Tokyo, 150-0043 |
Akses | Dari Tokyo, Naik kereta JR Joba Line dari Stasiun Nippori ke Stasiun Ushiku. Lanjutkan dengan menaiki bus dari pintu keluar Platform 2 menuju halte bus Ushiku-Daibutsu. |
4. Giant Unicorn GUNDAM Robot


Di depan pusat perbelanjaan DiverCity Tokyo di Odaiba, berdiri sebuah ikon pop culture Jepang yang tak kalah megah dari patung-patung bersejarah, Gundam Unicorn. Patung setinggi 19,7 meter ini menggantikan RX-78-2 Gundam klasik pada tahun 2017, dan langsung menjadi favorit baru para penggemar anime maupun wisatawan biasa. Keunikan utamanya? Patung ini bisa bertransformasi!
Empat kali sehari—pukul 11.00, 13.00, 15.00, dan 17.00—Gundam berubah dari Mode Unicorn (dengan satu tanduk) ke Mode Destroyer, menampilkan panel-panel bercahaya yang tersembunyi. Setelah matahari terbenam, pertunjukan cahaya dan proyeksi anime menjadikan pengalaman ini semakin futuristik. Bagi pencinta anime, ini bukan sekadar patung—ini adalah nostalgia yang bisa disentuh dan disaksikan secara langsung.
Alamat | DiverCity Tokyo Plaza 1-1-10 Aomi, Koto-ku, Tokyo, 135-0064 Jepang |
Akses | 3 menit jalan kaki dari Stasiun Teleport Tokyo (Rinkai Line) |
5. The Statue of Peace


Patung Perdamaian di Taman Perdamaian Nagasaki bukan sekadar karya seni, tapi simbol penuh makna dari tragedi kemanusiaan dan harapan akan dunia yang damai. Dirancang oleh pematung Seibou Kitamura, patung setinggi 10 meter ini dibangun untuk memperingati korban bom atom Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Tangan kanannya menunjuk ke langit, sebagai peringatan akan bahaya senjata nuklir, sementara tangan kirinya yang terentang melambangkan perdamaian abadi.
Detail tubuh patung juga penuh makna. Wajah tenangnya menggambarkan doa untuk jiwa para korban, mata yang terpejam mencerminkan meditasi, kaki kanan terlipat menandakan kedamaian batin, dan kaki kiri yang menjejak tanah menyerukan aksi nyata demi perdamaian. Tak jauh dari sana, ribuan burung bangau origami yang dikirim dari seluruh dunia menggantung sebagai simbol harapan dan solidaritas. Mengunjungi tempat ini adalah momen refleksi yang mendalam bagi siapa pun yang datang.
Alamat | Nagasaki Peace Park 9 Matsuyama-machi, Nagasaki-shi, Nagasaki-ken, Jepang |
Akses | Naik trem jalur 1 atau 3 dari Stasiun JR Nagasaki ke halte Peace Park (Heiwa Koen), lalu lanjutkan dengan berjalan kaki sebentar ke arah museum |
6. Godzilla Head


Jika ada yang bisa menyaingi patung biawak Wonosobo dalam urusan tampil mencolok, mungkin hanya Godzilla—sang monster legendaris Jepang. Sejak April 2015, sebuah kepala Godzilla raksasa “muncul” di kawasan Kabukicho, Shinjuku, tepatnya di lantai 8 Gedung Toho. Kepala setinggi 12 meter ini dibuat berdasarkan penampilan Godzilla dalam film Godzilla vs Mothra (1992), dan menjadi daya tarik utama bagi pecinta film maupun turis yang lalu-lalang di jantung Tokyo.


Terbuat dari fiberglass khusus dan diproduksi oleh Toho Eizo Bijutsu (studio efek film legendaris Jepang), kepala Godzilla ini memiliki berat sekitar 80 ton! Dari Jalan Yasukuni, Titipers bisa melihat monster ini sedang mengintip di balik gedung—benar-benar seperti Godzilla sungguhan yang sedang mengamati kota. Jika ingin melihat lebih dekat, kamu bisa menginap di Hotel Gracery Shinjuku.
Tapi bukan hanya Shinjuku yang menjadi markas Godzilla. Di sisi selatan Stasiun Yurakucho, tepat di atas Loket Tiket Hibiya, berdiri patung Godzilla versi Shin Godzilla (2016) yang lebih ramping dan terlihat jauh lebih ganas. Patung ini merupakan Godzilla terbesar yang bisa Titipers lihat di permukaan jalan Tokyo, dan menariknya, menurut plakat resmi, bagian dalam patung menyimpan naskah syuting serta alur cerita akhir dari film Godzilla tahun 1954. Suatu penghormatan penuh makna untuk monster yang tidak pernah benar-benar tidur dalam imajinasi publik Jepang.
Alamat | Lantai 8 Gedung Shinjuku Toho 1-19-1, Kabukicho, Shinjuku-ku, Tokyo, 160-0021 |
Akses | 5 menit jalan kaki dari pintu keluar timur Stasiun JR Shinjuku |
7. Kusunoki Masashige Statue


Di salah satu sudut taman luas Kokyo Gaien, tepat di depan Istana Kekaisaran Tokyo, berdiri gagah patung perunggu Kusunoki Masashige—komandan militer yang dikenal karena kesetiaannya tanpa batas kepada Kaisar Go-Daigo pada abad ke-14. Pose berkudanya yang tegas dan ekspresi wajah yang penuh determinasi menjadikan patung ini salah satu ikon perunggu paling terkenal di Tokyo.
Yang membuat patung ini istimewa bukan hanya tokoh bersejarahnya, tetapi juga proses pembuatannya yang luar biasa. Patung ini dibuat untuk memperingati 200 tahun Tambang Tembaga Besshi, dan pengerjaannya melibatkan para seniman ternama seperti Takamura Koun dan Goto Sadayuki. Karena tidak ada referensi fisik yang pasti tentang penampilan Masashige, para seniman menggabungkan imajinasi artistik dengan riset sejarah mendalam. Bahkan untuk bagian kudanya, Goto Teiko sampai membedah bangkai kuda dan bepergian ke Tohoku demi menghasilkan anatomi yang akurat.
Hasilnya adalah sebuah karya seni penuh semangat yang membutuhkan lebih dari satu dekade untuk diselesaikan. Jika Titipers berjalan-jalan di area istana kekaisaran, sempatkan untuk berhenti sejenak di sini—lihat dari dekat detail baju zirah, ekspresi wajah, dan kekuatan pose patung yang seolah membawa kembali semangat kesatria zaman feodal Jepang.
Alamat | 1-1, Kokyogaien, Chiyoda-ku, Tokyo |
Akses | 5 menit jalan kaki dari Stasiun Subway “Nijubahimae <Marunouchi>” |
8. Maman


Bagi pecinta seni kontemporer (atau penantang arachnofobia), Maman karya Louise Bourgeois adalah landmark yang tak mungkin terlewatkan saat berjalan-jalan di area Roppongi Hills. Berdiri dengan anggun (dan agak mengancam) setinggi lebih dari 9 meter dengan bentang kaki mencapai 10 meter, patung laba-laba ini telah menjadi ikon fotografi sekaligus titik temu yang cukup memacu adrenalin bagi yang takut serangga berkaki delapan.
Patung ini bukan hanya karya seni monumental, tapi juga penuh simbol. Jika Titipers berani berdiri di bawahnya dan menatap ke atas, kamu akan menemukan sekumpulan 26 telur marmer tersimpan rapi di bagian perut sang laba-laba, dilindungi oleh struktur toraks dari perunggu bergaris yang detailnya begitu memesona. Laba-laba ini bukan satu-satunya—ada enam replika perunggu lain yang tersebar di dunia, menjadikan versi Roppongi bagian dari keluarga global seni kontemporer.
Maman pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 1999 di Tate Modern, London, dan sejak itu terus membangkitkan rasa kagum (dan mungkin sedikit geli) di mana pun ia ditempatkan.
Alamat | Roppongi Hills, 6-10-1, Roppongi, Minatoku, Tokyo-to |
Akses | 382 m dari Stasiun Roppongi |
BACA JUGA:
Dari delapan patung ikonik dan estetik di atas, kita bisa lihat bahwa Jepang nggak main-main soal karya seni di ruang publik. Mulai dari dewa perang berkuda, monster raksasa, sampai laba-laba setinggi rumah dua lantai, semuanya bukan cuma megah, tapi juga penuh makna dan karakter.
Tapi kisah patung biawak Wonosobo membuktikan bahwa estetika nggak harus mahal. Kadang, dengan niat dan eksekusi yang tepat, karya sederhana pun bisa mencuri perhatian dan meninggalkan kesan mendalam.
Dan siapa tahu, suatu hari nanti, ada turis asing yang datang ke Indonesia dan bilang, “Saya ke sini cuma mau foto bareng patung biawak itu!” Bisa jadi, kan?
Artikel ini disusun dari berbagai sumber.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang