KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Jepang Tawarkan Impor Mobilnya Sendiri dari Amerika? Serius Nih?

Tapi apakah konsumen di Jepang mau membeli mobil Jepang buatan Amerika?

BLOG-Jepang tawarkan Impor Mobilnya sendiri dari amerika

Pernah dengar istilah “impor terbalik”? Kedengarannya seperti lelucon, tapi Jepang kini benar-benar mempertimbangkannya sebagai solusi untuk menghindari tarif tinggi dari Amerika Serikat. Gagasan ini muncul di tengah panasnya negosiasi dagang antara dua raksasa otomotif dunia—dan tentu saja, semuanya berawal dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Beberapa waktu lalu, Trump—yang dikenal suka “menyeimbangan” neraca dagang dengan cara yang keras—menerapkan tarif besar-besaran terhadap banyak negara, termasuk Jepang. Salah satunya? Tarif impor mobil sebesar 25%!

Meskipun tarif itu sempat ditangguhkan, ancamannya masih belum hilang, dan negosiasi dagang antara Jepang-AS pun terus berlanjut. Salah satu isu terbesarnya? Ketimpangan besar dalam perdagangan mobil.

Bayangkan saja, Toyota berhasil menjual lebih dari 2,3 juta unit mobil di AS tahun lalu, dan seperempatnya bahkan langsung dikirim dari Jepang. Tapi mobil buatan Amerika di Jepang? GM cuma berhasil menjual sekitar 1.000 unit per tahun. Bukan karena ada larangan, tapi karena mobil Amerika diilai kurang cocok buat kondisi dan selera pasar Jepang. Terlalu besar, boros bahan bakar, dan sering kali terasa “asing” bagi konsumen lokal.

Dalam perundingan dagang terbaru, Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, menyodorkan ide yang cukup unik: bagaimana kalau produsen mobil Jepang membuat mobil untuk pasar Jepang di pabrik-pabrik mereka di Amerika, lengkap dengan setir kanan dan semua standar lokal, lalu mengirimkannya kembali ke Jepang?

Tujuannya? Untuk menghindari tarif mahal sekaligus menunjukkan iktikad baik dalam negosiasi. Tapi warganet Jepang punya reaksi lain dan sebagian besar bernada sinis.

“Bukankah harganya akan jadi lebih mahal? Tidak akan ada yang membelinya.”

“Mereka akan dibuat dengan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi dan kemudian dikirim ke tempat yang jauh sebelum dijual di Jepang…”


“Bukankah ini akan merugikan pekerja pabrik mobil dan baja Jepang?”

“Saya berasumsi semua mobil pemerintah akan menjadi Chevy setelah ini.”

“Cukup buat lebih banyak [mobil Jepang di] pabrik-pabrik di Amerika daripada mengekspornya. Jangan membebani kami dengan omong kosong ini.”

:BUkankah perusahaan-perusahaan Amerika membangun di tempat-tempat seperti Kanada dan Meksiko? Mengapa kita menjadi masalah?”

“Camry kembali lagi, sayang!”

Yang menarik, ini bukan kali pertama ide “reverse import” dicoba. Di

strategi “reverse import” ini pernah dicoba di akhir 1980-an dan awal 1990-an, saat defisit dagang AS dengan Jepang juga membengkak, strategi serupa pernah diterapkan. Honda mengirim Accord dari AS ke Jepang, dan Tokyota mencoba dengan Camry Wagon. Tapi hasilnya? Gagal total.

Mobil-mobil itu nggak laku karena konsumen Jepang merasa mobil buatan luar negeri (meskipun mereknya Jepang) tidak sehandal produksi lokal. Satu-satunya nilai jualnya mungkin setir kiri yang terkesan eksotis—tapi itu pun tidak cukup.

Di atas kertas, strategi ini mungkin terdengar logis secara politis. Tapi dari sisi konsumen dan pasar, mengimpor mobil Jepang dari Amerika ke Jepang terasa seperti ide yang dipaksakan.

Dengan waktu semakin mepet sebelum tarif baru diberlakukan kembali, kedua negara harus segera menemukan titik temu. Tapi kalau “solusinya” justru bikin warga Jepang garuk-garuk kepala, mungkin ini saatnya mempertimbangkan opsi lain yang lebih realistis.

Sumber: Soranews24

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang