[URBAN LEGEND] Aka Manto, Hantu Toilet Berjubah Merah
Aka Manto atau dalam bahasa Indonesia berarti Jubah Merah adalah legenda urban Jepang tentang hantu yang bergentayangan di sekitar toilet tua sekolah. Ia digambarkan sebagai pembunuh berantai atau hantu yang mengenakan jubah merah dan topeng putih. Hantu tersebut akan menawarkan tissu merah dan biru pada korbannya. Ketika ia masih hidup, kabarnya ia merupakan pria tampan yang selalu dibuntuti oleh penggemarnya, sehingga ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya.
Aka Manto bersembunyi di toilet wanita. Setiap ada orang yang masuk ke dalam toilet, ia selalu menanyakan, “Mana yang kamu pilih, tisu merah atau tisu biru?” Jika menjawab merah, ia akan menggorok leher korbannya atau memotong kepala korban hingga darah mengalir ke punggung dan terlihat seperti menggunakan jubah merah. Jika menjawab biru, ia akan mencekik leher korban hingga wajah korban berubah menjadi biru dan mati lemas karena kekurangan napas. Jangan menanyakan tentang warna ketiga karena jika ada yang melakukannya, lantai di bawah korban akan terbuka dan muncul tangan-tangan pucat yang akan menyeret korban ke neraka.
Di sebuah sekolah di Jepang yang terletal di kota Tokyo, ada hantu bernama Aka Manto yang menghantui toilet wanita. Setiap siswa tahu mengenani cerita tersebut, sehingga mereka selalu menghindari kamar mandi tua yang terletak di dekat gymnasium. Pada suatu hari, seorang siswa sangat ingin ke toilet. Karena ia sudah tidak tahan lagi dan toilet tua itu adalah yang terdekat, ia memutuskan untu menggunakan toilet tua tersebut. Tanpa berpikir panjang, ia menggunakan bilik toilet keempat karena toilet itu yang paling bersih. Ketika ia hendak mengambil tissu toilet, ia tidak menemukannya, Saat itulah ia mendengar suara Aka Manto dari luar pintu bilik toiletnya.
“Tisu merah atau biru?” tanya Aka Manto.
“Merah” jawab gadis itu. Aka Manto mendobrak pintu bilik toilet dan menikam siswa tersebut. Pakaian siswa itu berlumuran darah.
Beberapa bulan kemudian, seorang siswa lain sangat ingin ke toilet untuk buang air. Ia tahu cerita tentang pembunuhan seorang siswa di toilet wanita dekat gymnasium belum terselesaikan. Namun, tidak ada toilet lain yang bisa ia gunakan. Akhirnya ia terpaksa menggunakan toilet di dekat gymnasium. Ia menggunakan bilik toilet keempat. Dan ketika ia ingin mengambil tisu toilet, hal yang sama terjadi. ia tidak menemukan tisu toilet di dalam bilik toilet tersebut.
“Kamu mau tisu merah atau biru?” tanya Aka Manto dari luar bilik toilet.
Siswa tersebut ingat apa yang terjadi dengan siswa sebelumnya yang menjawab tissu merah. Ia pun menjawab, “Tisu biru.”
Malam harinya, polisi menemukan siswa perempuan tersebut tewas di dalam bilik toilet. Wajahnya membiru karena mati lemas.
Satu tahun beralu. Seorang siswa perempuan lagi-lagi menggunakan toilet tua itu. Ia mengetahui cerita 2 siswa perempuan sebelumnya yang ditemukan tewas di toilet itu. Ia pun membawa tisu sendiri. Namun, ketika membuk tasnya, tisu yang ia bawa hilang.
“Tisu merah atau biru?” tanya Aka Manti.
Karena ia tidak ingin tewas seperti 2 siswa sebelumnya, ia pun menjawab “Tisu kuning.” Lantai toilet yang ia gunakan terbuka dan ia terseret ke dalamnya.
Kabarnya Aka Manto masih menghantui bilik keempat toilet tersebut hingga hari ini. Para guru melarang siswanya menggunakan toilet tersebut karena takut apa yang akan terjadi jika toilet tersebut digunakan.
Cerita Aka Manto versi ini pertama kali dibuat pada tahun 1930-an. Selama 70 tahun terakhir, penampilannya telah berubah dari yang mengenakan jaket kimono pendek berwarna merah tanpa lengan, jaket kimono pendek berwarna merah lengan panjang, hingga mengenakan jubah merah.
Banyak kisah yang mempengaruhi cerita Aka Manto ini. Salah satunya adalah kisah Kainade, monster penghuni toilet lainnya yang bersembunyi di toilet rumah-rumah tua di Kyoto. Kainade hanya muncul ketika festival Setsubun pada tanggal 3 Februari. Dalam kisah Kainade, jika orang berjongkok di atas toilet tradisional Jepang, sepasang tangan akan muncul menyentuh pantatnya. Satu-satunya cara menghentikan monster itu adalah berjongkok sambil bertanya “Tisu putih atau tisu merah?” dan monster itu akan pergi.
Versi lain dari cerita Aka Manto adalah ia menculik dan membunuh orang. Cerita tersebut berawal ketika seorang pria mengenakan selimut merah mengunjungi sebuah toko kecil saat larut malam. Ia mengaku bahwa ia adalah seorang pelayan dan tuannya sedang sakit keras. Ia meyakinkan bahwa ayahnya akan datang untuk datang membantunya dan kembali untuk ibunya beberapa jam kemudian. Saat ia datang untuk ketiga kalinya, ia berusaha untuk membawa anak-anak. Namun, para tetangga mengatakan bahwa anak-anak sudah tidur. Pria berselimut merah tersebut tidak mau pergi. Pasangan itu ditemukan tewas dan pria selimut merah tidak pernah ditemukan lagi.
Cerita tersebut berdasarkan kisah pembunuhan “Ao Getto” atau pembunuhan selimut biru. Pada tahun 1906 di Fukui, Jepang, tiga anggota keluarga dibunuh secara brutal oleh seorang pria menggunakan selimur biru. Dokumen penyelidikan tidak dirilis dalam bahasa Inggris, sehingga banyak yang tidak tahu bagaimana penyelidikan itu berakhir.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: bulbapp, wikipedia, japanesestation
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
[blog_posts style=”default” columns__md=”1″ cat=”5055″ posts=”20″ excerpt=”false” show_category=”label” comments=”false” image_height=”100%”]