Titipers generasi ’90an dan 2000-an mungkin familiar dengan file sharing platform seperti BitTorrent, Limewire. Sistem Peer to Peer (P2P) membolehkan pengguna komputer untuk berbagi file dengan pengguna komputer lain yang terhubung melalui internet. Sebuah terobosan bagus pada zaman itu, yang menjadi sumber kesuksesan penerusnya seperti Youtube, blockchain, dan platform sosial media sekarang ini.
WINNY: PIONIR P2P FILE SHARING YANG DISUNTIK MATI PEMERITAH JEPANG
Sangat disayangkan, pemerintah Jepang tidak melihat potensi tersebut dan memilih untuk “mematikan” platform P2P termasuk Winny. Salah satu platform P2P file sharing terpopuler pada masa itu. Pada tahun 2002, Winny dirilis oleh asisten peneliti komputer yang dikenal sebagai 47-shi (Mr. 47). Awalnya memiliki nama WinMX, kemudian huruf M dan X masing-masing diganti menjadi N dan Y (WinNY).
Winny menjadi sangat populer karena kemudahannya dalam memperoleh berkas antar pengguna. Namun dikarenanakan anonimitas pengguna, platform ini disalahgunakan untuk membagikan film dan musik yang memiliki copyright secara ilegal.
Kisah ironi ini secara tuntas akan dimuat menjadi film yang berjudul “Winny”. Dan akan tayang pada bulan Maret 2023. Film ini secara khusus akan membahas jatuh bangunnya Isamu Kaneko, sang pencipta Winny dalam mengembangkan dan mempertahankan ciptaanya itu. Film ini akan dibintangi oleh Masahiro Higashide (Death Note: Light Up the New World) sebagai Kaneko dan Takahiro Miura (Attack on Titan) sebagai Toshimitsu Dan, pengacara Kaneko yang berjuang untuknya selama bertahun-tahun di persidangan.
Yusaku Matsumoto (Kamisama no Ekohiiki, Made in Japan) akan menulis dan menyutradarai film ini. Sedangkan KDDI dan Nakachika akan mendistribusikan nya di layar lebar dan platform digital.
JEPANG SANGAT “STRICT” DALAM URUSAN “COPYRIGHT”
Jepang cukup ketat dengan peraturan mengenai hak cipta. Dua pengguna Winny ditangkap oleh Kepolisian Prefektur Kyoto pada 28 November 2003, atas aksi pelanggaran hak cipta dari file yang mereka bagikan di Winny. Kejadian tersebut mengakibatkan penemu sekaligus pencipta Winny, Isamu Kaneko ditahan dan dijatuhi hukuman atas dugaan mendukungpelanggaran hak cipta pada 10 Mei 2004.
Shinzo Abe yang saat itu menjabat sebagai kepala kabinet politik, menegaskan kepada publik dalam konferensi pers bahwa penggunaan winny dilarang, setelah mengalami kebocoran data karena mengandung banyak virus, dan bahkan menyebar di dalam platform sharing tersebut.
Sidang pengadilan pun mulai berjalan di bulan September tahun 2004 di Pengadilan Distrik Kyoto. Tepat pada Desember 2006, Kaneko dihukum karena membantu pelanggaran hak cipta dan dituntut untuk membayar denda sebesar 1,5 juta Yen (sekitar 157.406.445,06 Rupiah), Ia mengajukan banding atas putusan tersebut.
Barulah pada tanggal 20 Desember 2011, ia resmi dibersihkan dari segala tuduhan oleh hakim. Penuntut tidak bisa memberikan bukti kalau Kaneko memberikan dukungan atas aksi pelanggaran hak cipta. Akhirnya di tahun 2013, Isamu Kaneko meninggal akibat serangan jantung di umur ke-42.
HYPE YANG TERBANGUN SEJAK PENGUMUMAN RILIS FILM WINNY
Pada Februari 2018, Produser Satoshi Furuhashi meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk membuat film dokumentasi perjalanan Winny. Kampanye ini menghasilkan lebih dari delapan kali target, 100.000 yen (sekitar 10.448.982,98 Rupiah pada saat itu).
Secara khusus, Furushi mengutip cerita kesuksesan Facebook dalam film The Social Network yang disutradarai oleh David Flincher di tahun 2010, untuk ia tuangkan menjadi pesaing versi Jepang-nya di film Winny. Film ini akan menggambarkan bagaimana teknologi Winny memelopori tren internet saat ini seperti Bitcoin dan NFT, serta menunjukkan bagaimana sistem hukum Jepang pada saat itu menghambat inovasi teknologi.
Walaupun kejadian ini sudah lewat bertahun-tahun yang lalu, banyak komunitas online yang sangat mengingat dan membahas sosok Kaneko setelah pengumuman rilis film ini dikeluarkan :
“Setelah dia turun, torrents muncul untuk menggantikannya. Mereka baru saja menghancurkan seorang jenius tanpa alasan. ”
“Jika kita tidak beradaptasi dengan teknologi baru, tidak akan ada kemajuan.”
“Saya ingin melihatnya di bioskop hanya untuk ironi dari iklan anti-pelanggaran hak cipta yang muncul sebelumnya.”
Sangat disayangkan, karena Winny berpotensi menjadi pionir Jepang dalam teknologi data sharing. Jika saja pemerintah mau mendanai dan memperbaiki platform tersebut secara menyeluruh.
Bagaimana Titipers, sungguh ironi bukan perjalanan Winny dan Kaneko? Nantikan selengkapnya di layar lebar pada Maret 2023 mendatang!
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: soranews24, animenewsnetwork
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
[blog_posts style=”default” columns__md=”1″ cat=”5032″ posts=”20″ excerpt=”false” show_category=”label” comments=”false” image_height=”100%”]