KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Gempa Megathrust Mengintai: Belajar Dari Jepang Untuk Menghadapi Gempa Bumi

Gempa Megathrust Indonesia

Berada di jalur patahan besar, membuat Indonesia dan Jepang mengalami banyak gempa bumi setiap tahunnya. Beberapa terasa besar dan beberapa lainnya tidak terlalu terasa, namun terkadang ada gempa bumi besar dan bahkan dahsyat. Dengan kemajuan teknologi, beberapa gempa kini sudah dapat diprediksi. Namun, alam tidak bisa ditaklukkan, dan gempa bumi adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi. Dengan peringatan potensi gempa megathrust yang dikeluarkan oleh BMKG Indonesia, mari kita belajar dari Jepang untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk.

Gempa bumi adalah fenomena alam yang tak terhindarkan, terutama di wilayah yang secara geologis aktif seperti Jepang dan Indonesia. Baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia mengeluarkan peringatan mengenai potensi gempa megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikatakan “tinggal menunggu waktu” karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar”, ujar Daryono, dikutip dari Kompas.com pada Senin (12/8).

Mengingat risiko tersebut, penting bagi kita untuk belajar dari negara yang sudah berpengalaman dalam menghadapi gempa besar seperti Jepang. Baru-baru ini, negara sakura tersebut juga melaporkan akan adanya gempa besar yang menghantam beberapa wilayahnya. Artikel ini akan membahas langkah-langkah apa saja yang dapat diambil jika terjadi gempa bumi di Jepang, dengan harapan dapat menjadi referensi bagi Titipers dalam menghadapi potensi bencana serupa di Indonesia.

Hal yang Harus Dipersiapkan Untuk Menghadapi Potensi Gempa Bumi

image: tokyoweekender

Ada baiknya kita bersiap menghadapi segala jenis bencana, termasuk gempa bumi. Secara sederhana, persiapan melibatkan hal-hal berikut.

  • Ketahui rute evakuasi. Tidak hanya dari rumah Titipers tetapi juga dari tempat kerja, sekolah anak-anak, dan tempat-tempat yang sering Titipers kunjungi. Cetaklah peta, karena Google tidak dapat diandalkan saat terjadi bencana.
  • Catat nomor telepon penting. Simpan dalam perlengkapan darurat Titipers. Selain kontak keluarga dan teman, catat juga kontak darurat dan nomor kedutaan Titipers.
  • Kemas perlengkapan standar untuk menghadapi gempa bumi. Perlengkapan tersebut harus mencakup:
    • Air — idealnya untuk tiga hari per orang (satu liter per hari)
    • Ransum darurat — pilihlah barang-barang seperti makanan kaleng dan biskuit yang dapat dimakan tanpa sumber panas. Idealnya juga untuk tiga hari per orang
    • Peralatan P3K
    • Salinan paspor, kartu tempat tinggal, akte tanah, dan buku media apa pun (simpan dalam wadah ziplock)
    • Uang tunai
    • Senter dan/atau lilin — usahakan untuk mencari yang bertenaga tangan jika memungkinkan
    • Radio — usahakan untuk mencari yang bertenaga tangan jika memungkinkan
    • Ponsel dan pengisi daya — vaik yang bertenaga baterai atau tenaga surya
    • Lembaran vinil, jas hujan, dan pakaian pelindung
    • Korek api dan/atau pematik api
    • Pembuka kaleng, pisau
    • Produk sanitasi untuk wanita (jika diperlukan)
    • Popok, susu bubuk, botol bayi (jika diperlukan)
    • Obat untuk penyakit kronis (jika diperlukan)
    • Selimut atau sleeping mat
  • Amankan rumah Titipers dari gempa. Amankan furnitur (lemari, rak buku, dll) dan barang elektronik besar (microwave, lemari es, dll) yang dapat jatuh saat terjadi gempa. Hindari meletakkan benda di dalam atau dekat pintu masuk, dan di dekat sumber api. Titipers bisa menggunakan tali suspensi untuk mengencangkan dan mengamankan barang.
  • Unduh aplikasi gempa. Banyak ponsel Jepang kini memiliki alarm gempa di sistem operasi mereka. Di Indonesia, aplikasi seperti ini belum ada, Titipers bisa terus memantau berita untuk mengetahui berita terkini seputar gempa yang terjadi.

Hal yang Harus Dilakukan Selama Gempa Bumi Berlangsung

image: tokyoweekender
  • Ketika gempa bumi terjadi atau ketika Titipers menerima Peringatan Dini Gempa Bumi, segera matikan semua peralatan yang menggunakan gas untuk mencegah kebakaran dan segeralah berlindung, idealnya di bawah kursi atau meja, meskipun pintu dan dekat pilar juga relatif aman. Tutupi kepala dan leher Titipers dengan bantal, bantalan kursi, atau tangan Titipers. Jauhi jendela atau perabot besar yang tidak stabil.
  • Jika di luar, merunduklah dan tutupi kepala dan leher Titipers dengan tas atau tangan (idealnya di area terbuka), sambil menjauh dari jendela, area pantai dan sungai. Jika Titipers naik angkutan umum, lakukan hal yang sama lalu ikuti petunjuk yang diberikan oleh kondektur atau pengemudi.
  • Jika sedang mengemudi, menepilah ke area aman dan tetap di dalam mobil. Matikan mesin dan dengarkan radio untuk berita terbaru. Jika Titipers perlu mengungsi, keluarlah dari mobil dan biarkan pintunya tidak terkunci dengan kunci tetap dibiarkan di dalam mobil; hal ini memudahkan regu penyelamat membersihkan jalan jika diperlukan.
  • Meskipun sebagian besar gempa bumi cenderung berlangsung tidak lebih dari 10 detik, tetaplah dalam posisi tersebut selama beberapa menit, karena benda-benda mungkin terjatuh dan gempa susulan bisa terjadi.
  • Jangen bergerak jika tidak perlu; Titipers tidak akan bisa melarikan diri dari gempa bumi. Tetap di dalam kecuali Titipers disuruh mengungsi; mencoba meninggalkan tempat kerja atau sekolah dalam waktu bersamaan akan menyebabkan sistem transportasi membludak dan menjadi tidak efisien.
  • Jika ada peringatan tsunami, segera evakuasi diri ke tempat evakuasi yang ditentukan di lingkungan sekitar, atau ke tempat yang lebih tinggi.
  • Jika Titipers tinggal di dekat gunung, berhati-hatilah karena tanah longsor dapat terjadi setelah gempa bumi, dan lakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan Titipers.
  • Jangan gunakan lift saat evakuasi; mungkin ada gempa susulan, yang bisa menyebabkan Titipers terjebak di dalamnya.
  • Jika Titipers terjebak di dalam lift, tekan tombol darurat (biasanya ditandai dengan simbol telepon) untuk berkomunikasi dengan layanan penolong. Banyak lift baru dilengkapi dengan kotak darurat, yang berisi perbekalan jika Titipers terjebak selama berjam-jam atau berhari-hari.
  • Yang paling utama, cobalah untuk tetap tenang dan jangan panik.

Itulah beberapa tips yang perlu Titipers ingat ketika menghadapi bencana alam gempa bumi di Jepang. Peringatan gempa megathrust menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Gempa bumi bukan satu-satunya ancaman yang kita hadapi. Perubahan iklim, bencana hidrometerologi, dan bencana lainnya juga mengancam keselamatan kita. Oleh karena itu, membangun ketangguhan masyarakat harus menjadi prioritas kita bersama. Mari kita belajar dari pengalaman Jepang dan negara-negara lain yang telah berhasil dalam menghadapi bencana.

BACA JUGA: Bagaimana Cara Masyarakat Jepang Menghadapi Badai Tornado di Jepang?

BACA JUGA: Cara Bertahan Hidup Dari Musim Hujan di Jepang

BACA JUGA: Cara Mengatasi Musim Salju Lebat Ala Jepang, No. 4 Bisa Menjadi Rekomendasi Dekorasi Rumah yang Menawan di Semua Musim

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

sumber: japantravel ; japantimes
gambar sampul diambil dari kompas.com

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang