KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Yokai Kappa: Dewa Sungai yang Centil

Dalam cerita rakyat tradisional Jepang, kappa (anak sungai) juga dikenal sebagai kawatarō (川太郎, “anak sungai”). Kappa adalah kami (dewa, roh, mitologi) reptiloid yang memiliki kemiripan dengan yokai. Hidup di sungai yang mengalir selama berbulan-bulan. Lebih mudahnya simak ciri dan kebiasaan kappa.

Ciri-ciri Yokai Kappa

Umumnya bentuk kappa mirip seperti anak manusia, meski bertubuh kecil, namun fisik mereka lebih kuat daripada pria dewasa. Kulitnya bersisik dan berubah-ubah, terkadang berwarna hijau tua, berwarna merah terang, bahkan bisa berubah jadi warna biru. Karena hidup di air, tubuh Kappa akan berubah seperti bebek yang memiliki tangan dan kaki berselaput tanpa ibu jari, paruh dan cangkangnya seperti kura-kura, dan kulitnya yang kedap air dan elastis berbau amis seperti ikan, konon katanya dapat dilepas. Ciri-ciri lain yang dimiliki kappa adalah mereka memiliki tiga anus yang memungkinkan mereka mengeluarkan gas tiga kali lebih banyak daripada manusia.

bentuk yokai kappa

Menurut beberapa catatan, lengan kappa terhubung satu sama lain melalui batang tubuh dan dapat meluncur dari satu sisi ke sisi lainnya. Meskipun mereka pada dasarnya adalah makhluk air, terkadang mereka menjelajah ke daratan. Saat mereka berjalan di daratan, “piringan” di kepala mereka dapat ditutup dengan tutup logam untuk perlindungan dan cangkang itu bisa dilepas.

Cara mudah mengenali kappa adalah cekungan seperti piring yang berada di atas tengkorak mereka. Dipercaya piring tersebut adalah sumber kekuatan, kappa harus selalu mengisinya dengan air. Jika isinya tumpah dan mengering, kappa tidak bisa bergerak bahkan bisa mati. Selain itu kappa juga bisa berbahaya jika tidak dihormati sebagai dewa.  

Tradisi zaman Edo

Kepercayaan rakyat Jepang mengklaim bahwa timun adalah makanan tradisional favorit kappa. Pada festival, persembahan mentimun sering dibuat untuk kappa. Disebut-sebut juga kappa menyukai makanan favorit lainnya, seperti terong Jepang, soba (mie soba), natto (kedelai fermentasi), atau kabocha (labu Jepang).

Kappa dipuja dalam Shinto sebagai dewa air. Tidak jarang melihat persembahan mentimun yang dibuat di tepi sungai oleh manusia yang taat. Sebagai balasannya, kappa membantu orang dengan mengairi ladang, berteman dengan anak-anak yang kesepian, atau berkompetisi dengan orang dewasa dalam olahraga dan permainan.

Di Edo (Tokyo lama), ada tradisi di mana orang-orang akan menulis nama-nama anggota keluarga mereka di mentimun dan mengirim mereka ke sungai untuk menenangkan kappa dan mencegah keluarga dari cedera di sungai. Di beberapa daerah, ada kebiasaan untuk memakan mentimun sebelum berenang sebagai perlindungan, tetapi di daerah lain diyakini bahwa tindakan ini akan menjamin serangan. 

Kappa dianggap sebagai ancaman

kappa

Sebagai monster air, kappa menjadi penyebab atas tenggelamnya orang, dan sering dikatakan mencoba untuk memikat orang ke dalam air dan menarik mereka dengan keterampilan gulat mereka yang hebat. Mereka kadang-kadang dikatakan mengambil korbannya untuk tujuan meminum darah mereka, kemudian memakan hati mereka, atau mendapatkan kekuatan dengan mengambil shirikodama (尻子玉) mereka, bola mistis yang dikatakan berisi jiwa, yang terletak di dalam anus.

Untuk keamanan anak-anak tentang bahanya kappa yang mengintai di sungai dan danau, karena kappa sering memikat dan mengajak orang mengikutinya ke air. Bahkan saat ini, tanda-tanda peringatan tentang kappa muncul di badan air di beberapa kota dan desa Jepang.

Kappa juga bisa kasar dan berbahaya. Beberapa danau dan sungai di Jepang yang diduga menjadi tempat tinggal mereka tinggal sering ditandai dengan tanda peringatan. Kappa membenci sapi dan kuda, dan akan menyerang hewan-hewan itu tanpa alasan sama sekali. Sikapnya yang nakal, mereka suka kentut dengan keras di depan umum dan suka mengintip kimono wanita. Terkadang kenakalan mereka berubah menjadi kekerasan.

Kappa juga dikenal menculik atau memperkosa wanita yang sedang berenang, dan membunuh orang dengan cara menyerang korban dan menenggelamkannya, atau menggigit mereka sampai mati di bawah air. Kappa juga melahap manusia hidup-hidup.

Siapapun yang terkena jebakan kappa di dalam air, ia tidak akan bisa diselamatkan. Namun, jika di daratan, kappa mudah terkecoh; kappa yang terhormat akan merasa berkewajiban untuk membalas bungkukan. Jika kappa dapat ditipu untuk membungkuk begitu rendah hingga air di wadahnya tumpah, kappa dapat dikalahkan. Setelah dikalahkan, kappa harus bersumpah setia dan bersahabat dengan pemenangnya selama sisa hidup mereka.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: yokai wikipedia

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang