47 Tahun Dipenjara Tanpa Kesalahan, Iwao Hakamada Kini Menuntut Keadilan

BLOG-Iwao Hakamada Kini Menuntut Keadilan

Menghabiskan hampir lima dekade di balik jeruji besi untuk kejahatan yang tidak pernah dilakukannya, Iwao Hakamada akhirnya dinyatakan tidak bersalah pada tahun 2024.

Hampir lima dekade di balik jeruji besi untuk kejahatan yang tidak dilakukannya—itulah kenyataan pahit yang dialami oleh Iwao Hakamada. Mantan petinju berusia 88 tahun ini akhirnya dinyatakan tidak bersalah pada tahun 2024 setelah melalui pengadilan ulang yang panjang dan melelahkan. Namun, perjuangannya belum selesai. Kini, ia menuntut kompensasi sebesar 217 juta yen (sekitar $1,4 juta) dari pemerintah Jepang sebagai bentuk keadilan atas penderitaan yang ia alami.

Kisah tragis Hakamada bermula pada tahun 1966, ketika ia dituduh membunuh sebuah keluarga beranggotakan empat orang di Prefektur Shizuoka. Pengadilan saat itu menjatuhkan hukuman mati, dan ia harus menjalani 47 tahun di penjara menunggu eksekusi yang bisa datang kapan saja. Hakamada akhirnya dibebaskan pada tahun 2014, tetapi dampak psikologis dan fisik dari pemenjaraannya yang salah tidak dapat dipulihkan.

Berdasarkan hukum Jepang, seseorang yang ditahan secara salah dan kemudian dibebaskan berhak menerima kompensasi antara 1.000 hingga 15.000 yen per hari. Tim hukum Hakamada sedang mencari jumlah tertinggi yang mungkin, yang jika dihitung berdasarkan masa penahanannya, mencapai 217 juta yen. Jika dikabulkan, ini akan menjadi pembayaran kompensasi pidana terbesar dalam sejarah Jepang. Namun, apakah itu cukup?

Bagi banyak orang, jumlah tersebut terasa sangat kecil dibandingkan dengan penderitaan yang dialami Hakamada. Selama hampir lima dekade, ia hidup dalam ketakutan konstan, tidak pernah tahu kapan hukuman matinya akan dilaksanakan. Trauma psikologis yang dialaminya tak ternilai harganya, dan ia kehilangan sebagian besar hidupnya karena kesalahan sistem peradilan.

Kini, saat tuntutan kompensasi diajukan, publik Jepang dan dunia menanti keputusan pengadilan. Akankah sistem hukum Jepang benar-benar mengakui besarnya penderitaan Hakamada? Ataukah kasus ini akan menjadi pengingat pahit bahwa sistem peradilan masih memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki?

sumber: tokyohive

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang