KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

8 Perilaku Penumpang Kereta yang Paling Sering Dikeluhkan di Jepang

blog-8 Kebiasaan Penumpang Kereta yang Paling Mengganggu di Jepang

Naik kereta jadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di Jepang. Tapi, di balik sistem transportasi yang terkenal tepat waktu dan efisien ini, ada beberapa perilaku penumpang kereta yang kurang menyenangkan yang bisa jadi sumber stres penumpang lainnya.

Situs Biz Hits Career Blog melakukan survei kepada 500 pengguna kereta berusia 20–60 tahun ke atas, dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebanyak 91,6% responden mengaku pernah terganggu oleh ulah sesama penumpang. Lalu, seperti apa sebenarnya perilaku penumpang kereta yang paling sering dikeluhkan?

Berikut delapan kebiasaan penumpang yang paling bikin kesal, dari hasil survei terbaru di Jepang:

8 Perilaku Penumpang Kereta yang Paling Sering Dikeluhkan di Jepang

8. Batuk dan Bersin Sembarangan (4,8%)

Etika saat bersin dan batuk di ruang publik sangat penting, apalagi di era pasca-pandemi. Beberapa penumpang masih mengeluhkan orang yang bersin tanpa menutup mulut atau tidak memakai masker di kereta yang penuh sesak.

7. Bau Menyengat (8,2%)

Wewangian bisa jadi penyegar, tapi kalau berlebihan bisa jadi bumerang. Beberapa responden mengaku terganggu oleh bau badan, parfum yang terlalu kuat, atau pelembut pakaian yang menyengat di dalam gerbong yang penuh.

6. Menaiki Kereta Secara Paksa Saat Sudah Penuh (8.2%)

Kereta sudah penuh? Tunggu kereta berikutnya. Tapi tidak sedikit penumpang yang tetap memaksa masuk, bahkan mendorong orang lain hanya untuk mendapatkan sedikit ruang. Tindakan ini tidak hanya mengganggu, tapi juga bisa membahayakan keselamatan.

5. Membawa Tas Ransel di Punggung (11,8%)

Satu perilaku penumpang kereta yang sering jadi masalah klasik adalah ransel di punggung. Di tengah kereta yang padat, tas besar bisa menyenggol atau menghalangi ruang orang lain. Itulah kenapa banyak kampanye di Jepang menyarankan penumpang untuk membawa tas di depan tubuh atau meletakkannya di lantai.

4. Suara Earphone yang Bocor (12,4%)

Mendengarkan musik boleh, tapi jangan sampai orang lain juga ikut “dengerin” lagumu karena volume yang terlalu tinggi. Banyak yang merasa terganggu dengan suara bocor dari earphone penumpang lain, terutama di kereta yang hening dan penuh.

3. Tidak Memberi Ruang Bagi Orang Lain untuk Duduk (14,6%)

Menyilangkan kaki, menyender seenaknya, atau duduk dengan posisi menyebar seperti sedang di ruang tamu—semuanya bisa jadi sumber konflik kecil. Ruang sempit dalam kereta menuntut kesadaran ruang. Saat seseorang mengambil terlalu banyak ruang duduk, bukan hanya membuat sempit, tapi juga membuat orang lain merasa tidak dianggap.

2. Suara Percakapan yang Terlalu Keras (15,6%)

Berbicara di tempat umum bukan hal tabu, tapi volume adalah kunci. Di Jepang, pembicaraan dengan nada tinggi di kereta bisa dianggap bentuk egoisme. Apalagi jika yang dibahas adalah hal-hal pribadi seperti drama kantor atau gosip artis. Kadang, keheningan adalah bentuk terbaik dari kebersamaan di ruang publik.

1. Tidak Mau Bergerak dari Depan Pintu (18%)

Peringkat pertama dalam daftar perilaku penumpang kereta yang dianggap paling mengganggu adalah mereka yang tetap berdiri di depan atau samping pintu meskipun kondisi gerbong sudah penuh. Idealnya, penumpang yang berada di dekat pintu akan bergeser ke dalam atau bahkan turun sejenak untuk memberi jalan.

Sayangnya, masih banyak yang enggan bergerak, sehingga membuat penumpang lain sulit naik atau turun. Dalam suasana padat dan terburu-buru, sikap seperti ini dianggap egois dan tidak mempertimbangkan kenyamanan bersama.

Lalu, Bagaimana Penumpang Jepang Menghadapinya?

Menariknya, meski banyak yang terganggu, mayoritas penumpang memilih tidak melakukan konfrontasi langsung.

Menurut survei:

  • 58,2 persen memilih untuk menerima saja dan curhat ke teman atau keluarga.
  • 24,4 persen akan pindah gerbong.
  • 9 persen cukup dengan melotot tajam ke orang yang mengganggu.
  • 7 persen akan membalas dorongan kalau didorong lebih dulu.
  • 3,8 persen pasrah dengan memakai headphone.

Jadi kalau kamu merasa ada yang melototin kamu di kereta Jepang, jangan GR dulu. Bisa jadi kamu baru saja berdiri di tempat yang “terlarang”.

Naik kereta bisa jadi pengalaman yang nyaman jika semua orang mau saling menghargai. Menghindari perilaku penumpang kereta yang mengganggu bukan hanya soal etika, tapi juga bentuk kepedulian terhadap kenyamanan bersama.

Jadi, kalau kamu sering naik kereta, yuk mulai dari diri sendiri. Geser sedikit, kecilkan volume, dan pastikan aroma tubuh tetap bersahabat. Dengan begitu, siapa tahu perjalananmu (dan orang lain) jadi lebih menyenangkan.

Sumber: soranews24

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang