Operasi Anti Pembajakan AS Ungkap 12 Akun Leaker Anime Terkenal
Diduga leaker anime Jujutsu Kaisen milik Toho dan Demon Slayer milik Aniplex telah terungkap setelah operasi antipembajakan AS untuk memancing dan menangkap terduga pelaku.
Pada 30 Agustus 2024, pengadilan AS membuat gebrakan dengan memerintahkan pengungkapan identitas 12 akun leaker anime di platform X (sebelumnya Twitter), setelah Aniplex dan Toho berhasil memenangkan gugatan penting. Dalam sebuah utas viral yang diunggah oleh @MangaAlerts, rincian akun-akun ini diungkapkan secara detail, menunjukkan bagaimana mereka berhasil diidentifikasi. Gugatan tersebut menjelaskan secara mendalam proses perilisan episode, di mana episode anime memiliki jadwal rilis berbeda untuk TV dan streaming. Hak cipta secara tegas menetapkan bahwa episode yang ditujukan untuk streaming tidak boleh dirilis lebih awal, meskipun versi TV sudah ditayangkan.
BACA JUGA:
Pengadilan AS Perintahkan 12 Terduga Leaker Anime Untuk Mengungkapkan Identitas
Untuk menjebak akun-akun yang membocorkan episode sebelum waktu rilis streaming, Aniplex dan Toho melancarkan taktik cerdik. Mereka menyisipkan kredit staf palsu pada episode tertentu, berharap para akun leaker anime akan menyebarkannya secara online. Sesaat sebelum jadwal tayang TV dan streaming, versi asli yang benar dikirim untuk ditayangkan. Dengan cara ini, pemegang hak cipta dapat memantau media sosial dan mengonfirmasi kebocoran melalui gambar-gambar dengan kredit palsu yang beredar sebelum waktunya. Selain itu, tanda air tersembunyi juga disematkan pada versi streaming, yang bisa diungkap dengan mencerahkan gambar, memudahkan identifikasi jika tangkapan layar ilegal muncul sebelum rilis resmi.
Anime populer seperti Demon Slayer (Aniplex) dan Jujutsu Kaisen (Toho) menjadi umpan dalam operasi ini, sementara serial lain juga sedang diselidiki. Identitas 12 akun leaker anime telah diungkap, beberapa di antaranya menarik perhatian karena memiliki reputasi baik dalam komunitas anime. Akun-akun tersebut termasuk “WERLeaks,” “msthshra,” “\IDuckyx,” “Nakayasee,” “knyesta,” “SaaraAdam21,” “Snowz7x,” “seveninone71,” “jobisky,” “SinzsSzn2,” “Root25257968,” dan “mamutchiq2030”. Semuanya kini dalam penyelidikan terkait dugaan pelanggaran hak cipta. Meski bukti menunjukkan bahwa mereka membagikan konten bocoran, tidak ada jaminan bahwa niat mereka adalah untuk melanggar, mengingat cepatnya informasi tersebar di media sosial.
BACA JUGA:
Ketika Kasus Pengadilan Aniplex Inc & Togo Co. terungkap, tangkapan layar ini beredar dan akun-akun yang “mengklaim bahwa itu nyata” tidak pernah menjelaskan “di mana” atau “bagaimana” mereka mendapatkannya, sehingga saya mempertanyakan keabsahan tangkapan layar tersebut.
Selain itu, akun Nakyasee mengaku tidak tahu mengapa nama mereka ada di sana “ini benar-benar tidak masuk aka dan absurd”.
Jadi, seseorang sepertinya berbohong atau meninggalkan konteks yang SANGAT penting.
Hal ini mendorong saya untuk meluangkan waktu untuk benar-benar membuka SEMUA 174 halaman kasus ini dan melihat apa yang sebenarnya ada di dalamnya dan apa yang saya temukan cukup mengejutkan.
Sebagai kata pengantar, ini mungkan akan menjadi thread terpanjang yang saya buat, jadi saya akan memberikan TL;DR di bagian akhir.
Sekarang dokumen ini dianggap sebagai catatan publik yang jika Anda memiliki akses ke PACER, Anda dapat menemukannya melalui nomor kasus: 3:24-mc-80141. Di sepanjang thread ini, saya akan memposting nomor halaman & nomor bukti sehingga mudah untuk diikuti.
tak [erlu dikatakan lagi bahwa semua yang akan saya tunjukkan adalah “dugaan tindakan” yang dilakukan oleh kedua belas akun tersebut dan semuanya “Tidak Bersalah sampai Terbukti Bersalah di Pengadilan”.
Langkah Toho dan Aniplex ini adalah bagian dari serangkaian upaya intensif untuk memberantas pembajakan yang terus menggerogoti industri hiburan. Kedua raksasa anime tersebut merupakan anggota dari CODA (Content Overseas Distribution Association), sebuah organisasi yang memiliki pengaruh besar seperti MPA (Motion Picture Association of America) yang menaungi perusahaan-perusahaan besar seperti Netflix, Disney, dan Warner Bros. Baru-baru ini, CODA mencetak kemenangan besar dalam fase kedua dari operasi internasional “Operation Animes” di Brasil, yang berhasil menutup 16 situs pembajakan dengan total lebih dari 100 juta kunjungan bulanan dan menangkap para operatornya. Namun, kebocoran konten tetap menjadi momok besar bagi industri, dengan Netflix baru saja menghadapi salah satu pelanggaran anime terparah dalam sejarah akibat serangan terhadap perusahaan pascaproduksi Iyuno.
sumber: cbr
Ikuti terus berita-berita terbaru di kanal Titip Jepang. Yuk baca artikel lainnya di sini !
Jangan lupa ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang