KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Membandingkan Karakter Manga Duet Fujiko Fujio

Beberapa hari yang lalu dunia kehilangan salah satu komikus ternama asal Jepang yang karyanya telah dikenal hingga seluruh penjuru dunia. Motoo Abiko atau yang lebih dikenal dengan nama pena Fujiko A. Fujio merupakan penulis dari manga terkenal Ninja Hattori. Dia turut menjadi bagian dari nama besar Fujiko Fujio bersama dengan Hiroshi Fujimoto. Duo mangaka tersebut terbilang sukses mendominasi dunia animanga pada masanya.

Sekalipun telah memutuskan berpisah pada tahun 1987, keduanya masih tetap produktif melahirkan karya-karya turut hadir di pertelevisian Indonesia. Dari sekian banyak karya mereka, penulis telah merangkum serial manga yang setelah penulis lihat memiliki kemiripan satu sama lain. Adapun kelima serial tersebut adalah: Doraemon, Ninja Hattori, Kiteretsu daihyakka, Pokonyan (Rocky Rackat), dan P-Man.

Karakter Utama

 

Hal pertama yang perlu kita perhatikan dari kelima judul manga tersebut adalah karakter utama. Dari kelima judul tersebut hanya P-Man yang memiliki satu karakter utama, sisanya selalu bercerita tentang hubungan seorang anak biasa dengan suatu “makhluk” yang unik, entah robot, ninja, atau makhluk dengan kemampuan sihir. Untuk kasus P-Man dan Kiteretsu justru karakter utamanya yang punya kemampuan unik. Meskipun untuk kasus P-Man seiring cerita banyak teman-temannya juga punya kemampuan unik

Di antara kelima karya tersebut, hampir semuanya memiliki karakter utama anak laki-laki, kecuali Pokonyan, yang karakter utamanya adalah anak perempuan. Jika ingin dibandingkan Nobita (Doraemon) dan Kenichi (Hattori) memiliki tipikal yang sama, anak dengan kemampuan di bawah rata-rata yang tidak jarang dijahili oleh temannya. Adapun Kiteretsu justru berbanding terbalik. Di ceritanya, Kiteretsu justru anak jenius yang memiliki kemampuan membuat alat-alat layaknya Jimmy Neutron. Korosuke justru dalam hal ini merupakan robot yang diciptakan oleh Kiteretsu, tidak seperti Doraemon yang datang untuk membantu Nobita. Untuk kasus ini Doraemon malah terkesan mirip dengan Pokonyan, meskipun Pokonyan tidak berperan seperti orang yang lebih tua, tidak seperti Doraemon yang sering menasihati Nobita.

Heroine

Pokonyan dalam hal ini jelas berbeda dengan keempat judul lain, dikarenakan karakter utamanya yang seorang anak perempuan. Keempat judul lain sama-sama memiliki karakter perempuan yang disukai atau setidaknya berteman dengan karakter utama. Ada Shizuka di serial Doraemon, Yumeko di serial Ninja Hattori, Miyoko di serial Kiteretsu. Khusus untuk P-Man, ada karakter heroine pertama adalah Michiko dan yang kedua adalah Sumire. Sumire mungkin satu-satunya karakter yang memiliki perasaan suka ke karakter utama, namun layaknya karakter tsundere, dia cenderung menyembunyikannya.

Karakter Antagonis

Lagi-lagi ada kesamaan di beberapa serial tersebut, yakni tipikal karakter antagonis. Mungkin kurang tepat jika menyebut mereka karakter antagonis. Mungkin lebih tepatnya disebut teman yang menjengkelkan. Dari kelima series selalu ada anak bertubuh gemuk yang terkadang sering berbuat onar, kecuali pada Ninja Hattori. Di beberapa series, anak bertubuh gemuk ini akan menjadi anak nakal yang senang mengganggu teman-temannya. Butagorilla di Kiteretsu sangat mirip dengan karakter Giant di Doraemon. Di P-Man juga ada karaktar Kabao yang tidak jauh berebeda, seorang anak bertubuh gemuk yang juga menjadi pemimpin di kalangan anak-anak. Adapun pada Pokonyan, penulis sendiri lupa dengan nama dari anak tersebut, hanya saja seingat penulis dia bukanlah anak nakal yang suka mengganggu karakter utama.

Di sisi lain ada pula karakter lain yang juga tidak kalah mengesalkan di tiap serial tersebut. Karakter ini umumnya memiliki sifat pamer dan sering bersaing dengan karakter utama dalam hal apapun. Sebut saja Suneo di serial Doraemon atau Kimimaki di Ninja Hattori. Sabu di serial P-Man juga memiliki karakter mirip Suneo dalam hal menjadi kaki tangan Kabao, tapi untuk sifat pamernya sejauh ini penulis pikir tidak terlihat. Tongari pada Kiteretsu boleh jadi secara fisik mirip seperti Suneo, namun secara karakter cukup berbeda. Tongari jarang ditampilkan sebagai karakter menjengkelkan seperti halnya Suneo yang sering memamerkan kekayaannya. Hanya saja Tongari tidak jarang sering menjahili Korosuke, dan bukan Kiteretsu.

Apa yang dipaparkan di atas menunjukkan bahwa ada relasi kuat antara kelima karya duo Fujiko Fujio tersebut, baik ketika masih berkolaborasi, maupun ketika telah memutuskan berpisah. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kebersamaan mereka selama bertahun-tahun secara tidak sadar melahirkan suatu warna khas di industri anime. Di masa mendatang tidak jarang kita akan menemukan beberapa anime yang sedikit-banyak terpengaruh oleh karya-karya mereka berdua.

Dengan berpulangnya Fujiko A. Fujio sekaligus menandakan berakhirnya era duo komikus Fujiko Fujio. Meski begitu, generasi-generasi baru akan terus berdatangan. Generasi yang akan melanjutkan mimpi Fujiko Fujio dalam menyajikan suatu tayangan animasi yang tidak sekadar menghibur, namun juga memberikan nilai-nilai yang penting bagi anak-anak di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan selamat jalan dan terima kasih untuk karya-karya yang telah diberikan selama ini.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:

Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang