Wawancara Kolaborasi Eiichiro Oda x Gosho Aoyama Bagian 3! One Piece Tamat 3 Tahun Hoax? Naskah Final Detektif Conan?

Eiichiro Oda x Gosho Aoyama – Bagian 3

Sebulan lalu, ONE PIECE dan Detektif Conan sama-sama mengambil hiatus. Di penghujung hiatus mereka, ternyata malah direncanakan acara “ngobrol bareng” dari mangaka andalan dua majalah komik raksasa di Jepang, Weekly Shonen Jump (Shueisha) dan Weekly Shonen Sunday (Shogakukan). Karena wawancara ini sangaaaaat panjang, maka akan kami sajikan jadi tiga bagian, masing-masing berisi obrolan ringan dan menarik dari kedua mangaka papan atas tersebut. Silakan simak bagian pertama dari wawancara legendaris ini! Untuk wawancara bagian pertama bisa dibaca di sini dan bagian kedua bisa dibaca di sini.

– Setiap kali ‘ONE PIECE’ dan ‘Detektif Conan’ menerbitkan chapter baru, fans sangat bersemangat untuk membicarakannya. Apakah kalian berdua membaca diskusi para pembaca?

Oda: Aku ingin membicarakan ini dengan Aoyama-san juga. Kelihatannya belakangan banyak grup diskusi, kan?

Aoyama: Ah iya, di Internet ya. Seperti para Youtuber itu, kan.

Oda: Banyak yang di grup diskusi seperti mencoba memprediksi perkembangan serial kita di masa depan. Beberapa malah berhasil menebaknya, makanya kemudian aku mencoba tidak membacanya. Apa para fans juga berhasil menebak beberapa di serial seperti ‘Detektif Conan’?

Aoyama: Mereka kadang-kadang juga berhasil kok. Terkadang cepat banget bisa menebak hal-hal yang kusembunyikan. Yah, pada akhirnya kan aku hanya satu orang melawan sejuta ya. Kalau mereka menyatukan otak mereka, kasus-kasusku akan bisa tertebak dalam satu hari.

Oda: Satu banding sejuta! Satu orang lawan sejuta! Memang mustahil hahaha!

Aoyama: Para penyuka cerita detektif memang suka menebak-nebak dan berpikir. Banyak pembaca yang sudah menebak Renya Karasuma adalah bos Organisasi Hitam.

Oda: Kalau seperti itu, apa yang Anda lakukan? Cukup menyusahkan kan?

Aoyama: Tidak, kalau aku sih “Sudah berhasil tertebak, memang waktunya dibuka”, dan kubuka deh, haha. Masih banyak rahasia di luar itu soalnya. Kalau kamu, apa pernah membaca prediksi pembaca yang benar dan mengubahnya, Oda-kun?

Oda: Yah… Ada beberapa hal yang bisa kuubah dan yang tidak bisa. Kalau aku mengungkapkan plot terlalu besar, biasanya para pembaca akan bisa menebak karena aku sudah menanam benih-benih cerita sebelumnya. Karena itulah aku akan mencoba membuat perkembangan cerita yang menarik dan melampaui imajinasi pembaca. Saat memulai serialisasi ini, satu-satunya cara berhubungan dengan fans hanya melalui surat pembaca. Aku tidak pernah mengira dunia akan jadi seperti ini, semua orang membicarakan apa pun di Internet. Kalau aku tahu akan jadi seperti ini, aku tidak akan memberikan banyak petunjuk, haha!

Aoyama: Ah, begitu ya.

Oda: Tapi, kadang ada yang bertanya apakah teori-teori yang out-of-the-box itu benar atau tidak, dan aku jadi tidak enak pada mereka yang sudah membuat teori itu kalau aku mengelak menjawab. Aku mungkin sudah menghancurkan banyak teori-teori yang dipikirkan fans hanya dengan satu kata saja. Aku merasa tidak enak, jadi belakang aku cuma menjawab: “Ya, benar”. Kurasa jawaban itu bisa punya makna ganda, haha.

Aoyama: Tidak salah juga sih menjawab begitu, hahaha.

– Momen-momen yang sudah di-foreshadow bertahun-tahun lalu dan kemudian diungkapkan adalah hal yang mirip dari karya kalian berdua.

Oda: Saat aku membaca ‘Detektif Conan’, aku kagum dengan seberapa padat dan terencana settingnya. Pendekatanku sedikit berbeda, karena ada banyak sekali foreshadow, tapi di saat yang sama aku juga membuat banyak lubang di serial. Metode ini banyak membuat lubang-lubang cerita yang memungkinkanku untuk berpikir, “yang ini bisa disambungkan dengan ini dengan cara begini atau begitu”. Selain banyak foreshadow-foreshadow yang berlangsung bertahun-tahun, banyak hal-hal yang sekian lama dibiarkan bisa dibahas lagi di waktu yang tepat. Kalau aku membuat tipe penalaran dan benang-benang cerita seperti ‘Detektif Conan’, aku akan kesulitan pada saat pengungkapannya!

Aoyama: Saat aku masih menggarap ‘YAIBA’, aku juga menggambar dengan cara yang kamu jelaskan tadi. Pembaca akan sangat terkejut saat aku menyambungkan hal-hal yang sudah lama kutanam untuk kemudian kuungkapkan di cerita.

Oda: Iya, tapi metode Anda sekarang berbeda kan, Aoyama-san.

Aoyama: Sekarang aku menggambar dengan setting yang sudah matang. ‘Detektif Conan’ adalah sebuah cerita misteri yang besar yang utuh.

Aoyama-san, kapan Anda memberitahu editor tentang identitas bos Organisasi Hitam?

Aoyama: Editorku sekarang adalah editorku yang ke-13, tapi aku sudah memberitahu mereka sejak editor ke-8.

Apa Rahasia Mencapai Volume 100?

– Saat menggambar serial, bagaimana cara kalian mengatur mood apabila sedang mentok? Oda-sensei dulu pernah menjawab seperti ini: “Aku tidak mengubah mood. Aku ingin terus menggambar, jadi aku memberi tekanan pada diriku sendiri dengan memanggilku stafku dan bilang pada mereka untuk menungguku.”

Oda: Bukannya itu wawancara udah lama banget ya? Sekarang aku harus mengambil banyak break dan jadi lebih sadar diri terhadap kesehatanku. Bagaimana cara Anda merefresh pikiran, Aoayama-san?

Aoyama: Aku main video game dan menonton film. Tapi bagaimanapun bermain ya bermain dan bekerja ya bekerja. Aku tidak bisa memisahkan kedunya. Aku dari dulu tidak bisa mengerjakan dua hal dalam satu waktu.

Oda: Game apa yang Anda mainkan?

Aoyama: ‘Kantai Collection’ dan ‘Animal Crossing’. Game-game yang mudah dan sederhana.

Oda: Apa Anda juga berolahraga fisik?

Aoyama: Belakangan sih tidak, tapi dulu aku main baseball.

Oda: Sebelum corona, aku dulu mengumpulkan beberapa teman untuk main bola, tapi seiring waktu aku sadar kalau bola terlalu berat buat tubuhku. Aku juga dulu ada di klub bola, tapi badanku sangat tidak mendukung jadi kubuang impian berkarir di sana, hahaha.

Aoyama: Aku juga dulu di klub kendo, tapi aku tidak terlalu banyak bergerak. Aku cuma pergi untuk beli makan siang.

Oda: Kita itu tidak terlalu sehat ya? Aku juga jalan-jalan untuk main ‘Pokemon GO’.

Aoyama: Mungkin aku juga harus jalan-jalan, haha.

 Dengan serialisasi sepanjang ini, bagaimana Anda menentukan masa-masa break?

Aoyama: Sekarang, Conan merilis tiga chapter lalu break sementara ada spin-off yang berjalan dengan ritme rilis yang lebih oke, jadi aku menggunakan waktu sebulan untuk menggambar naskah untuk satu kasus.

Oda: Hal itu cuma bisa bekerja untuk serial seperti ‘Detektif Conan’, kan? Haha, pembaca lebih menerima karena Conan break setelah kasusnya selesai. ‘ONE PIECE’ di sisi lain ceritanya terus menerus berjalan jadi aku tidak bisa terlalu banyak mengambil break dengan cara seperti Conan. Sekarang aku lebih sering mendapat break dari Jump, jadi bisa sedikit lebih santai. Meski aslinya masih harus bekerja saat serialnya break, kan?

Aoyama: Benar kan? Aslinya aku tidak istirahat. Kalau tidak menggambar manga, aku mengerjakan film.

Oda: Pada akhirnya tidak ada istirahat ya? Hahaha.

– Apa kalian berdua punya rahasia mengenai serialisasi yang bisa mencapai 100 volume tanpa mengambil banyak break?

Aoyama: Tidak. Banyak yang bertanya, tapi sejujurnya aku tidak begitu punya rahasia. Kalau kamu, Oda-kun?

Oda: Benar! Sejak awal, aku tidak mengincar untuk melampaui 100 volume.

Aoyama: Saat ‘Detektif Conan’ mulai kupikir tidak akan bertahan lebih dari 1 volume, tapi mulai chapter dua, kupikir “Eh, jadi populer ya?”. Aku cukup kaget juga dengan seri ini yang terus menerus dapat peringakt 1. Saat itulah aku sadar kalau akan jadi masalah jika ceritanya tidak kukembangkan.

Oda: Aku selalu ingin menamatkan serialku. Meski begitu, aku juga merasa masih ada banyak hal yang ingin kugambar.

Aoyama: Aku paham banget! Masih ada banyak cerita yang belum kugambarkan!

Oda: Anda sangat menikmatinya ya, Aoyama-san. Hal ini sangat luar biasa. Aku pernah diberitahu oleh mangaka senior Jump: “Luar biasa sekali kau bisa sangat menikmati serialisasi.”

Aoyama: Benarkah? Kenapa?

Oda: Karena banyak yang cukup kesulitan untuk bisa terus menggambar.

Aoyama: Apa? Yang benar? Tidak mungkin ah.

 Jadi kalau ada rahasia kesuksesan, apakah itu berarti menikmati hal yang dilakukan?

Aoyama: Kurasa begitu. Semakin kita menikmati menggambar, semakin cepat kita ingin menuliskannya ke storyboard.

Oda: Anda kelihatan sangat menyukai misteri ya! Apa pernah merasa capek saat menggambar kasus-kasus yang berbeda?

Aoyama: Sangat suka. Aku suka sekali Sherlock Holmes sejak kecil. Kebetulan saat aku masih SD dulu, aku menuliskan di buku kelulusan kalau aku ingin menjadi mangaka yang menceritakan kisah-kisah detektif swasta.

Oda: Yang aku sukai adalah saat aku bisa bebas menggambar setting untuk pulau-pulau yang berbeda. Bahkan sejak ceritanya masuk ke Grand Line, aku sudah bebas menggambar apa pun yang kumau. Kerajaan-kerajaan yang terpisahkan oleh lautan ganas atau pulau dengan budaya dan iklim yang jauh berbeda. Saat ceritanya sampai ke pulau baru, aku menggambarkan itu semua. Jadi kalau ditanya apa aku ingin lebih banyak menggambar, aku ingin terus menggambar pulau-pulau semacam itu, tapi aku sadar kalau umurku juga terus bertambah, hahaha.

Aoyama: Ahh, ya, ada beberapa persamaan dengan ‘Detektif Conan’. Contohnya, kalau aku ingin menggambar sepak bola, aku bisa membaut kasus pembunuhan yang berpusat pada pemain bola. Meskipun batasannya hanya sekitar 3 chapter atau lebih sedikit. Kalau ditanya rahasia kenapa aku bisa terus bertahan sejauh ini, mungkin saja itu ya. ‘Detektif Conan’ memberikanku kebebasan untuk menggambar apa pun yang kuinginkan. Untuk hal-hal seperti baseball, yang dibutuhkan hanya mencari saat yang tepat untuk memusatkan cerita pada tema tersebut.

Saat kalian berdua menggambar, bagian mana yang lebih menyusahkan? Gambar atau plot?

Aoyama: Keduanya mungkin ya. Keduanya bisa menyusahkan tapi juga bisa menyenangkan, iya kan?

Oda: Oh? Buatku jelas plot. Aku tidak pernah lelah menggambar! Setelah perencanaan naskah selesai, sisanya tinggal menggambar. Jadi biasanya aku lebih ingin segera merampungkan naskahnya. Aku sangat suka menggambar sampai-sampai aku berharap seandainya saja aku memiliki waktu lebih banyak untuk menggambar hal yang kuinginkan. Tapi saat aku tidak ada waktu, aku berusaha sekuat tenaga menyelesaikan sebaik mungkin. Naskah yang membuatku lebih kesusahan.

Aoyama: Aku dulu juga sama denganmu saat masih seusiamu. Kalau tidak, tidak mungkin aku bisa menjaga jadwalku hanya dengan tidur tiga jam. Dulu aku sangat berantakan dan jarang tepat waktu, kalau dibandingkan dengan sekarang yang lebih tenang dan santai.

Oda: Meskipun kalau tidak tidur, seseorang bisa terus berkarya dan sukses, kan? Sebaliknya saat beristirahat, kita jadi sangat tidak tenang.

Aoyama: Dulu, saat aku sakit dan masuk rumah sakit, aku terus menerus khawatir. “Apa tidak apa-apa aku berhenti di sini?” dan semacamya.

Oda: Aku sangat paham perasaan Anda. Kita jadi sangat tidak tenang! Aku dulu juga pernah sakit sebentar, dan meskipun di rumah sakit aku tetap membawa alat warnaku dan menggambar halaman warna double spread dari rumah sakit.

Aoyama: Sangat sulit untuk bisa tenang. Kalau aku dulu menggambar ilustrasi khusus sebagai hadiah untuk pembaca Sunday Super, dan fans jadi sangat marah pada penerbit. “Aoyama-sensei masuk rumah sakit dan kalian masih memberinya pekerjaan?”, hahaha. Meskipun yang minta pekerjaan itu aku.

Oda: Dulu kupikir di rumah sakit bisa beristirahat dan sedikit bersantai. Nyatanya aku jadi sangat bersemangat dan ingin menggambar, aku juga memaksakan diri kalau menggambar satu halaman warna tidak akan jadi masalah. Serialisasi membuat kita merasa seperti dikejar dalam suatu perlombaan. Pada dasarnya tidak ada yang namanya istirahat, karena tenggat waktu terus menerus mengintai.

Secara umum, seperti apa sih rapat dengan editor untuk kalian berdua?

Aoyama: Rapat dengan editor biasanya jam 2 siang. Editor datang ke rumahku dan kami mendiskusikan hal-hal seperti serial TV dan majalah. Diskusi soal naskah biasanya dimulai sore hari.

Oda: Sepertinya makan waktu lama ya!

Aoyama: Banget! Editor yang bertanggung jawab biasanya memberikan ide soal metode-metode pelaku, tapi ada beberapa kali kami tidak berhasil dapat ide. Kami biasanya rehat dulu dan mendiskusikannya lagi besoknya. Dulu sekali, kami sampai begadang untuk mencari ide-ide, tapi sekarang sudah tidak lagi. Bagaimana rapat dengan editormu?

Oda: Biasanya lewat telepon.

Aoyama: Wow, hanya lewat telepon?

Oda: Dulu sekali kami sering bertemu langsung, tapi kemudian rasanya jadi lebih mudah kalau sekedar lewat telepon. Bagaimanapun, kita bisa meraba-raba ekspresi seseorang dari suaranya, dan saat mendengarkan nada bicara mereka ketika mereka sedang setuju atau tidak. Meskipun ya buatku, karya kami kan proyek yang berkelanjutan, jadi mentalitas yang dibangun untuk setiap rapat adalah agar bisa menyelesaikan chapter minggu ini dan menyambut chapter berikutnya.

Masih Berapa Lama Sampai Chapter Terakhir?

Dua serial kalian sudah mencapai poin yang sangat krusial. Identitas orang nomor 2 dari Organisasi Hitam, ‘Rum’ sudah terungkap, dan ‘ONE PIECE’ sudah mencapai saga terakhir!

Oda: Dulu awalnya kupikir ‘ONE PIECE’ bakal tamat dalam lima tahun, dan dalam waktu setahun setengah kru Luffy yang berjumlah sepuluh sudah berkumpul semua. Aku memikirkannya seperti video game, tapi dulu aku memang naif! Bukannya aku ingin memanjang-manjangkan cerita, tapi ceritanya yang berakhir jadi panjang!

Aoyama: Sama, haha.

Oda: Apa Anda pernah kepikiran soal “Baiklah, waktunya mengakhiri ‘Detektif Conan’?”

Aoyama: Ini antara kita saja, tapi aku sudah menggambarkan naskah untuk chapter akhir.

Oda: Serius!?

Aoyama:  Harusnya tidak kukatakan ya? Aku tidak ingin ada orang yang mencurinya, haha. Jadi tadi aku sudah cerita kan, aku pernah masuk rumah sakit. Di sana aku merenung kalau orang bisa saja mati tanpa peringatan, jadi kupikir lebih baik menggambarkannya? Kira-kira lima tahun lalu. Kupikir menggambarkan dulu naskahnya bukan hal yang besar, meskipun sekarang posisinya cuma sekedar sementara.

Oda: Kayaknya cuma sekedar keisengan ya. Tapi kalau Anda benar-benar menggambarnya, setidaknya Anda bisa menggambarnya dengan santai?

Aoyama: Kira-kira seperti itu ya. Tidak terlalu susah karena dari awal aku sudah menentukan detail-detail utamanya, tapi ada arc-arc dan cerita-cerita yang masih harus dilalui sebelum sampai ke sana…

Oda: Masih berapa lama hingga chapter terakhir?

Aoyama: Rahasia, haha. Aku mungkin akan menggambarkan ulang chapter finale-nya nanti… Hahaha.

Oda: Aku selalu membayangkan chapter akhir ‘ONE PIECE’ akan seperti ini, seiring waktu, situasi yang ada di sekitar (Luffy) terus berubah. Ceritanya akan berakhir saat One Piece ditemukan, haha. Bagaimanapun, arc berikutnya akan menjadi arc terakhir. 

Aoyama: Benarkah? Benar-benar akan berakhir?

Oda: Iya, buatku ini benar-benar arc terakhir.

Saya akan blak-blakan saja. Masih berapa tahun sampai chapter akhir?

Oda: Aku tidak yakin butuh berapa tahun ya… Aku sudah berulang kali menjawab pertanyaan seperti ini, jadi kredibilitasku soal ini benar-benar sudah jatuh, kali ini tidak akan kujawab, hahaha.

Aoyama: Haha, ya aku juga berpikir begitu.

Oda: Aku seharusnya tidak boleh membicarakan ini, karena sejauh ini prediksiku selalu meleset, tapi secara pribadi aku masih ingin berjalan sampai tiga tahun lagi.

Aoyama: Tapi kau tidak tahu pasti kan, semuanya tergantung pada perkembangan karakter-karaktermu.

Oda: Kita hanya bertindak sebagai navigator untuk kisah-kisah ini.

– Oda-san, apa editor Anda tahu jalan cerita hingga menuju akhir?

Oda: Sekarang sudah editorku yang ke-11, tapi aku memberi tahu setiap editor keseluruhan cerita dari awal hingga akhir. Meskipun belakangan jadi agak menyusahkan, jadi aku memecahnya jadi beberapa bagian. Meskipun ada beberapa hal yang berubah seiring waktu, tujuannya tetap sama. Ada beberapa plot twist luar biasa saat serialisasi, tapi alur ceritanya sejauh ini tetap solid sampai-sampai editor lamaku juga terkejut. Mereka sampai bertanya: “Anda serius melakukan ini?”, tapi ujung-ujungnya mereka tidak ingat, hahaha.

Aoyama: Hahaha, kau sudah menggambar finale-nya, Oda-kun?

Oda: Aku punya catatan-catatan yang kubuat sebelum masuk ke pulau baru, dan juga buku catatan tentang misteri-misteri penting ‘ONE PIECE’.

Aoyama: Nanti mungkin akan kucuri, haha. Meski aku juga punya catatan-catatan soal Keluarga Akai dan resolusi mereka nantinya, yang mana sekitar tiga halaman ya? Saat aku berganti editor, aku akan menunjukkan buku itu pada mereka, tapi isinya sangat rumit jadi biasanya mereka tidak ingat, seiring waktu ceritanya mencapai pada titik itu, mereka malah terkejut, padahal kan aku tidak melenceng dari catatan yang kutunjukkan pada mereka. Meski begitu, finale (Conan) juga sudah ada (catatannya). Saat sudah mencapai sana, ceritanya akan berjalan menuju ke sana tanpa rem.

– Apa rencana kalian setelah chapter terakhir selesai?

Oda: Aku ingin berwisata dan menginap di tempat baru setiap malam.

Aoyama: Aku ingin pindah… inginnya sih begitu, tapi aku juga bakal kesusahan. Mungkin tidak sebanyak Oda-kun, tapi aku punya banyak sekali barang yang akan ribet sekali kalau dipindahkan.

Oda: Anda tidak mau berwisata?

Aoyama: Dulu sudah pernah. Aku ke London untuk melihat Museum British karena manuskrip asli ‘Detektif Conan’ sedang ditampilkan di sana. Aku juga pergi ke Jembatan Vauxhall untuk medapatkan referensi adegan Mary dan Vermouth. Setelah itu, corona menyerang.

Oda: Aku ingin pergi ke luar negeri dan berkeliling pemandian air panas di seluruh dunia sampai akhir hayat!

Aoyama: Dulu sekali, aku ingin ke Brasil untuk menonton Piala Dunia. Tapi saat aku meninggalkan Jepang, tukang periksa pasport melihat pasporku lama sekali. Aku bertanya apa ada masalah, dan dia menjawab “Saya agak khawatir karena saya masih ingin terus membaca kelanjutan ‘Detektif Conan’. Semoga Anda selamat sampai tujuan dan kembali dengan selamat.” Aku langsung, yang benar saja? Hahaha. 

Oda: Dia sadar siapa Anda ya. Yah, nama Anda memang cukup tidak biasa… Mungkin agak memalukan untuk mengucapkannya di rumah sakit ya.

Aoyama: Seperti kalau ada orang yang bilang kalau nama kami sama, haha. Tapi belakangan mereka diam-diam memanggilku “Aoyama-san” agar tidak menarik perhatian.

Oda: Belakangan namaku juga jadi semacam “tenar”, jadi saat di rumah sakit, petugasnya sangat berhati-hati agar tidak memanggilku (di publik). Meski sebelum terlalu tenar juga aku sudah sering dapat perlakuan seperti itu.

– Apa ada hal-hal yang bisa dinanti oleh fans untuk ke depannya?

Aoyama: Aku masih harus menggambar kasus saat Rum masih punya dua mata, dan juga hubungannya dengan Tsutomu, ayah Akai Shuichi. Mungkin cerita ini nantinya akan menarik untuk para pembaca, haha.

Oda: Kalau aku… sulit menjawabnya. Akan ada banyak hal menarik ke depannya, tapi aku ingin pembaca terus terkejut, jadi aku tidak tahu apa bijak mengucapkannya di sini…

Aoyama: Benar.

Oda: Untuk sekarang, aku akan bilang soal ini saja, “masa lalu” akan jadi hal yang sangat penting. Ada yang terjadi pada dunia saat “Abad Kekosongan”, yang akan segera terungkap dan hal ini akan sangat menarik dan menyenangkan. Yang paling kutunggu adalah saat para pembaca sangat menikmatinya. Buatku hal ini sangat menyenangkan.

– Tolong beri kami kalimat penutup!

Aoyama: Aku tidak ingin ‘ONE PIECE’ berakhir sebelum ‘Detektif Conan’!!

Oda: Ah! Aku tadinya mau bilang begitu juga, hahaha.

Aoyama: Haha, berjuanglah untuk terus menerus ‘ONE PIECE’…

Oda: Baiklah, saat waktunya tiba untuk mengakhiri, mari kita buat sangat meriah!

Aoyama: Hal itu akan jadi sangat luar biasa, haha.

– Terima kasih.

Sampai di sini dulu transkrip wawancara duo mangaka papan atas Bagian Terakhir ini. Semoga Titipers bisa menikmati ya!

Untuk wawancara bagian pertama bisa dibaca di sini dan bagian kedua bisa dibaca di sini.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Animanga Anime Movies News Rubrik Uncategorized

7 Fakta Totto Chan: The Little Girl at the Window yang Perlu Kamu Ketahui

Animanga Budaya Manga News Urban Legend

Fakta Mengejutkan! Film Exhuma Mirip Manga Horor Ghost Hunt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *