KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Apa Itu Shogun? Pemimpin Jepang Masa Lampau

Ketika mempelajari sejarah Jepang atau menonton film historikal Jepang, kita akan sering mendengar kata Shogun. Apa itu Shogun? Dalam sejarah-nya, Jepang merupakan suatu istilah untuk merujuk pada pemimpin Jepang. Secara harfiah, Shogun berarti Jenderal. Namun, jabatan Shogun kemudian menjadi pemimpin de facto untuk negara Jepang, walaupun Kaisar masih menjadi pemimpin secara de jure.

Shogun yang menjadi jabatan tertinggi di pemerintah Jepang adalah Se-i Taishogun yang secara harfiah berarti Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata atau bisa juga berarti Panglima Tertinggi  Pasukan Ekspedisi melawan Orang Barbar. Yang berarti adalah jabatan shogun merupakan jabatan militer tertinggi di Jepang.

Dalam praktiknya, Shogun diangkat oleh Kaisar. Pada zaman Nara (710–794) hingga zaman Heian (794–1185), Se-i Taishogun sendiri ditugaskan untuk menaklukkan Jepang bagian timur. Sejak zaman Kamakura hingga zaman Edo (1185–1868), jabatan Shogun bertugas sebagai kepala pemerintahan (seperti Perdana Menteri).

Menurut beberapa literatur kuno Jepang, orang pertama yang menjabat sebagai Shogun adalah Tajihi no Agatamori, sumber lain menyatakan Ōtomo no Otomaro. Keduanya hidup di era Nara. Tajihi no Agatamori disebutkan menjabat sebagai Shogun pada tahun 720.

Setelahnya, tercatat beberapa orang yang mengisi jabatan sebagai Se-i Taishogun. Namun ada beberapa tahun yang tidak disebutkan siapa yang mengisi jabatan tersebut, diduga jabatan tersebut sedang kosong atau memang tidak tercatat. Semasa zaman Nara hingga zaman Nara, Se-i Taishogun bertugas untuk memimpin penaklukkan Suku Emishi yang dianggap sebagai suku barbar.

 PERIODE KAMAKURA: AWAL SHOGUN BERKUASA DI PEMERINTAHAN JEPANG 

Setelah bertahun-tahun ditugaskan untuk memimpin penaklukkan, kemudian orang yang menjabat Shogun menjadi kepala pemerintahan di Jepang. Hal ini bermula pada saat Minamoto no Yoritomo merebut kekuasaan dari pemerintah pusat dan aristokrasi dan pada tahun 1192. Dia mendirikan sistem feodal yang berbasis di Kamakura di mana militer swasta yang disebut Samurai, memperoleh sejumlah kekuasaan politik sementara Kaisar dan aristokrasi tetap menjadi penguasa de jure.

Pada tahun 1192, Yoritomo dianugerahi gelar Sei-i Taishōgun oleh Kaisar Go-Toba dan sistem politik yang ia kembangkan dengan suksesi shogun dikenal sebagai Keshogunan atau dalam bahasa Jepang disebut Bakufu. Secara teknis, kekuasaan Shogun pada zaman Kamakura dikontrol oleh klan Hojo yang merupakan klan asal istri dari Yoritomo.

Selama tiga kepemimpinan awal, jabatan Shogun dipegang oleh Yoritomo dan dua anaknya. Lalu, pada kepemimpinan keempat, jabatan Shogun dipegang oleh Kujō Yoritsune yang merupakan suami dari cucu Minamoto no Yorimoto hingga dilanjutkan oleh putranya sebagai Shogun kelima. Kemudian shogun keenam dipegang oleh Pangeran Munetaka, putra dari Kaisar Go-Saga, dia adalah pemimpin boneka dari klan Hojo.

Hingga Shogun era Kamakura yang ke-9, semuanya dijabat oleh pangeran dan menjadi pemimpin boneka klan Hojo. Berakhirnya Keshogunan Kamakura terjadi ketika Kamakura jatuh pada tahun 1333, dan wilayah milik klan Hōjō dihancurkan.

 KLAN ASHIKAGA, DINASTI PERTAMA KESHOGUNAN 

Bertekad untuk mengembalikan kekuasaan negara Jepang ke tangan Istana Kekaisaran, pada tahun 1331 Kaisar Go-Daigo mencoba menggulingkan keshogunan. Akibatnya Daigo diasingkan. Sekitar tahun 1334–1336, Ashikaga Takauji membantu Daigo mendapatkan kembali tahtanya dalam Restorasi Kenmu .

Ashikaga Takauji berbalik melawan Kaisar karena ketidakpuasan terhadap pembagian tanah semakin besar. Pada tahun 1336 Daigo diasingkan lagi. Takauji lalu mengangkat Kaisar baru dan mendeklarasikan pembentukan Keshogunan yang baru di bawah kekuasaan klan Ashikaga. Keshogunan Ashikaga bermarkas di distrik Muromachi di Kyoto, dan masa pemerintahan mereka juga dikenal sebagai periode Muromachi.

Berbeda dengan zaman Kamakura, pada era Keshogunan Ashikaga ini jabatan Sei-i Taishōgun dipegang oleh keturunan Ashikaga Takauji hingga Shogun Ashikaga ke-15.

Pada masa kepemimpinan Shogun Ashikaga yang ke-8, yakni Ashikaga Yoshimasa, terjadi Perang Ōnin yang dipicu oleh perebutan pewaris tahta keshogunan. Awalnya Ashikaga Yoshimasa tidak memiliki anak, sehingga dia ingin adiknya, Ashikaga Yoshimi yang menjadi Shogun ke-9. Namun, istrinya yang bernama Hino Tomiko melahirkan anak yang bernama Ashikaga Yoshihisa  pada 1465. Akhirnya memunculkan konflik antara dua kubu.

Perang Ōnin pecah pada pada tahun 1467. Perang tersebut menghancurkan Kyoto, menghancurkan banyak tempat tinggal bangsawan dan samurai, kuil Shinto, dan kuil Buddha, serta melemahkan otoritas shogun Ashikaga, sehingga sangat mengurangi kendali mereka atas berbagai wilayah. Maka dimulailah periode Sengoku, periode perang saudara di mana daimyo dari berbagai daerah berjuang untuk memperluas kekuasaan mereka sendiri.

Walaupun pada periode Sengoku terjadi peperangan antar wilayah dan kontrol Shogun melemah. Namun klan Ashikaga masih tetap mempertahankan gelar jabatan sebagai Shogun hingga tahun 1573 saat Ashikaga Yoshiaki diusir oleh Oda Nobunaga dari Kyoto dan menghancurkan Keshogunan Ashikaga. Setelah itu dimulailah Periode Azuchi–Momoyama.

 KESHOGUNAN TOKUGAWA, ZAMAN PERALIHAN KE MASA MODERN JEPANG 

Dalam Periode Azuchi–Momoyama ini,Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi secara bergiliran memimpin Jepang dan menjadi sosok yang berhasil menyatukan Jepang setelah periode berperang. Setelah kematian Toyotomi  Hideyoshi pada 1598, kekuasaan Jepang dipegang oleh Go-Tairō (五大老, Dewan Lima Sesepuh) dan Go-Bugyō (五奉行, Lima Komisaris) sampai putranya Toyotomi Hideyori yang berusia lima tahun mencapai usia 16 tahun.

Namun, Tokugawa Ieyasu yang merupakan salah satu anggota Go-Tairo naik ke tampuk kekuasaan dan berkonflik dengan Go-Bukyo. Konflik itu kemudian memicu Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600. Pertempuran tersebut dimenangkan kubu Tokugawa Ieyasu dan memulai era Keshogunan Tokugawa atau disebut juga Zaman Edo. Sepanjang zaman Edo, Jepang menerapkan politik isolasi dari dunia luar hingga kemudian membuka diri pada tahun 1853.

Kekuasaan Keshogunan Tokugawa bertahan hingga lebih dari 200 tahun, tepatnya 265 tahun. Keshogunan Tokugawa harus dibubarkan pada tahun 1867. Hal ini bermula saat Jepang membuka diri dari politik isolasi pada tahun 1853. Hal itu lantas membuat pengaruh asing berkembang pesat di Jepang. Karena itulah membuat banyak rakyat dan bangsawan gerah akan hal itu. Lalu, Kaisar Jepang kemudian mendeklarasikan penghapusan Keshogunan dan mengembalikan kekuasaan Kaisar pada tahun 1867 dan dikenal sebagai Revolusi Meiji.

Dengan demikian, kekuasaan Shogun sebagai pemimpin Jepang selama berabad-abad telah hilang. Kaisar menjadi pemegang tertinggi pemerintahan Jepang pada masa awal Restorasi Meiji. Kemudian pada tahun 1885 dengan perubahan konstitusi, jabatan kepala pemerintah dipegang oleh Perdana Menteri yang dipilih oleh parlemen Jepang.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: wikipedia

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang