Budaya Memberi Hadiah di Jepang

Memberikan hadiah di Jepang ternyata ada etikanya, loh! Ada apa aja ya, Titipers?
.
Kalau kamu lagi bepergian ke luar kota, pasti ada aja ya yang meminta oleh-oleh, atau ketika hari libur, pasti rasanya ingin memberikan hadiah untuk keluarga. Nah, sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi etika, bahkan memberi hadiah pun sudah diatur di Jepang.
.
Ini dia beberapa budaya yang perlu kamu perhatikan saat memberikan hadiah di Jepang:
.
1. Harus memberikan oleh-oleh saat pergi ke luar kota
.
Sama seperti budaya kita yang sering memberi oleh-oleh saat berlibur, di Jepang kita juga harus membelikan oleh-oleh atau Omiyage kepada siapapun. Biasanya Omiyage merupakan kue, cokelat, atau makanan khas Jepang yang dibungkus kecil dan siap dibawa untuk diberikan kepada keluarga, teman, atau rekan kerja.
.
Bedanya, kalau di Jepang kita dibatasi untuk membeli oleh-oleh seharga 700-1500 yen, atau sekitar 1000-5000 yen untuk keluarga angkat. Jika lebih dari itu, biasanya tuan rumah akan merasa tidak enak dan merasa harus memberi hadiah balasan.
.
2. Memberikan Hadiah Balasan
.
Saat kamu mendapatkan hadiah dari orang lain dengan harga yang melebihi angka di atas, maka kamu harus memberikan hadiah balasan untuk orang yang memberimu hadiah. Sama seperti saat kita menghadiri acara pernikahan atau pemakaman seseorang, kita harus mengisi amplop berisi uang sekitar 3.000 – 10.000 yen untuk pemakaman atau 30.000 – 80.000 yen untuk pernikahan. Ini karena biaya jasa biksu untuk upacara tersebut sangatlah mahal.
.
3. Etika saat memberikan hadiah
.
Memberikan hadiah pun ada etikanya, kita harus memberikannya dengan kedua tangan. Orang yang menerima pun harus mengambilnya dengan dua tangan, lalu berbungkuk sambil mengucapkan terima kasih dengan kerendahan hati.
.
Ternyata Jepang sangat menjunjung tinggi etika ya, Titipers. Bahkan memberikan hadiah pun ada aturannya. Kalau kamu mau diberikan hadiah apa nih dari Jepang?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *