KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Profil Hijikata Toshizō: Wakil Komandan Shinsengumi

Hijikata Toshizō (土方 歳三) merupakan salah satu tokoh sejarah di Jepang. Hijikata Toshizō adalah salah satu perwira dalam satuan elite Shinsengumi dengan jabatan Wakil Komandan (Fukucho). Dia berdinas dalam satuan elite tersebut selama enam tahun, tepatnya dari tahun 1863-1869. Lahir pada 31 Mei 1835 di wilayah Hino, Tokyo.

 KEHIDUPAN AWAL 

Latar belakang keluarga Toshizō bukanlah dari keluarga bangsawan ataupun samurai. Ayahnya adalah seorang petani kaya, namun ayahnya meninggal beberapa bulan sebelum Toshizō dilahirkan. Toshizō merupakan anak bungsu dari 10 bersaudara. Ibunya meninggal saat Toshizō berusia enam tahun, dia pun diasuh oleh kakak laki-laki keduanya, Kiroku bersama istrinya. Kakak laki-laki pertamanya mengalami kebutaan, kakak perempuan tertuanya meninggal saat dia berusia tiga tahun, dan kakak laki-laki ketiganya diadopsi oleh keluarga lain.

Masa muda Toshizō dihabiskan dengan menjual Ishida san’yaku (obat untuk mengobati luka seperti memar dan patah tulang) milik keluarganya sambil berlatih kenjutsu otodidaknya. Pada tahun 1859, dia kemudian menjadi anggota dojo bernama Tennen Rishin-ryū milik kakak iparnya bernama Satō Hikogorō, yang menikah dengan kakak perempuannya Nobu. Melalui dojo itulah, Hijikata Toshizō kemudian bertemu Kondō Isami. Konon ia berhasil mengembangkan gaya bertarung “Shinsengumi-Kenjutsu” yang dikembangkan dari gaya bertarung Tennen Rishin-ryū.

Kakak tertuanya, Tamejiro, mengatur agar dia menikahi Okoto, putri pemilik toko shamisen. Karena dia sudah berencana untuk bergabung dengan Rōshigumi bersama Kondō Isami, Hijikata memberi tahu mereka bahwa setelah dia mendapat promosi, dia akan melangsungkan pernikahannya.

 SHINSENGUMI 

Sekitar pada tahun 1863, Hijikata Toshizō bersama dengan Kondō Isami bergabung dengan Rōshigumi yang bermarkas di Edo (sekarang Tokyo). Rōshigumi sendiri merupakan pasukan 234 rōnin (samurai tanpa tuan) yang diambil dari sekolah pedang Edo. Tugasnya adalah melindungi Tokugawa Iemochi, Shogun ke-14, selama perjalanan penting ke Kyoto untuk bertemu dengan Kaisar Kōmei.

Setelah sampai di Kyoto kelompok tersebut berganti nama menjadi Shinsengumi dan tugasnya berubah menjadi menjaga kota Kyoto. Mereka akan melakukan patroli keamanan. Mereka juga harus berperang melawan kaum Reformis di bawah pimpinan Matsudaira Katamori, Daimyō dari Aizu. Dalam kelompok tersebut, Hijikata Toshizō menjabat sebagai salah satu wakil komandan.

Shinsengumi dibiayai oleh Keshogunan Tokugawa, namun mereka bekerja untuk Kaisar Jepang. Hijikata menyingkirkan dua pemimpin Shinsengumi, Niimi dan Serizawa yang terbukti menodai reputasi kelompok itu dengan mabuk-mabukan, berkelahi, dan melakukan pemerasan pada warga. Hilangnya Niimi dan Serizawa menjadikan Kondo sebagai pemimpin tunggal Shinsengumi.

Karena posisinya di Shinsengumi yang akan berbahaya bagi siapa pun yang dekat dengannya, Hijikata merasa tidak punya pilihan selain membatalkan pertunangan pernikahannya dengan Okoto. Walaupun kemudian dia mempunyai banyak kekasih, dia tidak pernah membuat komitmen dengan salah satu dari mereka.

Shinsengumi bertambah menjadi 140 orang, termasuk sejumlah petani dan pedagang yang mata pencahariannya terancam jika Keshogunan Tokugawa digulingkan. Peraturan yang ditetapkan oleh Shinsengumi di Kyoto sangat ketat dan Hijikata dikenal keras dalam menegakkannya, oleh karena itu julukannya: “Wakil Komandan Iblis” (鬼の副長, Oni no fukucho). Bahkan di dalam Shinsengumi sendiri, peraturan ditegakkan dengan ketat oleh Hijikata.

 KEJATUHAN SHOGUN 

Selama masa penuh gejolak Bakumatsu, Hijikata merupakan tokoh kunci dalam berbagai konflik dan pertempuran, termasuk Insiden Ikedaya dan Pertempuran Toba-Fushimi. Dia juga sangat terlibat dalam pertahanan Kyoto melawan kekuatan anti-shogun.

Setelah Pertempuran Toba-Fushimi, Keshogunan Tokugawa dinyatakan dibubarkan pada 3 Januari 1868. Kondō dieksekusi di tempat eksekusi Itabashi pada tanggal 17 Mei 1868.

Setelah runtuhnya Keshogunan Tokugawa yang menandai berakhirnya zaman Edo, Shinsengumi pun juga dibubarkan. Hijikata, bersama dengan loyalis lainnya, mundur ke pulau utara Hokkaido. Meskipun banyak faksi pro-shogun menyerah, Hijikata tetap bertekad untuk melanjutkan perjuangan melawan pemerintahan baru Meiji, yang ia lihat sebagai ancaman terhadap nilai-nilai samurai tradisional dan warisan Tokugawa.

Di Hokkaido, Hijikata bergabung dengan Enomoto Takeaki dan pendukung shogunat lainnya untuk mendirikan Republik Ezo, pemerintahan independen yang bertujuan untuk melawan pasukan imperial. Hijikata memainkan peran penting dalam mengorganisir pertahanan militer republik baru tersebut dan menggalang dukungan di antara penduduk setempat.

Dia akhirnya menemui ajalnya pada Pertempuran Hakodate pada tahun 1869, di mana dia bertempur bersama sisa-sisa loyalis Tokugawa di Hakodate, Hokkaido. Hijikata meninggal pada 11 Mei 1869, pada usia 28 tahun.

Warisannya sebagai pejuang yang terampil dan pembela setia cita-cita samurai lama telah meninggalkan dampak abadi pada budaya populer Jepang, dengan banyak penggambaran dirinya dalam sastra, film, dan media lainnya.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: wikipedia

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang