Ingin Tinggal di Apartemen Jepang? Kira-Kira Butuh Biaya Berapa Ya?

Jepang merupakan salah satu negara yang banyak diminati masyarakat Indonesia untuk tinggal, melanjutkan pendidikan, bekerja, atau sekedar berlibur. Namun, sebelum memutuskan untuk pindah dan menetap di Jepang, kita harus mengetahui dan memperkirakan berapa biaya hidup yang dibutuhkan untuk tingal di Jepang.

 BIAYA PINDAH 

Sebelum dapat tinggal di Jepang, kita harus mengeluarkan uang untuk beberapa hal, seperti uang jaminan, reikin (uang kunci), yaitu uang tip yang dibayarkan kepada pemilik apartemen sebelum pindah ke apartemen dan tidak dapat dikembalikan.  Reikin tidak selalu dibutuhkan, tetapi cukup umum dan bisanya sama dengan biaya sewa satu atau dua bulan.

Rata-rata apartemen di Jepang belum dilengkapi dengan perabotan. Untuk menambah furnitur, gorden, kulkas, mesin cuci, dan perabotan lain kita harus membeli sendiri. Bangunan apartemen di Jepang tidak menyediakan fasilitas laundry, dan juga koin laundromats sudah semakin langka di Jepang. Kompor dan lampu tidak standar, sehingga perlu membayar lebih untuk bisa mendapatkan taraf hidup standar. Beberapa apartemen bahkan tidak memiliki pemanas atau pendingin ruangan.

Sebanyak 229 responden survei rata-rata membayar 358,908 yen (Rp 38.930.000) untuk biaya pindah.

 

 BIAYA SEWA BULANAN 

Biaya sewa merupakan biaya hidup dengan potensi variasi terbesar, tergantung lokasi dan luasnya. Sebanyak 377 responden dari angket ini, rata-rata membayar 54,642 yen (Rp 5.910.800) untuk sewa bulanan.

 

 UTILITAS 

Mau menghemat seperti apa pun, kita tidak mungkin hanya duduk diam dalam kegelapan. Kita membutuhkan listrik, gas, air, dan internet.  Dalam survei, terdapat pertanyaan mengenai biaya utilitas tersebut dengan jumlah responden 302 hingga 324. Rata-rata biaya bulanan responden untuk utilitas sebagai berikut :

Listrik: 3,836 yen (Rp 415.000)

Gas: 3,674 yen (Rp 397.500)

Air: 2,194 yen (Rp 238.000)

Internet: 4,170 yen (Rp 451.200)

Total: 13,874 yen (Rp 1.502.210)

17% persen responden mengatakan mereka tinggal di apartemen yang sudah lengkap dengan layanan internet tanpa biaya tambahan, sudah termasuk dalam biaya sewa bulanan. Biaya bulanan rata-rata bagi yang membayar untuk layanan internet tidak akan lebih dari 4,170 yen (Rp 451.200).

 

 MAKANAN 

Data terkait biaya makan agak rumit karena hal tersebut tergantung seberapa sering makan di luar. Memasak sendiri merupakan cara yang paling baik untuk mengisi perut tanpa mengeluarkan banyak biaya. Apalagi jika kita tinggal tidak jauh dari supermarket, kita dapat membeli makanan dan lauk dengan diskon setengah harga di waktu-waktu tertentu.

Berdasarkan seberapa sering mereka memasak untuk dirinya sendiri, rata-rata biaya pengeluaran 366 responden adalah:

  • 45% memasak tiap hari: 20,880 yen (Rp 2.260.700)
  • 27% memasak untuk makanan setengah hari: 26,505 yen (Rp 2.867.500)
  • 15%  memasak sesekali: 37,864 yen (Rp 4.097.900)
  • 12% tidak pernah memasak: 37,846 yen (Rp 4.096.300)
  • Rata-rata total pengeluaran responden: 29,363 yen (Rp 3.1706.500) per bulan.

TOTAL PENGELUARAN

  • Biaya pindah: 359,908 yen (Rp 38.930.000)
  • Sewa bulanan: 54,642 yen (Rp 5.910.800)
  • Listrik: 3,836 yen (Rp 415.000)
  • Gas: 3,674 yen (Rp 397.500)
  • Air: 2,194 yen (Rp 238.000)
  • Internet: 4,170 yen (Rp 451.200)
  • Makan: 29,363 yen (Rp 3.1706.500)

Biaya untuk menetap di Jepang kurang lebih sekitar 359.908 yen (Rp 38.913.432.000) .Total pengeluaran untuk biaya hidup di Jepang sebesar 397.879 yen atau sekitar Rp 43.010.000 tiap bulan. Biaya tersebut belum termasuk dengan biaya transportasi. Ada yang bilang jika tinggal di pusat kota seperti Tokyo, kemungkinan besar tidak memerlukan perjalanan panjang karena semua serba ada dan serba dekat, sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau bersepeda. Namun, mungkin kita juga membutuhkan tiket kereta jika harus bepergian ke tempat yang cukup jauh. Selain itu, pajak juga belum termasuk dalam perhitungan perkiraan biaya hidup di Jepang. Biaya pajak berbeda-beda menurut tempat tinggal dan jumlah penghasilan. Secara umum, setidaknya 10% dari jumlah penghasilan merupakan pajak penghasilan nasional dan 10% pajak penghasilan lokal/penduduk.

Jika kita berbicara mengenai Jepang, kota yang pertama terlintas adalah ibukota dari Jepang, yaitu Tokyo. Perbandingan biaya hidup di ibukota Jepang (Tokyo) dan ibukota Indonesia (Jakarta) secara keseluruhan terbilang cukup jauh. Menurut data dari Numbeo, harga bahan konsumsi di Tokyo lebih mahal 111,16% dibandingkan Jakarta, sehingga biaya konsumsi di Tokyo dua kali lipat biaya konsumsi di Jakarta untuk produk yang sama.

Biaya hidup di Tokyo jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya hidup di Jakarta. Begitu pula dengan jumlah pendapatan masyarakat Tokyo yang juga lebih tinggi dibandingkan jumlah pendapatan masyarakat di Jakarta. Penghasilan di Jakarta rata-rata berada di angka Rp 5.000.000 yang setara dengan 40.000 yen, sedangkan rata-rata penghasilan di Tokyo sebesar 300.000 yen atau setara dengan Rp 40.000.000.

Tingginya biaya hidup di Jepang diimbangi dengan pendapatan yang mencukupi tiap bulannya. Selain itu, gaya hidup orang Jepang yang pandai berhemat dan mampu mengelola keuangan dengan baik juga merupakan salah satu alsan mereka bisa tetap bertahan hidup dengan baik.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: japantoday

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *