Beberapa waktu yang lalu, media Jepang telah melaporkan bahwa seorang pemagang yang berasal dari Indonesia dikabarkan meninggal dunia setelah mengeluh sakit perut akibat memakan jamur yang dipetiknya di Kota Ueda. Ketidaktahuan akan jenis jamur beracun yang tumbuh di Jepang dapat mengakibatkan ketidaksengajaan memakan jamur berbahaya tersebut. Kejadian ini menjadi kabar duka usai kasus begal yang melibatkan pekerja Indonesia di negara tersebut.
Kasus memakan jamur beracun rupanya juga sudah kerap terjadi di Jepang. Pada tahun 2023, satu keluarga di Tokyo dilarikan ke rumah sakit karena mengalami keracunan setelah mengonsumsi jamur yang dipetik sembarangan di taman. Untungnya, tidak ada korban jiwa akibat insiden tersebut.
“Jangan pernah coba-coba memakan jamur, bahaya, apalagi ambil di jalan. Coba beli saja di Supermarket karena sudah jelas mana yang bisa dimakan”, begitulah saran dari konten kreator NeoJapan, seorang WNI yang sudah lama tinggal di Jepang.
Memakan jamur liar merupakan fenomena umum di Jepang. Namun, masih banyak warga yang belum bisa membedakan mana saja jamur yang bisa di makan dan yang tidak bisa dimakan. Artikel berikut akan membahas beberapa jenis jamur beracun yang tumbuh di Jepang yang patut Titipers perhatikan:
JENIS JAMUR BERACUN YANG TUMBUH DI JEPANG
1. Trichoderma cornu-damae
Nama di Jepang: | kaentake |
Julukan: | poison fire coral |
Family: | Hypocreaceae |
Trichoderma cornu-damae atau dikenal sebagai kaentake, sebelumnya dinamakan Podostroma comu-damae dan juga dikenal sebagai poison fire coral, memiliki tubuh buah yang sangat beracun dan telah menyebabkan beberapa kematian di Jepang.
Gejala yang berhubungan dengan mengonsumsi jamur ini termasuk sakit perut, perubahan persepsi, penurunan jumlah leukosit dan trombosit, pengelupasan kulit pada wajah, rambut rontoh, dan penyusutan otak kecil, yang mengakibatkan gangguan bicara dan masalah gerakan. Dalam contoh lain, otopsi mengungkap adanya kegagalan organ dalam.
Jamur ini dulunya diperkirakan hanya berasal dari Korea dan Jepang, namun baru-baru ini TItipers bisa menemukan jamur ini di Indonesia (Jawa), Papua Nugini dan beberapa wilayah di Australia.
2. Galerina marginata
Nama di Jepang: | – |
Julukan: | deadly skullcap, autumn skullcap, atau deadly galerina |
Family: | Hymenogastraceae |
Galerina marginata atau yang juga disebut Autumn Scalp ini menjadi salah satu jamur berbahaya yang juga dapat Titipers temukan di Jepang. Ini adalah jamur pelapuk kayu yang tumbuh terutama pada kayu konifer yang membusuk.
Jamur jenis ini dapat disalahartikan sebagai beberapa spesies jamur yang dapat dimakan seperti Armillaria mellea dan Kuehneromyces mutabilis.
Jamur ini mengandung amatoksin mematikan yang juga ditemukan pada Amanita phalloides. Senyawa ini bertanggung jawab atas lebih dari 90% keracunan jamur yang fatal pada manusia. Mengonsumsi jamur ini dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah disertai dengan muntah, diare, hipotermia, yang berujung pada kematian jika tidak segera diobati.
3. Amanita muscaria
Nama di Jepang: | Benitengutake |
Julukan: | fly agaric atau fly amanita |
Family: | Amanitaceae |
Amanita muscaria atau dikenal sebagai benitengutake di Jepang adalah jamur beracun yang dapat Titipers temukan di padang rumput dan ladang pada musim panas.
Jamur ini bersifat halusinogen dan pernah digunakan sebagai racun lalat. Meskipun dianggap beracun jika dikonsumsi secara langsung, kematian akibat keracunan setelah mengonsumsi A. muscaria cukup jarang. Merebusnya dua kali dengan air akan melemahkan racunnya dan memecah zat psikoaktif jamur tersebut.
4. Hypholoma fasciculare
Nama di Jepang: | Nigakuritake |
Julukan: | Sulphur tuft atau Clustered woodlover |
Family: | Strophariaceae |
Hypholoma fasciculare atau dikenal sebagai nigakuritake di Jepang adalah jamur hutan yang umum, sering terlihat saat hampir tidak ada jamur lain yang ditemukan. Jamur ini tumbuh subur dalam rumpun besar pada tunggul, akar mati, atau batang pohon berdaun lebar yang membusuk.
Rasanya sangat pahit, meskipun tidak pahit saat dimasak, tetapi tetap beracun. Mengonsumsi jamur jenis ini dapat menyebabkan muntah, diare, dan kejang. Jamur ini mengandung senyawa steroid yang dikenal sebagai fasciculol dan telah terbukti sebagai penghambat calmodulin –.protein pengikat kalsium yang memediasi proses metabolisme seluler (seperti kontraksi serat otot) dengan mengatur aktivitas enzim yang bergantung pada kalsium..
5. Russula subnigricans
Nama di Jepang: | nise-kurohatsu |
Julukan: | rank russula |
Family: | Russulales |
Rusulla subnigricans atau dikenal dengan nama Jepang nise-kurohatsu adalah jamur basidiomycete dari genus Russula yang sering ditemukan di Asia Timur. Dagingnya akan berubah menjadi merah pucat saat dipotong, tetapi tidak berubah menjadi hitam seperti yang terjadi pada Russula nigricans.
Jamur ini mengandung asam karboksilat sikloprop-2-ena yang sangat tidak biasa dan Russuphelin A (polifenol yang sangat terklorinasi). Efek racunnya dapat menyebabkan gagal ginjal akut dan Rhabdomyolysis, yaitu suatu kondisi di mana otot rangka yang rusak dengan cepat.
6. Tricholoma ustale
Nama di Jepang: | kakishimeji |
Julukan: | burn knight |
Family: | Tricholoma |
Tricholoma ustale atau dikenal dengan nama Jepang kakishimeji merupakan spesies jamur dalam genus besar Tricholoma. Jamur ini bisa ditemukan di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Jamur ini memiliki tutup berbentuk lonceng hingga kerucut atau cembung dan berwarna oranye-merah-coklat. Dagingnya berwarna putih tetapi berubah menjadi cokelat jika terluka. T. ustale merupakan spesies ektomikoriza dan tumbuh bersama pohon beech.
Jamur ini menjadi satu dari tiga spesies yang paling sering dikaitkan dengan keracunan jamur di Jepang (dua lainnya adalah Omphalotus japonicus dan Entoloma rhodopolium). Mengonsumsi jamur ini dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, termasuk gejala-gejala seperti muntah dan diare.
7. Entoloma rhodopolium
Nama di Jepang: | kokusauranbenitake |
Julukan: | wood pinkgill |
Family: | suku entolomataceae |
Entoloma rhodopolium atau yang disebut kokusaurabenitake di Jepang adalah jamur beracun yang bisa ditemukan di wilayah Eropa dan Asia. Faktanya, jamur ini menjadi jamur yang paling sering terlibat dalam kasus keracunan di Jepang bersama jamur jenis Omphalotus japonicus dan Tricholoma ustale.
Jamur ini sering disalahartikan sebagai jamur yang dapat dimakan, Entoloma sarcopum. Gejalanya sebagian besar bersifat gastrointestinal, meskipun muskarin, muskaridin, dan kolin telah diisolasi sebagai agen toksik.
8. Psilocybe subcaerulipes
Nama di Jepang: | hikageshibiretake |
Julukan: | – |
Family: | tumbuhan Hymenogastraceae |
Psilocybe subcaerulipes atau yang dikenal sebagai hikageshibiretake dalam bahasa Jepang adalah spesies jamur dalam famili Hymenogastraceae. Jamur ini endemik di Jepang (khususnya di Kyoto, Osaka, Shiga, Saitama, Niigata, dan Miyagi).
Tubuh buah tumbuh di tanah dalam puing-puing kayu dan biasanya berdiri setinggi 6 hingga 8 cm dengan tutup yang berdiameter 2,5 hingga 5 cm. Mereka berwarna cokelat kastanye (atau cokelat muda jika kering) dan bernoda biru jika memar atau dipegang.
Jamur ini adalah jamur psikoaktif dan mengandung senyawa halusinogen psilocybin dan psilocin. Ada beberapa laporan di Jepang tentang keracunan setelah mengonsumsi jamur ini secara tidak sengaja.
9. Omphalotus japonicus
Nama di Jepang: | tsukiyotake |
Julukan: | – |
Family: | bunga Omphalotaceae |
Omphalotus japonicus atau yang dikenal sebagai tsukiyotake merupakan jamur berinsang berwarna jingga hingga cokelat yang berasal dari Jepang dan Asia Timur. Jamur ini merupakan anggota cosmopolitann genus Omphalotus, yang memiliki tubuh buah bioluminesensi yang bersinar dalam kegelapan.
Jamur ini dikategorikan sebagai jamur beracun. Mengonsumsi jamur ini dapat menyebabkan mual dan muntah akut selama beberapa jam. Jamur ini sering disalah artikan sebagai jamur yang dapat dimakan dna dikonsumsi secara keliru di Jepang.
10. Amanita subjunquillea
Nama di Jepang: | tamago take modoki |
Julukan: | – |
Family: | Amanitaceae |
Amanita subjunquillea atau dikenal sebagai tamago take modoki merupakan spesies jamur yang termasuk dalam genus Amanita. Jamur ini menghasilkan sporofor dengan tutup kuning, dengan warna tepi yang lebih terang, berbentuk kerucut dan cembung, kemudian rata, halus, gundul, dan jarang bergaris. Dagingnya berwarna putih, halus, dan tidak berbau maupun berasa. Jamur ini dijelaskan berasal dari Jepang dan menyebar ke Asia Timur dan anak benua India.
Jamur ini dapat menimbulkan efek yang mirip dengan Amanita phalloides, yaitu gejala gastrointestinal, hepatotoksisitas dan angka kematian 12,5%.
Itulah tadi beberapa jenis jamur beracun yang dapat Ti tipers temui tumbuh liar di Jepang. Seperti yang telah disarankan oleh YouTuber NeoJapan di awal artikel ini, janganlah Titipers tergoda untuk memakan jamur yang dipetik sembarangan di tepi jalan atau hutan, jika kalian belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk membedakannya dengan jenis jamur beracun. Stay safe Titipers!
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
sumber; wikipedia
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang