Kementerian Sosial Jepang Adakan Survei Korban Kekerasan Seksual Terhadap Laki-Laki
Dari Japan Today (07/06/2022), Kementerian Sosial Jepang membuat survei khusus pertama kali yang berfokus pada korban kekerasan seksual laki-laki, baik yang berusia anak-anak maupun dewasa. Kementrian Sosial Jepang mengatakan akan segera memberikan dukungan bagi korban kekerasan seksual dengan memberikan pemahaman situasi yang lebih baik. Organisasi pendukung menjelaskan bahwa rasa malu dan ketakutan yang dirasakan para korban membuat mereka enggan berbicara atau meminta bantuan.
Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian Sosial Jepang telah membentuk kelompok penelitian untuk menentukan poin-poin penting dalam membuat survei hingga akhir Maret tahun ini. Para dokter juga dilibatkan dalam kelompok penelitian ini sebagai pedoman bagi institusi medis dalam memberikan perawatan yang lebih baik bagi para korban.
Kantor Kabinet melakukan survei publik setiap tiga tahun kepada masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, mengenai kekerasan yang mereka alami. Namun, pertanyaan seputar kekerasan seksual sangat sedikit dan survei tidak berfokus pada berbagai aspek trauma seksual yang spesifik pada laki-laki.
Dalam survei serupa yang dilakukan pada November hingga Desember 2020 dan dirilis tahun 2021, terdapat 1.635 responden laki-laki. Dari responden tersebut, sebanyak 1% atau 17 responden laki-laki menjawab mereka pernah dipaksa melakukan aktivitas seksusal oleh pelaku yang merupakan orang yang mereka temui di sekolah hingga orang asing.
Dari seluruh korban laki-laki tersebut, sebanyak 12 orang tidak mencari bantuan dengan berbagai alasan, seperti mereka merasa dapat melewati hal tersebut, mereka berpikir akan sia-sia jika mencari bantuan, mereka tidak ingin melibatkan orang lain, dan mereka tidak tahu kepada siapa dan ke mana harus meminta bantuan.
Pemerintah kota telah mendirikan beberapa support center untuk mendorong korban laki-laku mencari bantuan. Seorang pemangku kepentingan dari Fukuoka Victim Support Center mengatakan bahwa ia tidak ingin para korban laki-laki menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi serangan seksual terjadi secara tiba-tiba.
Kesadaran sosial terhadap kekerasan seksual sebagian besar berfokus pada pengalaman perempuan, sehingga memengaruhi jenis, skala penelitian, dan dukungan bagi korban. Azusa Saito, profesor psikologi klinis di Universitas Mejiro, Tokyo mengatakan bahwa beberapa consultation window menyediakan penanganan bagi korban laki-laki. Pada beberapa kasus kekerasan seksual yang terjadi pada laki-laki, korban bertanya-tanya apakah mereka benar-benar didengar atau tidak. Azura Saito juga mengungkapkan bahwa melalui survei yang dilakukan, ditargetkan dapat menghilangkan bias gender pada masyarakat dan memperdalam pemahaman terhadap victim blaming kepada korban laki-laki.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: japantoday
Sumber Gambar : tirto.id
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang