KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Mengulik Budaya Puasa di Jepang Saat Ramadhan, Simak 3 Faktanya Disini!

Miliki durasi waktu berpuasa lebih lama daripada di Indonesia, apa saja tradisi dan budaya puasa di Jepang selama Ramadhan?

Berdasarkan pengumuman resmi dari Ruyat E-hilal Committee Jepang, umat Islam di Jepang akan mulai menjalankan puasa pada tahun ini tepat pada Hari Kamis tanggal 23 Maret. Pengumuman tersebut telah disampaikan oleh Dr. Mohammad Abdur Rahman Shiddiqi, selaku wakil ketua Ruyat E-hilal Committee Jepang.

Berbeda dengan di Indonesia, umat Islam di Jepang harus menjalani puasa dengan durasi yang lebih lama yaitu 16-17 jam. Selain durasi puasa yang lebih lama pada musim panas, tantangan lain pun hadir seperti suhu dan cuaca ketika musim dingin. Puasa Ramadhan tahun ini, Jepang tengah memasuki musim semi sehingga durasi puasa umat muslim disana adalah 14 jam.

Umat Islam di Jepang bisa dikatakan sebagai minoritas dengan jumlah 185.000 jiwa, atau setara dengan 0,1 persen dari keseluruhan penduduk Jepang. Meskipun demikian, mayoritas masyarakat Jepang sangat menghormati dan menghargai hak-hak umat Islam. Umat Islam di Jepang juga memiliki tradisi dan budaya unik selama puasa Ramadhan. Apa saja budaya puasa dan fakta menarik di Jepang selama Ramadhan? Simak faktanya berikut ini

1. Kajian di Masjid Camii Tokyo, Setiap Hari

titip jepang - budaya puasa di jepang

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masyarakat Jepang sangat menghormati hak oranglain termasuk umat Islam sebagai minoritas. Salah satu masjid terbesar di Tokyo, Masjid Camii selalu menyelenggarakan kajian bersama, shalat tarawih dan buka bersama setiap harinya selama bulan Ramadhan.

Masjid Camii yang berlokasi di Yoyogi Uehara, Tokyo ini adalah masjid tertua yang ada di Jepang. Sudah menjadi budaya puasa di Jepang, secara rutin pengurus masjid selalu menyelenggarakan acara berbuka puasa, kajian, shalat berjamaah untuk semua umat Islam yang ada di Jepang. Bahkan, masjid Camii juga memperbolehkan umat non-muslim untuk datang berkunjung dan mempelajari Islam di Masjid Camii.

titip jepang - budaya puasa di jepang

Selain ramai pada bulan ramadhan, Masjid Camii Tokyo ini memang menjadi pusat pembelajaran Islam terbesar di Jepang. Ketika shalat Jumat saja masjid ini seringkali penuh, bahkan tak jarang jamaah sampai membentuk shaf diluar, karena area dalam masjid sudah penuh.

2. Puasa Disebut dengan Danjiki

titip jepang - budaya puasa di jepang

Istilah puasa disebut dengan danjiki di Jepang. Budaya Puasa di Jepang ketika Ramadhan ini ternyata tidak hanya dilakukan umat Islam saja, terkadang masyarakat non-islam juga penasaran dan turut melakukannya. Istilah danjiki sendiri sebenarnya juga mengacu pada pelatihan untuk para calon biksu yang tidak boleh makan dan minum di Jepang.

Budaya puasa di Jepang, atau danjiki ini berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia masyarakat terbiasa ngabuburit dan mencari takjil di jalanan, sedangkan di Jepang untuk mendapatkan takjil bisa mengunjungi masjid yang ada atau mencari restoran halal. Namun beberapa komunitas Islam di Jepang juga kerapkali membagikan takjil di dekat-dekat masjid atau di jalanan sembari menunggu waktu berbuka.

4. Berkunjung ke Hotel “Syariah” di Tokyo

titip jepang - budaya puasa di jepang

Berkunjung ke Hotel Syariah di Tokyo ini bisa menjadi salah satu referensi bagi turis yang ingin berwisata di Jepang selama ramadhan. Sesuai namanya, Syariah Hotel Fujisan, atau dikenal dengan “hotel syariah” ini mengusung konsep Islam dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan umat Islam dalam pelayanannya.

Semua menu yang disediakan Syariah Hotel Fujisan ini sudah halal, sehingga umat Islam tak perlu khawatir untuk memesannya. Awal mula didirikannya Hotel ini pada tahun 2016 adalah keinginan sang pemilik Shigeru Yamashita yang ingin mengakomodir kebutuhan para turis muslim di Jepang.

Yamashita termotivasi untuk memberikan pelayanan yang memudahkan mereka dalam menjalankan syariat islam. Dari segi arsitektur saja, kamar-kamar di Hotel Syariah Fujisan ini sudah diatur menghadap kiblat. Pemilik juga menyediakan keran air untuk berwudhu serta sajadah untuk sholat.

Durasi waktu puasa dan kegiatan ramadhan di setiap negara tentu berbeda. Durasi waktu, latar kebudyaan, dan interaksi sosial yang berkembang di masyarakat bisa menjadi salah satu faktor yang membuat budaya puasa di Jepang berbeda dengan budaya puasa di Indonesia. Namun, ada satu hal yang tetap sama antara budaya puasa di Indonesia dan budaya puasa di Jepang lho! Keduanya sama-sama merekatkan hubungan persaudaraan melalui ibadah bersama.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang