Bagaimana kalau Titipers ditawari untuk tinggal di sebuah kota yang dulunya terkontaminasi oleh ledakan nuklir? Apakah kalian mau menempati kota tersebut? Prefektur Fukushima, daerah yang dulunya terkena kontaminasi nuklir yang sangat besar, sekarang membuka daerah mereka untuk ditinggali.
Prefektur Fukushima adalah sebuah wilayah di Jepang yang terdampak kontaminasi nuklir yang sangat besar. Hal ini diakibatkan sebuah gempa besar di Timur Jepang pada bulan Maret 2011. Gempa besar tersebut mengakibatkan ledakan yang luar biasa pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi.
Setelah lebih dari 10 tahun penjagaan ketat dari otoritas setempat dan petugas berwajib, akhirnya di tahun 2022, Fukushima kembali membuka kesempatan untuk warga nya untuk menempati wilayah tersebut.
Ini adalah perhitungan jarak berdasarkan google maps dari kedua stasiun terdekat dari pusat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Kedua stasiun tersebut adalah Stasiun Futaba yang teletak di Kota Futaba dan Stasiun Yonomori di Kota Tomioka.
Kota Futaba dan Kota Tomioka adalah kota yang menjadi tempat yang diperbolehkan untuk ditinggali. Pada tahun 2020, stasiun di kedua kota tersebut telah dibuka. Namun masih terdapat banyak sekali blokade pada fasilitas umum dan di beberapa bahu jalan. Hanya stasiun dan jalan utama saja yang dapat diakses.
Hanya para pengunjung dengan izin khusus yang diperbolehkan untuk memasuki daerah tersebut, Mereka yang datang diwajibkan memakai pakaian khusus dengan membawa alat pengukur tingkat radiasi nuklir. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Sebagian dari daerah tersebut memiliki tingkat radiasi nuklir yang tinggi.
Begitu pula di beberapa bahu jalan di Jepang yang dijaga oleh para petugas keamanan dan rekonstruksi. Kedua kota telah bersusah payah untuk mengerjakan pemulihan di sektor pembersihan dan pembangunan. Tujuannya agar wilayah tersebut bisa digunakan kembali oleh para penduduk sebagai tempat tinggal dalam tujuh tahun ke depan dengan ribuan penduduk.
Inilah Rute Prefektur 165 dan Rute Nasional 6 yang telah didekontaminasi di luar Stasiun Yonomori Tomioka, seperti yang terlihat pada Maret 2020.
TAHUN 2020 MENJADI KESEMPATAN UNTUK MENGHIDUPKAN FUKUSHIMA KEMBALI
Memasuki tahun 2022, sekarang tak ada lagi pagar-pagar di fasilitas umum dan beberapa bahu jalan. Tampak beberapa bangunan seperti swalayan, apartemen dan jalan-jalan kecil sudah bebas dari pagar yang membatasi.
Sedangkan ini adalah pemandangan rute dan jalan yang sama di tahun 2022.
Beberapa jalan terlihat sangat sepi dan seperti tidak ada kehidupan. Ini merupakan gambaran nyata dari kota pasca bencana yang sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan. Gedung-gedung kosong, toko-toko tutup dan suasananya sangat menyeramkan. Seperti sebuah film sci-fi yang mana penduduknya habis tidak tersisa.
Terdapat beberapa bangunan yang sudah selesai dibangun dan nantinya akan digunakan untuk tempat hunian baru. Ada sebuah bangunan yang dapat dibongkar yang tampaknya merupakan kantor dari sebuah perusahaan konstruksi, dan juga dihuni oleh orang-orang yang kemungkinan besar berada di sana untuk pekerjaan yang berhubungan dengan rekonstruksi.
MASIH ADANYA DAERAH DENGAN TINGKAT RADIASI TINGGI
Meskipun kedua kota sudah membuka jalan utama mereka untuk lalu lintas. Tidak semua tempat yang sudah didekontaminasi bisa dikunjungi. Contohnya adalah salah satu taman di distrik Futaba yaitu Taman Yonomori Tsutsumi.
Taman ini dulunya adalah taman yang sangat indah. Namun sejak 2011 sampai dengan 2020, taman ini masih ditutup. Tingkat radiasi di taman ini berdasarkan alat dosimeter mencapai 0,413 mikroSievert per jam. Sementara peraturan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk area yang telah didekontaminasi adalah 0,23 mikroSievert per jam.
Terlepas dari kesediaan Fukushima untuk mengembalikan wilayah mereka agar bisa dihuni lagi oleh penduduknya. Larangan pemerintah untuk tinggal di daerah tersebut masih berlaku di sebagian besar wilayah kota dengan hanya satu zona khusus di satu sisi stasiun yang dibuka untuk penduduk mulai April tahun ini. Tercatat sejauh ini hanya sekitar selusin orang yang mendaftar untuk tinggal di kota ini.
Tentunya sangat sulit untuk hidup di kota mati seperti ini. Apalagi untuk menjalankan bisnis. Pemerintah daerah Fukushima diharapkan dapat membuat area yang lebih luas agar bisa dihuni pada musim semi tahun depan. Upaya tersebut harus dilakukan untuk menarik lebih banyak penduduk dalam mendukung usaha bisnis lokal.
Tepat 11 tahun lalu, gempa 9,0 M melanda lepas pantai timur laut Jepang pada 14.46 waktu setempat. Gempa tersebut menyebabkan gelombang Tsunami yang menghantam pesisir Timur Jepang dan kecelakaan nuklir yang menyebabkan kerusakan serius pada 40 distrik di Iwate, Miyagi, dan Fukushima.
Akibat bencana nuklir itu, sekitar 12 persen kawasan Fukushima pernah dinyatakan tidak aman. Hingga Februari 2022, jumlah pengungsi tercatat 38.139 jiwa.
Semoga Prefektur Fukushima segera pulih dan kembali ramai dengan penduduk seperti sedia kala.
Bagaimana Titipers, tertarik untuk tinggal di Fukushima?? Komen di bawah ya!
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: soranews24, cnnindonesia
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
[blog_posts style=”default” columns__md=”1″ cat=”5055″ posts=”20″ excerpt=”false” show_category=”label” comments=”false” image_height=”100%”]