Islam telah menyebar ke seluruh dunia. Salah satu negara yang jadi tempat penyebaran agama Islam adalah Jepang. Kedatangan Islam pertama di Jepang adalah sekitar abad ke-16, ketika seorang pedagang Arab menumpang kapal Portugis untuk mampir di Jepang sebelum lanjut ke Malaka. Mereka bermukim cukup lama di Jepang, pedagang tersebut juga turut mengenalkan Islam kepada penduduk Jepang.
Kontak Islam di awal kedatangannya ke Jepang kurang mendapat sambutan hangat. Apalagi saat itu Keshogunan Tokugawa memberlakukan politik isolasi diri untuk membendung pengaruh asing ke kepulauan Jepang. Hanya beberapa pelabuhan saja dibuka, namun itu untuk kapal Belanda.
Islam mulai kembali muncul di Jepang pasca Revolusi Meiji pada abad ke-19. Saat itu Jepang menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Ottoman Turki. Pangeran Komatsu, putra Kaisar Mutsuhito diutus untuk mengunjungi Turki dan bertemu dengan Sultan Abdul Hamid II di Istanbul pada 1887. Setelah itu, Kaisar Mutsuhito dan Sultan Abdul Hamid II saling berkomunikasi.
Kesultanan Ottoman kemudian mengirimkan delegasinya ke Jepang. Kapal uap Al Tughrul yang dikemudikan Laksamana Osman Pasha, berisi ratusan prajurit dan puluhan akademisi laut berangkat menuju Jepang. Namun, kapal itu kemudian tenggelam saat berlayar kembali ke negara Turki.
Mitsutaro Takaoka menjadi orang Jepang pertama yang masuk Islam, tepatnya pada tahun 1909. Dia kemudian mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka dan sempat menunaikan ibadah haji. Lalu ada juga orang Jepang lain yang masuk Islam, seperti seorang pedagang bernama Bumpachiro Ariga yang kemudian mengubah namanya menjadi Ahmad Ariga.
Lonjakan penduduk Muslim di Jepang meningkat pasca Perang Dunia 1 dan Revolusi Bolshevik di Rusia. Banyak umat Muslim di Rusia yang merupakan etnis Uzbek, Tajik, Kirghiz, Kazakhs, dan Tatar Turki yang lari dan mendapat perlindungan di Jepang. Mereka kemudian mendirikan komunitas Muslim di negara tersebut.
Tahun 1935, berdirilah Masjid pertama di Jepang, yaitu Masjid Kobe. Masjid tersebut didirikan oleh komunitas Muslim di kota Kobe yang mayoritas berasal dari India, Tatar, Turki. Uang donasi dikumpulkan sejak tahun 1928. Selama Perang Dunia 2, masjid ini menjadi tempat berlindung masyarakat dan tentara Jepang. Juga untuk menampung para pengungsi.
Pada masa Perang Pasifik, pembelajaran Islam di Jepang mulai meningkat. Namun, hal itu demi kebutuhan daerah jajahan, bukan untuk masuk atau penyebaran Agama Islam. Pemerintah Jepang meminta beberapa pasukannya untuk mempelajari Islam karena mereka akan ditugaskan untuk menduduki daerah Asia Tenggara yang mayoritas Islam, seperti Indonesia dan Malaysia. Banyak buku-buku Islami diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.
Setelah Jepang kalah dari Perang Dunia 2, banyak tentara Jepang yang tetap tinggal di daerah jajahan seperti Malaysia dan Indonesia. Bahkan beberapa di antara mereka ada yang menikah dengan penduduk setempat dan masuk Islam.
Pada masa kontemporer ini, sebagian besar Umat Islam di Jepang adalah pendatang dari luar negeri, seperti Turki, Arab, Pakistan, Bangladesh, dan termasuk Indonesia. Beberapa pendatang dari negara-negara tersebut membentuk komunitas tersendiri dan juga turut mendirikan masjid. Salah satunya adalah masyarakat Indonesia yang mendirikan Masjid Indonesia-Tokyo atau Masjid Meguro pada tahun 2015
Menurut data di tahun 2019, jumlah penduduk Muslim di Jepang berkisar 230.000 penduduk atau sekitar 0,18% dari keseluruhan populasi Jepang. Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di Jepang di awal millenium ini.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber : kompas.com., kumparan.com
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang