Shinsengumi merupakan satuan elite kepolisan Jepang yang berdiri pada masa kekacauan, yaitu Era Bakumatsu. Tujuannya adalah melindungi ibukota Keshogunan yang berada di Kyoto. Satuan ini berisi pendekar pedang dari rakyat jelata atau samurai kelas rendah. Shinsengumi didirikan pada tahun 1863 dan dibubarkan pada tahun 1969.
Shinsengumi berada di bawah administrasi Kyoto Shugoshoku (pelindung Kyoto) pimpinan Matsudaira Katamori (daimyo Domain Aizu). Mereka memperoleh ketenaran yang cukup besar antara lain dalam insiden Ikedaya dan peristiwa kudeta 18 Agustus.
1. AWAL PEMBENTUKAN: BERAWAL DARI ROSHIGUMI
Setelah Jepang membuka diri dengan dunia luar pada tahun 1956, mulai muncuk sentimen anti-asing di Jepang. Sebagai tanggapan, Keshogunan Tokugawa membentuk Rōshigumi (浪士組, ” pasukan rōnin “) pada tanggal 19 Oktober 1862. Rōshigumi adalah pasukan yang terdiri dari 234 rōnin (samurai tanpa tuan) yang diambil dari sekolah pedang Edo.
Misi Rōshigumi adalah untuk melindungi Tokugawa Iemochi, Shogun ke-14, selama perjalanan penting ke Kyoto untuk bertemu dengan Kaisar Kōmei. Meskipun Rōshigumi dibentuk oleh Shogun, pemimpinnya Kiyokawa Hachirō dan yang lainnya memiliki loyalitas yang kuat kepada kaisar dan berencana mengumpulkan rōnin lain di Kyoto untuk mengawasi kota dari pemberontak .
Matsudaira Katamori, setelah melakukan evaluasi cermat terhadap situasi politik di Kyoto, merasa perlu mengubah cakupan misi Mibu Rōshigumi dari melindungi Shogun menjadi berpatroli di jalan-jalan Kyoto dan memulihkan ketertiban atas nama bakufu Tokugawa. Pada tanggal 18 Agustus 1863, Mibu Rōshigumi diubah namanya menjadi Shinsengumi .
2. MENJAGA KOTA KYOTO DAN IKUT DALAM PERANG BOSHIN
Korps elit Shinsengumi ini memiliki tujuan untuk melindungi kota Kyoto yang saat itu merupakan ibukota negara. Pada tanggal 30 September 1863 (kalender lunar 18 Agustus), klan Chōshū (anti-Tokugawa) diusir dari istana kekaisaran oleh klan Tokugawa, Aizu dan Satsuma . Shinsengumi dikirim untuk membantu Aizu dan menjaga gerbang istana kekaisaran.
Pada tanggal 8 Juli 1864, dalam sebuah insiden di Penginapan Ikedaya di Kyoto, tiga puluh Shinsengumi menindas sel yang terdiri dari dua puluh revolusioner Chōshū, kemungkinan mencegah pembakaran Kyoto.
Pada tahun 1867, ketika Tokugawa Yoshinobu menarik diri dari Kyoto, Shinsengumi pergi dengan damai di bawah pengawasan wakadoshiyori, Nagai Naoyuki. Kaisar baru telah ditunjuk sebagai kepala pemerintahan baru (yang berarti akhir abad kekuasaan militer oleh shōgun ). Hal ini menandai dimulainya perang saudara Boshin.
Setelah keberangkatan mereka dari Kyoto, Shinsengumi adalah salah satu pasukan keshogunan yang bertempur dalam Pertempuran Toba–Fushimi melawan pasukan Kekaisaran yang terdiri dari pasukan sekutu Chōshū, Satsuma dan Tosa pada bulan Januari 1868 di mana Kondō menderita luka tembak di Fushimi selama pertarungan.
3. DIBUBARKAN PASCA PERANG BOSHIN
Pada puncaknya, Shinsengumi mempunyai sekitar 300 anggota. Mereka adalah kelompok samurai pertama di era Tokugawa yang mengizinkan orang-orang dari kelas non-samurai (petani dan pedagang, misalnya) untuk bergabung.
Selama Perang Boshin, Shinsengumi telah melakukan berbagai pertempuran melawan faksi pro-Kaisar. Hingga dalam beberapa waktu mereka terdesak dan mengalami kekalahan. Desember 1868, mereka kemudian bergabung dengan Republik Ezo yang didirkan mantan faksi pro-Tokugawa yang berbasis di utara.
Jumlah Shinsengumi berkurang menjadi sekitar seratus pada periode ini dan mereka terus berjuang meskipun Edo jatuh dan Tokugawa kalah telak. Pertempuran Teluk Miyako pada tanggal 6 Mei 1869, menjadi pertempuran terakhir Shinsengumi. Mereka dipaksa menyerah pada 14 Mei 1869 dan praktis dibubarkan.
4. DAFTAR ANGGOTA ELITE
-Kondō Isami (Komandan)
-Yamanami Keisuke (Komandan Umum)
-Hijikata Toshizō (Wakil Komandan)
-Okita Sōji (Kapten Unit 1)
-Nagakura Shinpachi (Kapten Unit 2)
-Saitō Hajime (Kapten Unit 3)
-Matsubara Chūji (Kapten Unit 4)
-Takeda Kanryūsai (Kapten Unit 5)
-Inoue Genzaburō (Kapten Unit 6)
-Tani Sanjūrō (Kapten Unit 7)
-Tōdō Heisuke (Kapten Unit 8)
-Suzuki Mikisaburō (Kapten Unit 9)
-Harada Sanosuke (Kapten Unit 10)
5. SERING DIMASUKKAN DALAM BUDAYA POP
Sebagai bagian dari historis negara Jepang, Shinsengumi beberapa kali muncul dalam berbagai budaya pop yang mengangkat tema sejarah.
Shinsengumi sering dimunculkan dalam berbagai cerita drama Shinsengumi Shimatsuki (1961), Shinsengumi Keppuroku (1967), Shinsengumi! (2004). Juga ada film berjudul The Legend of Shinsengumi (1963) yang berdasarkan novel berjudul sama yang terbit pada tahun 1924. Pada tahun 1969, film berdurasi panjang, Shinsengumi : Assassins of Honor, yang dibintangi Toshiro Mifune dirilis. Ini menggambarkan pasang surut Shinsengumi.
Karakter utama Space Battleship Yamato diberi nama berdasarkan Shinsengumi. Manga Getsu Mei Sei Ki (2003) atau Goodbye Shinsengumi oleh Kenji Morita menggambarkan kehidupan Hijikata Toshizō, wakil komandan Shinsengumi. Manga Kaze Hikaru menyajikan kisah fiksi tentang seorang gadis yang bergabung dengan Shinsengumi dengan menyamar dan jatuh cinta pada Okita Soji, kapten unit pertama Shinsengumi. Manga Peacemaker Kurogane oleh Nanae Chrono adalah fiksi sejarah yang terjadi pada akhir periode Tokugawa, menceritakan seorang anak muda Ichimura Tetsunosuke, yang mencoba bergabung dengan Shinsengumi.
Manga dan anime Gintama menampilkan versi realitas alternatifnya sendiri dari Shinsengumi sebagai karakter reguler, termasuk anggota dengan nama keluarga seperti Kondo, Hijikata, dan Okita. Tokoh Okita Soji juga muncul dalam manga berjudul Chiruran dan Record of Ragnarok.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang