KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

6 Festival Paling Tidak Biasa di Jepang yang Wajib Anda Ketahui!

6 Festival paling tidak biasa di Jepang

Jepang dikenal dengan budaya dan tradisi yang kaya, termasuk festival-festivalnya yang meriah dan unik. Namun, bagi sebagian orang, terutama dari sudut pandang budaya Barat, beberapa festival ini mungkin terasa sedikit aneh atau tidak biasa. Bayangkan saja melihat parade lingga raksasa di jalanan atau kompetisi bayi menangis yang dianggap sebagai keberuntungan! Penasaran? Berikut adalah enam festival paling unik yang hanya bisa Titipers temukan di Jepang.

1. Kasedori Festival

Tanggal Acara11 Februari setiap tahun
LokasiKastil Kaminoyama, Prefektur Yamagata
Akses15 menit jalan kaki dari Stasiun JR Kaminoyama Onsen

Setiap tanggal 11 Februari, Kota Kaminoyama di Prefektur Yamagata menggelar Kasedori Festival, sebuah perayaan unik di mana para peserta mengenakan kostum jerami berbentuk burung dan berlarian di jalanan sembari meneriakkan “ka-ka-ka” seperti suara burung. Nama “Kasedori” berasal dari gabungan kata dalam bahasa Jepang yang berarti “burung pembawa kemakmuran” dan “burung api”. Tradisi yang telah berlangsung sejak tahun 1600-an ini dipercaya membawa keberuntungan serta melindungi rumah-rumah dari kebakaran.

Ada satu tradisi menarik dalam festival ini: siapa pun yang berhasil mengambil jerami yang jatuh dari kostum para peserta akan mendapat keberuntungan. Namun, jerami ini tidak boleh dicabut langsung dari kostum. Para gadis muda bahkan sering mengikat jerami tersebut di rambut mereka dengan harapan agar rambut mereka tumbuh lebih indah.


2. Kanamara Matsuri

Tanggal AcaraBervariasi
LokasiDi seluruh Jepang

Jika berbicara tentang festival paling tidak biasa di Jepang, Kanamara Matsuri pasti masuk dalam daftar teratas. Festival yang diadakan setiap Minggu pertama bulan April di Kawasaki, Prefektur Kanagawa ini dikenal karena parade lingga raksasa berwarna-warni yang diarak keliling kota.

Meskipun terkesan nyeleneh, festival ini memiliki makna spiritual dan budaya yang mendalam. Berawal dari legenda kuil Kanayama, festival ini awalnya diperuntukkan bagi pekerja seks pada zaman Edo yang datang untuk berdoa memohon perlindungan dari penyakit menular seksual. Kini, Kanamara Matsuri berkembang menjadi perayaan kesuburan, kesehatan seksual, dan keselamatan dalam persalinan.

Selama festival, patung-patung lingga dalam berbagai ukuran dan warna diarak, sementara para peserta mengenakan kostum unik serta menikmati makanan dan suvenir bertema lingga. Acara ini juga berfungsi sebagai ajang penggalangan dana untuk edukasi dan kesadaran tentang HIV/AIDS.

Selain Kanamara Matsuri, Jepang memiliki beberapa festival kesuburan lainnya, seperti:

  • Festival Kuil Tagata di Prefektur Aichi (15 Maret setiap tahun)
  • Festival Dontsuku di Prefektur Shizuoka (akhir September atau awal Oktober)

3. Hadaka Matsuri

Tanggal AcaraBiasanya pada bulan Januari dan Februari
LokasiDi seluruh Jepang

Jepang memiliki banyak festival di mana para peserta mengenakan pakaian seminimal mungkin, bukan tanpa alasan. Hadaka Matsuri, atau Festival Telanjang, adalah tradisi Shinto yang bertujuan untuk mencapai kondisi sesuci mungkin, seperti saat dilahirkan. Dengan kata lain, semakin sedikit pakaian yang dikenakan, semakin dekat seseorang dengan kesucian spiritual.

Festival ini melibatkan berbagai ritual, mulai dari berendam di air es hingga berkelahi satu sama lain dalam kompetisi fisik mirip perkelahian lumpur. Tradisi ini awalnya hanya diikuti oleh pria, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, wanita juga diperbolehkan ikut serta. Namun, kini pakaian yang dikenakan peserta semakin tertutup dibandingkan masa lalu.

Beberapa festival Hadaka paling terkenal di Jepang meliputi:

  • Festival Konomiya Hadaka di Prefektur Aichi (setiap tahun pada hari ke-13 kalender lunar)
  • Festival Dontosai di Prefektur Miyagi (14 Januari)
  • Festival Saidai-ji Eyo Hadaka di Prefektur Okayama (Sabtu ke-3 bulan Februari setiap tahun)

Hadaka Matsuri tidak hanya tentang ketahanan fisik terhadap cuaca dingin, tetapi juga memiliki makna mendalam tentang kemurnian, keberuntungan, dan hubungan dengan roh leluhur.


4. Naki Sumo

Tanggal AcaraBiasanya bulan April sampai Oktober setiap tahunnya
LokasiDi seluruh Jepang

Pernah membayangkan bagaimana jika sumo dan bayi digabungkan? Naki Sumo atau Crying Baby Sumo Festival adalah festival unik di mana bayi-bayi “dipertandingkan” dalam lomba menangis. Tapi jangan khawatir, ini bukan kompetisi kekerasan!

Dalam setiap acara, bayi-bayi yang mengenakan pakaian tradisional akan digendong oleh pegulat sumo. Begitu mereka mulai menangis, doa atau lagu dipanjatkan untuk mereka, dan para pegulat sumo akan menghentakkan kaki mereka sebagai bagian dari ritual. Semakin keras bayi menangis, semakin baik, karena dipercaya bahwa tangisan mereka dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan serta kesehatan.

Festival ini diadakan di berbagai kuil di Jepang, tetapi dua yang paling terkenal adalah Festival Asakusa Nakizumo di Tokyo (April setiap tahun) dan Festival Nakizumo Kuil Gokoku di Hiroshima (Mei setiap tahun). Uniknya, di Hiroshima, festival ini tidak melibatkan pegulat sumo, hanya bayi yang diadu dalam kompetisi tangisan.


5. Oni Matsuri

Tanggal AcaraSekitar Tahun Baru
LokasiDi seluruh Jepang

Dalam mitologi Jepang, Oni adalah makhluk menyeramkan yang sering diterjemahkan sebagai “setan” dalam bahasa Inggris. Biasanya digambarkan berwarna merah atau hijau dengan wajah menakutkan dan tanduk mencolok. Oni sering muncul dalam festival di mana penduduk mengenakan kostum dan topeng rumit untuk memerankan makhluk ini.

Meskipun dalam beberapa festival oni dianggap sebagai makhluk pelindung, seperti dalam Festival Oni Hashiri di Nara (14 Januari), di festival lain mereka justru diusir, seperti saat hari raya Setsubun, ketika orang-orang melempar kacang sambil meneriakkan, “Oni wa soto!” (“Keluarlah setan!”).

Berikut adalah beberapa festival Oni yang menarik:

  • Festival Namahage Sedo di Akita (Jumat–Minggu kedua bulan Februari): Para peserta mengenakan topeng oni menakutkan dan berkeliling menegur anak-anak setempat agar menjadi lebih patuh.
  • Oni Hashiri di Nara (14 Januari): Oni berperan sebagai pelindung yang mengusir roh jahat.

6. Nozawa Fire Festival

Tanggal AcaraBiasanya di awal tahun
LokasiDi seluruh Jepang

Api memiliki makna penting dalam budaya Jepang sebagai simbol pemurnian dalam ajaran Shinto dan Buddha. Salah satu festival api paling terkenal adalah Nozawa Fire Festival, yang diadakan setiap 15 Januari di Desa Nozawa Onsen, Prefektur Nagano.

Festival ini terkenal karena pertarungan api spektakuler, di mana para pria yang telah mengonsumsi sake mencoba mempertahankan kuil kayu setinggi 18 meter dari serangan para penyerang bersenjatakan obor menyala. Ritual ini dilakukan untuk mendoakan keselamatan anak-anak dan kemakmuran desa. Suasana festival ini sangat dramatis dan menjadi tontonan luar biasa bagi wisatawan.

Jepang juga memiliki festival api lain yang tak kalah menarik, seperti Festival Sagicho Omihachiman di Prefektur Shiga pada Maret, serta Festival Kebesu di Prefektur Oita pada Oktober, di mana seorang pria dengan tongkat api menari di sekitar para penonton.


Jepang memang tidak pernah kehabisan festival unik yang menggabungkan antara tradisi, spiritualitas, dan kepercayaan masyarakatnya. Dari parade lingga hingga bayi yang menangis, setiap festival memiliki makna mendalam yang mencerminkan budaya Jepang. Jika Titipers ingin merasakan pengalaman yang benar-benar berbeda, pastikan untuk mengunjungi salah satu festival ini dalam perjalananmu ke Jepang!

sumber: japancheapo

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya  di sini ^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial  Titip Jepang:
Instagram:  @titipjepang
Twitter:  @titipjepang
Facebook:  Titip Jepang