Distrik Geisha Akan Dilarang untuk Didatangi Wisatawan “Paparazzi” Mulai April 2024
Jalur kecil di distrik Geisha kini akan dibatasi hanya untuk seniman, warga, dan klien
Pejabat lokal di distrik Geisha yang populer di Kyoto, Jepang berencana menutup akses bagi wisatawan “paparazzi” yang melecehkan dan menyusahkan artis wanita Jepang yang telah diakui secara global ini mulai April mendatang. Pihaknya kini akan melarang para pelancong dan wisatawan memasuki gang-gang dan jalan-jalan yang menampung para Geisha dan Maiko (Geisha peserta pelatihan remaja) setelah berulangkali menghadapi keluhan selama bertahun-tahun atas meningkatnya gebrakan fotografi.
Gion terkenal sebagai tempat yang sering didatangi wisatawan. Kebanyakan dari mereka mendatangi distrik ini hanya untuk memotret penghibur profesional terkenal Jepang yang terkenal dengan kimono khasnya dan wajah putihnya.
Isokazu Ota selaku sekretaris perwakilan Dewan Distrik Sisi Selatan kota Gion, mengatakan kepada CNN bahwa gang-gang kecil tersebut akan ditutup sepenuhnya untuk wisatawan mulai bulan depan seiring dengan meningkatnya wisatawan ke distrik tersebut. Sedangkan gang-gang yang menampung restoran dan kedai teh, akan tetap dibuka hanya untuk Geisha, klien mereka, dan penduduk distrik tersebut.
Sebelumnya, pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya dengan memberlakukan denda langsung bagi wisatawan yang kedapatan mengganggu Geisha. Wisatawan “nakal” ini mengejar para seniman profesional tersebut hingga ke jalan-jalan pribadi di distrik tersebut, mengambil foto mereka tanpa izin, dan bahkan menyentuh kimono dan wig mereka yang rumit. Namun, upaya ini tetap tidak berhasil.
Dengan diangkatnya pembatasan pengunjung pasca Covid-19 di Jepang, banyak wisatawan yang datang berbondong-bondong ke Jepang dan tidak berusaha menghormati norma-norma sosial dan etika di Jepang. Hal ini tentu menambah rumit permasalah di Distrik Geisha ini. Pejabat lokal berpendapat, para turis asing yang menunggu Maiko keluar dari gang-gang di area terlarang fotografi sebenarnya telah mengetahui larangan tersebut, namun memilih untuk mengabaikannya, meskipun sudah diperingatkan. Sebelum pandemi, wisatawan juga dilaporkan mencabut hiasan rambut Geisha dan melemparinya dengan puntung rokok.
Kini, dengan keputusan untuk menutup bagian Kyoto yang kaya akan tradisi dan budaya, Dewan Lokal dan Pejabat Pemerintah Kota berharap mereka dapat melindungi Geisha dan Maiko serta melestrasikan seni Jepang dan seniman penjaganya.
BACA JUGA: Menginap dengan Nuansa Khas Jepang di Hotel Kapsul Ninja & Geisha
ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: independent
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang