KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Omukade: Legenda Kelabang Raksasa Jepang yang Kini Muncul di Jigoku Sensei Nūbē!

Omukade

Bukan hantu, bukan vampir—di Jepang, salah satu makhluk paling menakutkan dalam cerita rakyat justru adalah kelabang raksasa yang hidup di gunung dan gemar memangsa manusia. Ia dikenal sebagai Omukade (大百足), sosok yōkai klasik yang kerap muncul dalam legenda para samurai, game horor, hingga anime.

Kini, makhluk menyeramkan itu bangkit kembali dalam anime remake Jigoku Sensei Nūbē yang tayang pada musim panas 2025. Meskipun tidak disebut langsung sebagai Omukade, sosok yōkai di episode pertama yang dikenal sebagai Tsukumo no Ashi no Mushi (Serangga Berkaki 99) jelas mengusung aura dan teror yang sama. Tubuhnya panjang, kakinya ratusan, dan kehadirannya langsung memberi nuansa gelap yang intens pada awal kisah Nūbē sebagai guru pengusir roh jahat.

Tapi sebelum membahas bagaimana yōkai mengerikan ini menjelma dalam dunia anime modern, mari kita telusuri dulu jejaknya yang panjang dalam sejarah, mitologi, dan budaya populer Jepang. Dari pegunungan purba hingga layar televisi, inilah kisah Omukade sang kelabang neraka.

Mengenal Omukade: Kelabang Gaib dalam Mitologi Jepang

Dalam mitologi Jepang, Omukade (大百足) adalah makhluk gaib berbentuk kelabang raksasa yang konon tinggal di pegunungan terpencil dan gua-gua gelap. Namanya berasal dari gabungan kata “ō” (besar) dan “mukade” (kelabang), merujuk langsung pada ukuran tubuhnya yang tidak masuk akal. Panjang tubuhnya bisa membelit sebuah gunung berkali-kali.

Tubuh Omukade digambarkan berwarna hitam keunguan dengan kaki-kaki berwarna merah atau oranye menyala. Ia bisa merayap di dinding tebing, menembus celah sempit, dan muncul tanpa suara.

Tapi yang membuatnya benar-benar menyeramkan adalah daya tahannya terhadap senjata. Banyak cerita menggambarkan Omukade sebagai makhluk yang kebal terhadap pedang, tombak, bahkan panah—kecuali jika ujung senjata itu dilumuri air liur manusia. Sebuah kelemahan yang aneh, tapi sering muncul dalam cerita rakyat Jepang untuk menandai elemen “kesakralan tubuh manusia” melawan roh-roh jahat.

Legenda Heroik Fujiwara no Hidesato dan Omukade di Gunung Mikami

Lukisan yang menggambarkan Fujiwara no Hidesato dengan Omukade di Danau Biwa. (wikipedia)

Salah satu legenda yang paling dikenal dalam folklor Jepang mengenai makhluk yōkai Ōmukade berkaitan dengan tokoh sejarah Fujiwara no Hidesato, seorang bangsawan dan prajurit dari era Heian.

Menurut kisah rakyat, peristiwa ini bermula di Seta no Karahashi, sebuah jembatan terkenal yang melintasi Sungai Seta di wilayah yang sekarang termasuk Prefektur Shiga. Suatu hari, seekor ular berukuran besar muncul dan melintang di atas jembatan, menyebabkan warga sekitar tidak dapat melintas karena takut. Fujiwara no Hidesato, yang kebetulan melewati daerah tersebut, tetap berjalan melewati jembatan dan menginjak tubuh ular tersebut tanpa menunjukkan rasa gentar. Setelah itu, ular tersebut meninggalkan jembatan dan kembali ke danau.

Pada malam harinya, Hidesato didatangi oleh seorang wanita yang mengaku sebagai putri dari Raja Naga yang tinggal di Danau Biwa. Ia menjelaskan bahwa kemunculan ular sebelumnya adalah ujian keberanian. Karena Hidesato telah lolos dari ujian tersebut, keluarga naga memintanya untuk membantu mengalahkan seekor kelabang raksasa (Ōmukade) yang tinggal di Gunung Mikami dan kerap menyerang istana bawah air mereka.

Hidesato menerima permintaan tersebut. Ia pergi ke Gunung Mikami dengan membawa senjata, termasuk busur dan anak panah. Di sana, ia melihat Ōmukade membelit puncak gunung hingga tujuh setengah kali, menandakan ukurannya yang sangat besar. Hidesato mencoba memanah makhluk tersebut, namun anak panahnya tidak mampu menembus kulitnya. Setelah beberapa kali gagal, ia meludahi ujung anak panah terakhirnya—tindakan ini dalam kepercayaan lokal dipercaya memiliki kekuatan khusus—dan menembakkan panah tersebut setelah memanjatkan doa kepada Hachiman, dewa perang. Panah tersebut berhasil menewaskan Ōmukade.

Sebagai tanda terima kasih, keluarga naga memberikan Hidesato sejumlah benda pusaka, yaitu:

  • Sebuah kantong beras yang tidak pernah habis,
  • Gulungan sutra yang tidak pernah habis meskipun terus dipotong,
  • Panci masak yang dapat menghasilkan makanan tanpa api,
  • Dan sebuah lonceng kuil besar, yang kemudian disumbangkan oleh Hidesato ke Kuil Mii-dera.

Dalam beberapa versi legenda, Raja Naga juga memberikan informasi rahasia kepada Hidesato yang kelak membantunya dalam menghadapi Taira no Masakado, seorang tokoh pemberontak pada masa tersebut.

Omukade dalam Budaya Populer: Dari Anime hingga Video Game

Tsukumo no Ashi no Mushi di episode pertama Jigoku Sensei Nube (2025)

Wujud dan simbolisme Omukade begitu kuat, hingga terus muncul dalam berbagai karya budaya populer Jepang—dari anime hingga game modern.

Inuyasha

Dalam seri Inuyasha, Ōmukade muncul sebagai karakter bernama Mistress Centipede, antagonis utama di episode pertama. Ia dibangkitkan oleh Shikon no Tama dan menyeret Kagome dari era modern ke era Sengoku. Mistress Centipede kemudian dikalahkan oleh Inuyasha. Dalam episode 147, diungkapkan bahwa ia telah tertidur di Gua Midoriko bersama permata tersebut hingga akhirnya ditemukan oleh Shako, kakek Sango. Meskipun dibunuh, keberadaannya yang dekat dengan Shikon no Tama memungkinkan ia bangkit kembali. Pada malam bulan baru, ia mencoba menculik Kaede muda dan merebut permata dari Kikyō, namun kembali dibunuh oleh Inuyasha. Kikyō akhirnya memerintahkan agar sisa-sisa tubuh Mistress Centipede dibuang ke Bone-Eater’s Well untuk mencegah kebangkitannya yang terus-menerus.

Yashahime: Princess Half-Demon

Dalam sekuel Inuyasha ini, muncul karakter baru bernama Mistress Three-Eyes, yang juga merupakan seekor Ōmukade. Ia mencuri Mutiara Pelangi merah dan emas dari Moroha dan Setsuna, namun akhirnya terhisap ke dalam portal. Dalam episode “The Dream Butterfly,” ia kembali muncul dan mencoba merebut Mutiara Pelangi perak, tetapi dikalahkan oleh Setsuna.

Sekiro: Shadows Die Twice

Dalam gim aksi ini, Ōmukade digambarkan sebagai makhluk yang merasuki entitas abadi. Tokoh utama menggunakan Mortal Blade, pedang khusus yang dapat membunuh makhluk abadi, untuk mengalahkannya.

Yo-kai Watch

Dalam waralaba ini, terdapat yōkai yang terinspirasi dari Ōmukade dan diberi nama Irewig dalam versi bahasa Inggris. Ia memiliki kemampuan untuk membuat orang menjadi mudah tersinggung dan meledak-ledak.

Pokémon Sword & Shield

Pokémon Centiskorch dan bentuk Gigantamax-nya terinspirasi dari Ōmukade, terutama dari ukuran tubuh yang memanjang dan motif api yang merefleksikan sifat berbahaya kelabang raksasa dalam legenda.

One-Punch Man

Karakter Elder Centipede, monster raksasa kelas naga yang menjadi musuh para pahlawan, didasarkan pada mitos Ōmukade, baik dari segi bentuk maupun daya tahan tubuhnya yang ekstrem.

Ghost of Tsushima

Dalam gim ini, salah satu kosmetik senjata diberi nama Omukade’s Revenge. Tampilan ini mengubah desain sarung dan gagang katana serta tanto milik protagonis Jin Sakai.

Touhou Project

Dalam permainan ini, bos di panggung ekstra adalah Momoyo Himemushi, yōkai kelabang raksasa yang jelas terinspirasi dari Ōmukade.

Jigoku Sensei Nūbē (Remake 2025)

Dalam episode pertama versi terbaru ini, Nūbē berhadapan dengan Tsukumo no Ashi no Mushi, yōkai misterius berbentuk serangga berkaki 99 yang merasuki Hiroshi. Meski tidak disebut langsung sebagai Omukade, visualnya yang panjang, menghitam, dan menjalar penuh kaki membuat banyak penonton langsung teringat pada kelabang raksasa mitologis tersebut.

Itulah sosok Omukade, kelabang raksasa dari legenda Jepang yang tak hanya menebar teror di pegunungan kuno, tapi juga terus hidup dalam imajinasi pop culture masa kini—dari game hingga anime. Meski tubuhnya kecil dalam dunia nyata, kehadirannya sebagai yōkai justru besar, menakutkan, dan tak terlupakan. Dan jika episode pertama Nūbē adalah pertanda, maka bisa jadi kita akan melihat lebih banyak yōkai klasik Jepang bangkit kembali dengan wujud baru yang tak kalah mengerikan.

Sumber: wikipedia 1, 2 ; yokai

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang