Teke-Teke, Hantu yang Bisa Ngesot Ratusan Kilometer
Ngomongin soal hantu-hantu perempuan asal Jepang, kurang lengkap jika belum membahas hantu legendaris, Teke-Teke. Kisah tentang Teke-Teke sudah beredar sejak tahun 1960-an. Teke-Teke merupakan jelmaan dari seorang gadis sekolah yang jatuh pada jalur kereta api dan badannya terpotong menjadi dua bagian.
Kematian Tragis Teke-Teke
Cerita bermula saat si gadis sekolah sedang menunggu kereta bersama teman-temannya. Karena mengetahui sifatnya yang penakut, teman-temannya menggodanya dengan meletakan seekor jangkrik di bahunya. Gadis itupun kaget dan jatuh terjerembab ke rel tepat saat kedatangan kereta.
Kematiannya yang tragis menjadikannya sebagai arwah penasaran dan ingin balas dendam atau di Jepang disebutnya Onry, Hantu ini dipercaya dapat berjalan cepat dengan kedua tangan atau sikunya, suara menyeret tubuhnya yang terpotong membuat hantu ini mendapatkan nama Teke-Teke karena seperti suara seretan tubuhnya. Jika dia bertemu siapapun di malam hari dan korbannya tidak cukup cepat, dia akan mengirisnya menjadi dua bagian sama seperti dirinya.
Menyerang Korbannya Tanpa Ampun
Sebagai arwah penasaran, Teke-teke kerap kali mengganggu orang-orang. Pada suatu sore, ada seorang siswa laki-laki hendak pulang sekolah, ia mendengar suara berisik di belakangnya. Ketika ia menengok kebelakang, ada seorang gadis cantik duduk di jendela. Ia memandangi siswa tersebut dengan lengannya disandarkan pada ambang jendela. Si siswa merasa heran mengapa bisa gadis tersebut berada disana, padahal sekolahnya merupakan sekolah khusus laki-laki.
Ketika siswa tersebut memandang ke arahnya, gadis itu memeluk dirinya sambil memegangi siku. Tiba-tiba saja ia melompat keluar jendela dan badannya mendarat di luar kelas. Siswa laki-laki kaget bukan kepalang menyadari badan gadis cantik tersebut hanya tinggal bagian atas dan berdarah-darah.
Teke-Teke menampakkan wujud aslinya. Ia mengejar siswa yang ketakutan itu sembari ngesot menyeret tubuhnya dan berjalan dengan tumpuan tangan yang menghasilkan suara teke teke teke. Karena si anak laki-laki tidak cukup kencang berlari, ia berhasil tertangkap segera oleh Teke Teke. Ia mengeluarkan sabit dan memotong tubuh siswa tersebut menjadi dua.
Kabarnya satu-satunya untuk menghindari serangan sabit hantu Teke-Teke adalah dengan menjawab pertanyaannya. Saat bergentayangan di malam hari dan melihat “calon korban”, Teke Teke akan bertanya, “Di mana kakiku?” Supaya selamat dari sabetan sabit, orang harus menjawab pertanyaan tersebut dengan, “Di jalur meishin”. Itu adalah jalur kereta tempat Teke-Teke terbunuh dan tubuhnya terbelah menjadi dua.
Serem banget kan?
Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang