KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Tiga Yokai Paling Jahat Jepang: Dari Gunung, Istana, hingga Neraka

Yokai Paling Jahat di Jepang

Jepang punya tradisi menarik dalam menyusun “daftar tiga besar” untuk hampir semua hal, mulai dari tiga pemandangan terindah (Nihon Sankei) hingga tiga taman teragung. Tapi siapa sangka, bahkan dunia roh pun punya versinya sendiri: Nihon Sandai Aku Yokai (日本三大悪妖怪) — tiga yokai jahat paling jahat (berbahaya) dalam legenda Jepang.

Mereka bukan sekadar monster penakut anak-anak. Masing-masing lahir dari ambisi, kesedihan, dan kutukan manusia yang berubah menjadi kekuatan kegelapan. Tiga nama itu adalah Shuten Dōji, Tamamo no Mae, dan Sutoku Tennō. Mari kita jelajahi kisah mereka dari kabut gunung Kyoto hingga lorong gelap istana kekaisaran.

3. Shuten Dōji — Raja Oni dari Gunung Ōe

shutendouji

Di masa Heian (794–1185), ketika ibu kota masih berkilau oleh istana dan puisi, teror datang dari pegunungan utara Kyoto. Di sana, seorang pemuda bernama Shuten Dōji tumbuh dengan kekuatan tak wajar. Ia dikatakan lahir dari rahim manusia, tapi ayahnya seekor iblis atau naga.

Sewaktu kecil, Shuten diasuh di kuil di Gunung Hiei, tapi disiplin biksu tak cocok untuk darah panasnya. Ia minum sake, melanggar aturan, dan suatu malam mengenakan topeng oni dalam pesta, topeng itu melekat di wajahnya, seolah menegaskan bahwa sisi iblis dalam dirinya tak bisa lagi dilepaskan.

Ia pergi ke Gunung Ōe, membangun benteng batu, dan memimpin pasukan oni. Legenda mengatakan ia menculik perempuan dari ibukota untuk dijadikan santapan dan pelayan. Aroma sake dan darah menyelimuti lembah setiap malam.

Kaisar Ichijō akhirnya memerintahkan pahlawan Minamoto no Raikō untuk mengakhiri teror itu. Raikō datang dengan samurai terbaiknya, menyamar sebagai biksu, dan menawari Shuten sake beracun. Saat pesta mabuk, mereka memenggal kepala raksasa itu. Tapi kepala Shuten masih sempat menggigit helm Raikō sebelum akhirnya dikubur jauh di luar kota.

Di beberapa daerah, penduduk masih mempersembahkan sake di festival musim gugur untuk menenangkan arwah Shuten Dōji — agar sang raja oni tidak turun gunung lagi.

2. Tamamo no Mae — Kitsune Rubah Sembilan Ekor di Balik Keindahan

tamamonomae

Jika Shuten Dōji mewakili kekuatan liar dan brutal, Tamamo no Mae adalah lambang dari kejahatan yang cerdik, tersembunyi di balik wajah cantik dan senyum lembut.

Dalam mitologi Jepang, Kitsune (狐) adalah roh rubah yang memiliki kecerdasan luar biasa dan kemampuan sihir, terutama untuk berubah wujud menjadi manusia. Ada dua jenis Kitsune:

  • Zenko (善狐), rubah putih pelayan dewa Inari yang membawa keberuntungan, dan
  • Yako (野狐), rubah liar yang licik dan penuh tipu daya.

Tamamo no Mae termasuk golongan terakhir, Yako tingkat tertinggi, rubah berekor sembilan yang hidup ribuan tahun dan menguasai seni penyamaran.

Ia muncul di istana Kaisar Toba sebagai wanita paling memesona di seluruh negeri. Kulitnya seputih salju, rambutnya seperti sutra hitam, dan tutur katanya penuh pesona. Ia menjawab setiap pertanyaan tentang puisi, musik, dan astrologi dengan sempurna hingga semua orang percaya bahwa ia bukan manusia biasa, melainkan karunia para dewa.

Namun, di balik pesonanya, perlahan-lahan Kaisar jatuh sakit tanpa sebab jelas. Para dukun istana memeriksa tanda-tanda gaib, dan menemukan bahwa penyakit itu berasal dari energi jahat di dekat kaisar. Ketika ritual pemurnian dilakukan, terungkap bahwa Tamamo no Mae bukan manusia, melainkan Kitsune sembilan ekor yang menggunakan sihir untuk menguras energi kehidupan Kaisar.

Dalam versi lain, Tamamo sebelumnya pernah muncul di Tiongkok dan India sebagai wanita cantik yang menggoda raja dan menyebabkan kehancuran kerajaan hingga akhirnya tiba di Jepang.

Setelah penyamarannya terbongkar, Tamamo no Mae melarikan diri ke padang Nasuno (sekarang Prefektur Tochigi). Pasukan kekaisaran memburunya, dan ketika akhirnya ia tewas terkena panah, tubuhnya berubah menjadi batu beracun bernama Sesshō-seki, “batu pembunuh”.

Batu itu dipercaya memancarkan energi jahat yang bisa membunuh siapa pun yang mendekat. Anehnya, pada tahun 2022, batu Sesshō-seki benar-benar retak dua bagian membuat masyarakat Jepang bergidik, seolah roh Tamamo no Mae akhirnya bebas setelah seribu tahun terkurung.

1. Sutoku Tennō — Kaisar yang Menjadi Tengu

sutokutennou

Di antara ketiganya, kisah Sutoku Tennō paling tragis. Ia bukan makhluk gaib sejak awal, melainkan manusia, bahkan kaisar.

Sutoku naik takhta di usia muda, tapi hidupnya dipenuhi intrik dan pengkhianatan. Setelah turun dari singgasana, ia dibuang ke Sanuki (sekarang Kagawa, Shikoku) dan menjalani hidup sebagai biksu. Dalam pengasingan, ia menyalin ribuan sutra suci dan mengirimkannya ke Kyoto sebagai tanda perdamaian. Namun naskah itu ditolak; para bangsawan takut isinya mengandung kutukan.

Dipenuhi amarah dan rasa sakit, Sutoku menulis sumpah dalam darahnya sendiri: bahwa ia akan menjadi roh jahat yang mengguncang negeri. Rambutnya memanjang, kukunya menjadi seperti cakar burung, dan suaranya berubah seperti angin dari neraka. Ia menjadi tengu, makhluk setengah manusia setengah burung, simbol kesombongan dan dendam.

Setelah kematiannya, bencana datang silih berganti badai, wabah, perang saudara. Jepang memasuki masa kekacauan yang akhirnya melahirkan pemerintahan samurai. Banyak yang percaya, kekuasaan militer adalah bayangan panjang dari kutukan Sutoku Tennō.

Ketiga yokai paling jahat ini, Shuten Dōji, Tamamo no Mae, dan Sutoku Tennō. Muncul di masa transisi penting sejarah Jepang: dari era istana menuju era perang. Mereka menjadi simbol dari kekuatan manusia yang menolak tunduk pada tatanan.

Bagi masyarakat Jepang, legenda mereka bukan sekadar kisah horor, melainkan peringatan bahwa ketika ambisi, kesedihan, dan dendam manusia melampaui batas, ia bisa menjelma menjadi kekuatan yang menaklukkan dunia.

Hingga kini, setiap festival, kuil, dan pertunjukan Noh yang mementaskan kisah mereka selalu diselimuti rasa hormat dan sedikit ketakutan. Karena di balik keindahan legenda, selalu ada pertanyaan:

Apakah kejahatan itu lahir dari iblis… atau dari hati manusia sendiri?

Jangan lupa ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: folklorethursday
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang