Yaobikuni: Biarawati Cantik nan Awet Muda yang Terkutuk
Yaobikuni adalah nama seorang biarawati legendaris yang hidup selama delapan ratus tahun guna mempertahankan penampilannya agar tetap awet muda dan memberikan kehidupan yang abadi.
Hal itu terjadi sebab dia tidak sengaja memakan daging ningyo. Dalam mitologi Jepang, daging putri duyung dipercaya dapat memberikan kehidupan abadi, tetapi Yaobikuni terbebas dari kutukan itu setelah dia berdoa dengan sungguh-sungguh di tempat yang sekarang disebut Prefektur Fukui hingga dia berubah menjadi batu.
Beberapa cendekiawan dari Periode Edo (1603 – 1868) meyakini bahwa legenda ini benar adanya dan barang siapa yang mengonsumsi bubuk “tulang ningyo,” atau apa pun yang mereka beli dengan cara menipu dengan tujuan untuk memperpanjang hidup mereka.
Kisah Yaobikuni ditemukan berulang-ulang di hampir setiap wilayah Jepang. Beberapa detail ceritanya bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, tetapi inti ceritanya tetap sama: seorang gadis tanpa sadar memakan sesuatu dari dunia bawah laut yang menyebabkannya hidup sangat lama, jadi dia menjadi biarawati dan bepergian keliling Jepang.
Dalam banyak versi, gadis itu adalah putri seorang nelayan miskin, sementara dalam beberapa versi dia adalah putri seorang bangsawan setempat, atau bahkan putri onmyōji legendaris Ashiya Dōman. Dalam beberapa versi cerita, dia menjadi abadi dengan memakan daging ningyo, dalam versi lain itu adalah abalon ajaib atau makanan khusus lainnya dari Ryūgū.
Di seluruh Jepang ada kota-kota dengan cerita tentang pohon-pohon yang ditanam oleh seorang biarawati abadi yang bepergian berabad-abad yang lalu. Ada catatan resmi tentang seorang biarawati berusia delapan ratus tahun yang berkunjung ke Kyōto pada tahun 1449. Dalam kebanyakan cerita, dia akhirnya berakhir di Wakasa—Prefektur Fukui selatan. Mungkin dari sanalah kisahnya bermula. Sebuah gua kecil yang terletak di tanah Kūinji, sebuah kuil Buddha Zen di Obama, Fukui, konon menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.
Legenda Yaobikuni
Dahulu kala, seorang nelayan menemukan makhluk aneh saat ia menarik jaringnya. Setelah diperhatikan dengan teliti terdapat ikan besar yang terperangkap selama bertahun-tahun memancing, dan makhluk itu berwajah manusia. Lalu ia memberi tahu semua orang yang ia kenal tentang ikan aneh tersebut dan mengundang mereka untuk makan malam agar dapat mencicipinya.
Di tengah makan malam berlangsung, salah satu tamunya menyelinap ke dapur untuk mengintip ikan aneh yang diceritakannya. Setelah melihatnya, tamu itu menyadari bahwa itu bukanlah sosok ikan, melainkan ningyo. Sudah diketahui umum bahwa daging ningyo akan memberikan kehidupan abadi dan awet muda bagi siapa pun yang memakannya. Diam-diam orang tersebut memperingatkan tamu yang lain tentang ikan aneh itu. Meskipun menjanjikan kehidupan abadi, para tamu merasa aneh memakan daging yokai, jadi mereka hanya berpura-pura memakan daging itu, membungkusnya secara diam-diam, dan menyembunyikannya di balik lengan baju untuk dibuang dalam perjalanan pulang.
Namun, salah satu dari tamu yang hadir pulang dalam keadaan mabuk dan lupa membuang dagingnya. Sesampainya di rumah, tanpa sadar dia memberikan sisa daging itu kepada putrinya yang masih remaja. Keesokan paginya, dia teringat apa yang telah dilakukannya dan merasa takut. Dia yakin putrinya akan diracuni atau dikutuk karena telah memakan daging yokai.
Hari demi hari berlalu, tetapi putrinya tidak menunjukkan tanda-tanda adanya kutukan. Karena putrinya tampak baik-baik saja, pria itu tidak pernah repot-repot mengatakan apa pun tentang ningyo kepada putrinya. Tak lama kemudian, masalah itu pun terlupakan sepenuhnya.
Bertahun-tahun berlalu, tetapi gadis muda itu tidak tampak menua sehari pun. Dia menikah. Ayahnya menjadi tua dan meninggal. Akhirnya, begitu pula suaminya. Namun, tidak peduli berapa tahun berlalu, gadis itu tetap muda dan cantik seperti saat dia remaja. Semua orang yang dia sayangi menjadi tua dan meninggal sementara dia tidak pernah menua. Dia menjadi sedih dan kesepian, dan akhirnya dia memutuskan untuk bergabung dengan sebuah kuil dan menjadi biarawati. Dia meninggalkan kampung halamannya untuk menjelajahi negara, menanam pohon, dan membantu orang-orang di mana pun dia pergi.
Setelah ratusan tahun, Yaobikuni mulai bosan dengan dunia. Ia pensiun di Provinsi Wakasa dan tinggal di sebuah gua. Di sana, dia berdoa siang dan malam agar terbebas dari kutukannya. Dia tidak pernah beranjak dari gua, dan akhirnya ia duduk begitu lama hingga berubah menjadi batu. Konon, di salah satu gua di sekitar Wakasa, terdapat sebuah batu yang tampak seperti seorang wanita muda yang cantik.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: yokai
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang