Yokai Gagoze, Hantu Jepang Pemburu Anak-anak
Gagoze (元興寺), juga memiliki sebutan lain Gangōji no Oni, Gagoji, Guwagoze, atau Gangō adalah salah satu yokai yang berwujud hantu iblis. Menurut cerita rakyat Jepang, cerita tentang yokai ini muncul berabad-abad yang lalu di Gangō-ji, sebuah kuil di Nara.
Perwujudan Yokai Gagoze
Digambarkan seperti iblis mengerikan yang mengenakan jubah biksu dan merangkak dengan keempat kakinya. Legendanya disimpan di Kuil Gangō yang didirikan pada tahun 593 oleh Soga no Umako.
Gagoze dahulunya merupakan seorang pelayan kuil dengan kepribadiannya yang malas dan jahat. Kisah hantu Gagoze berasal dari teks abad ke-9 yang berjudul Nihon Ryoiki (Catatan Kejadian Hantu Aneh di Jepang).
Gagoze adalah ketua Aliansi Gagoze dan mantan anggota Klan Nura. Yokai Gagoze dikenal sebagai hantu Jepang yang suka menculik dan melahap anak-anak. Ketika dia masih hidup, dia melakukan perbuatan jahat dan menyerang anak-anak muda di kuil tempat dia dimakamkan.
Urban Legend Yokai Gagoze
Dahulu kala di Provinsi Owari, pada masa Kaisar Bidatsu, dewa petir jatuh dari langit dalam sambaran petir. Seorang petani menyelidiki tempat di mana sambaran petir terjadi, dan menemukan dewa petir dalam wujud seorang anak laki-laki. Petani itu mengangkat tongkatnya dengan maksud untuk membunuh makhluk itu, namun sang dewa memohon untuk menyelamatkan nyawanya. Dewa petir berjanji akan memberikan petani dan istrinya seorang anak laki-laki sekuat dewa jika petani mau membantunya. Petani itu setuju, dan membantu dewa petir membuat perahu yang memungkinkannya kembali ke surga.
Tak lama kemudian, petani dan istrinya dikaruniai seorang anak. Seperti yang dijanjikan, anak itu sekuat dewa petir. Saat anak laki-laki itu tumbuh, dia menjadi terkenal karena kekuatan supernya. Pada saat dia berusia 10 tahun, dia telah tumbuh begitu kuat dan sombong sehingga dia menantang seorang pangeran untuk adu kekuatan dan menang. Hal ini menarik perhatian istana kekaisaran, dan anak itu magang di Gangō-ji.
Tak lama setelah dia bergabung dengan Gangō-ji, murid-murid muda kuil tersebut mulai mengalami kematian yang aneh satu per satu. Setiap pagi, mayat salah satu anak laki-laki ditemukan di dekat menara lonceng kuil. Para biksu memutuskan bahwa roh jahat menyusup ke kuil pada malam hari dan melakukan pembunuhan. Putra petani itu memutuskan untuk memecahkan misteri tersebut. Dia mengajukan diri untuk menangkap apa pun yang membunuh anak-anak itu.
Malam itu, anak laki-laki itu meletakkan lentera tertutup di keempat sudut menara lonceng. Dia menginstruksikan seorang biksu tua untuk menunggu di dekat lentera dan mengungkapnya begitu dia menangkap roh jahat itu. Anak laki-laki itu menunggu di dekat menara lonceng. Pada tengah malam, sesosok makhluk bungkuk datang merangkak menuju menara. Namun ia melihat anak laki-laki itu dan melarikan diri.
Beberapa jam kemudian, rasa lapar menguasai makhluk itu dan ia kembali menyelinap. Anak laki-laki itu melompat dan menjambak rambutnya, tetapi biksu itu terlalu takut untuk membuka lenteranya. Memanggil kekuatan supernya, anak laki-laki itu menyeret makhluk itu ke setiap sudut menara dan membuka lampu. Dalam cahaya lampu, dia bisa melihat bahwa makhluk itu adalah reiki—hantu oni.
Reiki menariknya kembali begitu keras hingga merobek kulit kepalanya sendiri. Setelah bebas, ia lari ke dalam kegelapan, meninggalkan rambutnya di tangan anak laki-laki itu. Ketika pagi tiba, para pendeta mengikuti jejak berdarah yang ditinggalkan makhluk itu. Mereka menemukan makam seorang hamba yang malas dan jahat yang sebelumnya bekerja di kuil. Roh pelayan telah berubah menjadi hantu iblis yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Setelah itu, reiki tidak pernah kembali ke kuil lagi. Kulit kepala monster itu menjadi salah satu harta suci Gangō-ji. Bocah itu menjadi terkenal di mana-mana. Dia menggunakan kekuatan supernya untuk mengairi ladang kuil, dan akhirnya mengambil nama Dōjō dan menjadi pendeta yang hebat. Setelah dia meninggal, dia diabadikan sebagai salah satu dewa Gangō-ji.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: yokai
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang