KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Yokai Iju: Monster Besar tapi Pemalu

Iju adalah monster besar, kuat, dan berbulu yang tinggal jauh di pegunungan. Mereka memiliki surai panjang dan berbulu yang jatuh di punggung mereka, ukurannya lebih besar dari manusia, dan menyerupai monyet.

Meskipun ukuran dan kekuatannya besar, makhluk yokai satu ini pemalu dan perilakunya lembut. Yokai iju biasanya bersembunyi di pegunungan yang jauh dari manusia. Selain memiliki kekuatan yang aneh, keberadaannya sangat langka dan hal itu tidak terdokumentasi dengan baik.

Terkadang yokai iju ditemui oleh orang-orang yang sering bepergian ke gunung. Meski tampak menakutkan, iju tidak pernah menyerang manusia. Mereka berinteraksi dengan manusia dengan meminta makanan kepada orang yang melintasi jalan menuju pegunungan. Sebagai balasannya, terkadang mereka menawarkan bantuan kepada orang baik yang telah menolongnya.

Asal usul yokai iju

Yokai iju sendiri berasal dari cerita rakyat Prefektur Niigata. Ada dua cerita yang paling terkenal, diceritakan dalam Hokuetsu seppu, karya ensiklopedis geografi manusia zaman Edo akhir atau pada abad ke-19, yang menggambarkan kehidupan di daerah Uonuma di Provinsi Echigo lama Jepang, tempat yang terkenal dengan musim dingin yang panjang dan salju tebal.

Legenda yokai iju

yokai iju

Pada suatu musim panas di desa Horinouchi, seorang pria bernama Takesuke ditugaskan untuk mengirimkan pesanan kain dalam jumlah besar ke Tōkamachi—hampir 30 kilometer jauhnya di seberang pegunungan. Di tengah perjalanan yang melelahkan itu, Takesuke berhenti di sebuah lembah untuk beristirahat dan makan siang. Tiba-tiba, rumpun pohon bambu di dekatnya terbelah, dan seekor iju besar berbulu muncul. Iju itu tampak lapar dan sedang mengamati makan siang Takesuke. Takesuke membagi makan siangnya menjadi dua dan menawarkan untuk berbagi sebagian. Iju itu dengan senang hati melahapnya.

Takesuke menghela napas lega. Ia tersenyum pada iju dan menjanjikan setengah dari makan siangnya dalam perjalanan pulang. Kemudian ia meraih tas bekalnya untuk melanjutkan perjalanannya. Namun sebelum ia sempat mengambilnya, iju mengangkat tas itu ke pundaknya dan mulai berjalan di depan Takesuke. Ketika desa Tōkamachi terlihat, iju meletakkan tas kiriman itu di tanah dan kemudian berlari ke pegunungan secepat angin. Berkat iju, Takesuke menyeberangi pegunungan tanpa banyak usaha.

Sejak saat itu, iju yang sama terlihat dari waktu ke waktu oleh penduduk desa di pegunungan, terkadang mampir ke rumah mereka untuk meminta makanan.

Kisah lain menceritakan tentang seorang gadis dari Tōkamachi yang sangat terampil dalam menenun sehingga pedagang grosir meminta dia untuk menenun dengan menyebutkan namanya. Pada suatu musim dingin, saat dia sedang menenun sendirian di rumah, seekor iju muncul tepat di luar jendelanya. Gadis itu ketakutan, tetapi karena dia terikat pada alat tenunnya, dia tidak dapat melarikan diri. Namun, sosok iju tersebut tidak tampak mengancam. Sebaliknya, iju itu menatap dengan lahap ke arah nasi yang dimasak di atas kompornya.

Gadis itu perlahan-lahan melepaskan diri dari alat tenun, lalu pergi ke tungku dan membuat beberapa bola nasi. Ia menawarkannya kepada iju, yang dengan senang hati memakannya dan kemudian berlari ke pegunungan. Sejak saat itu, setiap kali gadis itu menenun sendirian, iju akan muncul dari pegunungan dan meminta makanan. Perlahan-lahan ia menjadi terbiasa dengan kehadirannya, dan tidak lagi takut padanya.

Suatu hari, datanglah pesanan kain dari seorang pelanggan yang sangat terhormat. Pesanan itu secara khusus meminta kain tenun untuk gadis itu. Namun, hari itu gadis itu baru saja menstruasi; dan karena menstruasi dianggap najis, maka tabu baginya untuk bekerja. Jika dia menunggu sampai dia bisa bekerja lagi, tenggat waktu akan terlewat.

Pada hari ketiga, keluarganya meninggalkannya sendirian di rumah dan pergi bekerja di ladang. Sekali lagi, iju muncul kembali. Gadis itu menawarkan nasi yang dimasak dan dimakannya dengan senang hati seperti biasa, tetapi kali ini iju tampaknya merasakan penderitaan gadis itu atas situasi yang dialaminya. Alih-alih langsung pergi setelah makan seperti biasanya, iju duduk dan tampak berkonsentrasi atau bermeditasi untuk beberapa saat. Kemudian, ia berdiri dan berlari kembali ke pegunungan.

Malam itu, menstruasi gadis itu berakhir secara ajaib. Karena terkejut, ia segera membersihkan diri dan bekerja sepanjang malam untuk menyelesaikan pesanan. Pagi harinya, ayahnya bergegas ke pedagang grosir dengan membawa pesanan. Semuanya diantar tepat waktu. Kemudian, segera setelah pembayaran pesanan dilakukan, menstruasi gadis itu kembali lagi. Berkat iju, gadis itu dapat menyelesaikan pesanannya.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: yokai

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang