KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Sistem Pensiun di Jepang vs. Indonesia: Mana yang Lebih Nyaman untuk Masa Tua?

Pensiun di Jepang

Setelah bertahun-tahun bekerja keras, tibalah saatnya untuk menikmati masa pensiun. Namun, pertanyaannya, apakah Titipers yakin bisa menjalani hari tua dengan nyaman tanpa harus bekerja lagi? Masa pensiun seharusnya menjadi waktu untuk menikmati hasil jerih payah, tetapi apakah sistem pensiun yang ada benar-benar mampu menjamin kesejahteraan di masa tua?

Jepang dan Indonesia, dua negara dengan latar belakang ekonomi dan demografi yang berbeda, memiliki sistem pensiun dengan pendekatan unik. Artikel ini akan mengupas bagaimana kedua negara mengelola sistem pensiunnya, tantangan yang dihadapi, serta seberapa baik sistem tersebut dalam menjamin masa tua yang sejahtera.

Bagaimana Mekanisme Sistem Pensiun di Jepang dan Indonesia?

Sistem Pensiun di Jepang

Jepang memiliki sistem pensiun nasional yang terbagi dalam beberapa skema utama yang dirancang untuk mencakup berbagai jenis pekerja dan kondisi sosial.

  1. National Pension (Kokumin Nenkin)
    • Wajib bagi semua penduduk Jepang, termasuk warga asing yang tinggal lebih dari 10 tahun.
    • Ditujukan bagi pekerja mandiri, wiraswasta, atau mereka yang tidak bekerja di perusahaan besar.
    • Iuran bulanan ditetapkan dalam jumlah tetap (sekitar 16.980 yen/bulan).
    • Manfaat pensiun bergantung pada jumlah tahun kepesertaan (minimal 10 tahun untuk manfaat penuh).
  2. Employees’ Pension Insurance (Kōsei Nenkin)
    • Diberlakukan bagi karyawan perusahaan dan pegawai pemerintah.
    • Iuran dipotong dari gaji pekerja (18,3% dari gaji bulanan, ditanggung 50-50 oleh pekerja dan perusahaan).
    • Manfaat yang diterima lebih besar dibandingkan National Pension karena didasarkan pada gaji rata-rata selama bekerja.
  3. Kyōsai Nenkin dan Pensiun Korporasi
    • Sistem pensiun khusus bagi pegawai negeri dan beberapa sektor tertentu.
    • Banyak perusahaan besar menawarkan program pensiun tambahan sebagai bagian dari tunjangan karyawan.

Saat ini, usia pensiun di Jepang adalah 65 tahun, dengan fleksibilitas untuk menerima manfaat lebih awal (60 tahun) atau lebih lambat (hingga 70 tahun) untuk mendapatkan jumlah manfaat yang lebih besar.

Sistem Pensiun di Indonesia

Indonesia juga memiliki sistem pensiun yang terdiri dari beberapa komponen utama:

  1. Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan
    • Berfungsi sebagai tabungan jangka panjang.
    • Dana bisa dicairkan saat pensiun, berhenti bekerja, atau mengalami cacat total tetap.
  2. Jaminan Pensiun (JP) BPJS Ketenagakerjaan
    • Memberikan manfaat pembayaran berkala setiap bulan setelah pensiun.
    • Mirip dengan Employees’ Pension Insurance di Jepang.
  3. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
    • DPPK disediakan oleh perusahaan untuk karyawannya.
    • DPLK bersifat sukarela bagi individu yang ingin menabung secara mandiri.

Saat ini, usia pensiun normal di Indonesia adalah 58 tahun dan akan naik bertahap menjadi 65 tahun sesuai regulasi yang berlaku.

Berapa Besar Iuran yang Harus Dibayarkan?

sistem pensiun di Jepang vs. Indonesia
Buku Panduan Pensiun Jepang versi Lama | Foto oleh japanlivingguide.com

Di Jepang, besaran iuran untuk National Pension ditetapkan sekitar 16.980 yen per bulan (angka dapat berubah tiap tahun). Sementara itu, Employees’ Pension Insurance memiliki sistem perhitungan yang lebih fleksibel, di mana iuran ditetapkan sebesar 18,3% dari gaji bulanan, yang ditanggung bersama oleh pekerja dan perusahaan dengan skema 50-50. Jika terjadi keterlambatan pembayaran, tidak ada denda yang dikenakan, tetapi keterlambatan tersebut dapat berpengaruh pada jumlah manfaat pensiun yang diterima di masa depan.

Di Indonesia, iuran untuk JHT adalah 5,7% dari upah bulanan, dengan 3,7% ditanggung perusahaan dan 2% ditanggung pekerja. Sementara untuk Jaminan Pensiun (JP) memiliki besaran iuran 3% dari upah bulanan, dengan 2% ditanggung perusahaan dan 1% ditanggung pekerja. Jika terjadi keterlambatan pembayaran iuran oleh pemberi kerja, akan dikenakan denda sebesar 2% untuk setiap bulan keterlambatan, yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar. Ketentuan ini berlaku baik untuk Jaminan Hari Tua (JHT) maupun Jaminan Pensiun (JP), dan denda harus dibayarkan bersamaan dengan iuran bulan berikutnya.

Sejahtera atau Tidak? Kesejahteraan Pensiunan di Jepang dan Indonesia

Foto oleh Kyodo News

Salah satu perbedaan utama antara Jepang dan Indonesia adalah tingkat kesejahteraan yang bisa dinikmati oleh para pensiunan. Di Jepang, meskipun sistem pensiun cukup kuat, biaya hidup yang tinggi membuat banyak lansia tetap bekerja setelah pensiun. Tidak jarang kita melihat orang tua bekerja di minimarket atau sebagai petugas kebersihan di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka.

Di Indonesia, tantangan terbesar adalah rendahnya jumlah manfaat pensiun bagi sebagian besar pekerja. Banyak pensiunan pada akhirnya mengandalkan dukungan anak-anak mereka atau mencari sumber pendapatan tambahan. Pekerja informal, yang jumlahnya sangat besar, sering kali tidak memiliki perlindungan pensiun sama sekali.

Perbedaan Utama Antara Sistem Pensiun di Jepang dan Indonesia

Berikut adalah perbandingan utama antara sistem pensiun di Jepang dan Indonesia:

FaktorJepangIndonesia
Usia Pensiun65 tahun (fleksibel antara 60-70 tahun)58 tahun (akan bertahap naik menjadi 65 tahun)
Sistem PensiunNational Pension, Employees’ Pension Insurance, Kyōsai Nenkin, Pensiun KorporasiJHT BPJS, JP BPJS, DPPK, DPLK
IuranNational Pension: ±16.500 yen/bulan; Employees’ Pension: 18,3% dari gaji (ditanggung 50-50 oleh pekerja dan perusahaan)JHT: 5,7% dari gaji (3,7% perusahaan, 2% pekerja); JP: 3% dari gaji (2% perusahaan, 1% pekerja)
Denda KeterlambatanTidak ada denda, tetapi berpengaruh pada manfaat pensiun2% per bulan dari iuran yang belum dibayar
Budaya Kerja Setelah PensiunBanyak lansia tetap bekerjaLebih banyak pensiunan memilih berhenti bekerja
Tantangan UtamaPopulasi menua dan beban generasi mudaRendahnya partisipasi pekerja informal dan kecilnya manfaat

Baik Jepang maupun Indonesia memiliki tantangan dan keunggulan masing-masing dalam sistem pensiun mereka. Jepang memiliki sistem yang lebih terstruktur, tetapi menghadapi masalah demografi yang serius. Sementara itu, Indonesia masih dalam tahap pengembangan sistem pensiun yang lebih inklusif.

Apakah sistem pensiun di Indonesia sudah cukup menjamin masa tua? Atau perlu reformasi lebih lanjut? Mari kita mulai merencanakan masa depan dari sekarang agar tidak bergantung sepenuhnya pada sistem yang ada!

sumber: wikipedia 1, 2 ; japanlivingguide ; banksaqu

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang