The Great Wave off Kanagawa: Lukisan Ombak Besar yang Paling Terkenal di Dunia
The Great Wave off Kanagawa atau dikenal dengan nama Ombak Besar atau Sang Ombak, lukisan yang dibuat oleh Hokusai pada tahun 1831, adalah salah satu lukisan paling terkenal di dunia. Tetapi mengapa ada lebih dari 100 versi berbeda di galeri di seluruh dunia? Jawabannya karena ini bukan lukisan…
Asal Usul The Great Wave off Kanagawa
The Great Wave off Kanagawa berasal dari serial berjudul Thirty Six View of Mount Fuji, dibuat pada tahun 1831 oleh master Katsushika Hokusai. Hokusai memproduksi ribuan desain yang berbeda-beda dan karya ini merupakan salah satu dari empat karya dari seri 1831.
[row ]
[/col]
[/row]
Apa itu The Great Wave off Kanagawa?
The Great Wave adalah cetakan balok kayu dengan gaya ukiyo-e Jepang. Seniman akan membuat gambar tinta di atas kertas, untuk ditempelkan ke balok kayu sebagai panduan bagi pemahat. Ukiran ini digunakan untuk mencetak beberapa salinan berwarna dari desain aslinya.
[row ]
[/col]
[/row]
Ada beberapa komponen alat lukis yang penting, salah satunya adalah akar dari gaya ukiyo-e. Sebab gaya seni tradisional Jepang masih sangat dipengaruhi oleh Cina, yaitu karya yang tidak merepresentasikan realitas secara langsung. Justru malah sebaliknya, karya-karya tersebut menangkap esensi atau suasana hati dari suatu momen, tempat, atau orang, hampir seperti puisi visual.
Dari tahun 1595 hampir tidak ada lukisan pada layar yang dicat, kebanyakan karya-karya lukis Hasegawa Tohaku menggambarkan layar Pohon Pinus yang sangat indah. Seni semacam itu disebut monokromatik, dilukis dengan kuas tinta di atas sutra.
Akulturasi gaya seni lukisan
Pada abad ke-17 gaya seni Jepang telah tercampur melalui pedagang Belanda. Tetapi seniman Jepang tidak hanya meniru lukisan Barat saja – mereka menggabungkan metodenya ke dalam karya seni mereka sendiri. Perhatikan bagaimana Ōkyo membawa titik hilang halus ke lukisan Layar Es Retak miliknya:
Moronobu adalah salah satu orang pertama yang mengembangkan gaya ukiyo-e yang khas, dengan memanfaatkan banyak tema berbeda dalam seni Jepang – gaya Cina, dengan bentuk tradisional Jepang, dan metode Barat – untuk menciptakan sesuatu yang baru di abad ke-17:
Cetakan ukiyo-e adalah karya seni yang sangat banyak peminatnya. Di mana lukisan tersebut menggambarkan kehidupan sosial kelas menengah di Edo. Representasi kehidupan yang mewah dan perekonomian yang semakin meningkat, dari cetakan ukiyo-e inilah memberikan cerminan gaya lukisan baru.
Dari satu desain oleh seorang seniman, yang dipindahkan ke balok kayu, ada banyak ribuan cetakan yang dapat diproduksi dan dijual. Momen penting datang pada tahun 1740-an, ketika Masanobu memperkenalkan perspektif Barat formal dan penuh warna ke dalam cetakan ukiyo-e dua atau tiga warna sebelumnya.
Maka lahirlah bentuk seni populer, menampilkan gambar yang berwarna-warni merepresentasikan kehidupan manusia di kala itu. Di situlah banyak orang yang membeli cetakan ini. Namun penggambaran realitas bergaya lama itu bertahan, mereka yang berkiblat dengan gaya yang konvensional tidak takut untuk menyederhanakan atau mengubah dunia nyata menjadi kesan sesaat.
Banyak cetakan ukiyo-e yang menggambarkan budaya pada saat itu, seperti gambar dari seorang wanita penggoda dari distrik lampu merah resmi di Edo; menandakan kehidupan yang hedon dan makmur. Seperti beberapa seri Utamaro, baik tentang “Beautiful Ladies” atau “The Physiognomies of Women“:
[row ]
[/col]
[/row]
BACA JUGA: [Urband Legend] Jorōgumo: Wanita Penggoda yang Suka Pria Kaum Muda
Atau gambar aktor dari kabuki, suatu bentuk teater tradisional Jepang yang melibatkan tarian, kostum mewah, dan drama yang sangat bergaya. Sharaku yang misterius menghasilkan banyak desain seperti itu pada tahun 1790-an. Penonton teater dapat membeli cetakan aktor favorit mereka, seperti halnya poster modern.
Karena itulah nama ukiyo-e yang berarti “Gambar Dunia Terapung”. Dunia Terapung yang dimaksud adalah metafora untuk kemewahan dan kesenangan gaya hidup urban ini. Ukiyo-e menjadi bisnis besar, dengan ratusan penerbit bersaing di Edo untuk melayani pasar ini.
Namun pada awal tahun 1840-an, gambar-gambar yang mengandung unsur sara dalam seni dilarang oleh reformasi pemerintah, sehingga ukiyo-e beralih ke lanskap. Di iklim inilah, dia mengkombinasikan dengan industri perjalanan dan pariwisata domestik yang berkembang, Hokusai menjadi terkenal, bahkan memproduksi cetakan memancing:
[row ]
[/col]
[/row]
Dia membuat satu seri pada tahun 1834 berjudul A Tour of the Waterfalls of the Provinces, di mana dia kembali ke lanskap tradisional Jepang dan Cina, dengan sentuhan gaya Buddha tentang alam, serta menyajikannya dengan bahasa visualnya sendiri yang mencolok:
[row ]
[/col]
[/row]
Ahli ukiyo-e lanskap lainnya adalah Hiroshige. Dia membantu memproduksi Enam Puluh Sembilan Stasiun Nakasendō pada tahun 1842, serangkaian pemandangan dari jalan utama melalui Jepang. Ini adalah tempat dan pemandangan yang sudah dikenal banyak orang:
[row ]
[/col]
[/row]
Lalu ada lukisan Eight Views of Omi, di mana Hiroshige menunjukkan kepekaannya terhadap warna:
[row ]
[/col]
[/row]
Di luar lanskap dan pemandangan dari kehidupan perkotaan, cetakan ukiyo-e juga menampilkan gambar dari mitologi dan cerita rakyat:
Dan lukisan yang menceritakan tentang hantu:
BACA JUGA: [URBAN LEGEND] Apa itu Yokai? Mengenal Siluman-Siluman Jepang!
Dan sangat sering main-main dan inventif:
Dan di sinilah kita bisa melihat bahwa perbedaan antara lukisan dan cetakan tidaklah sepele. Seperti lukisan cat minyak, yang ada di satu tempat pada satu waktu. Imitasi dapat dibuat oleh seniman lain, tetapi tanpa fotografi berkualitas tidak akan ada salinan yang benar-benar akurat.
Di sini bisa melihat perbedaan cetakan asli dengan versi ukiyo-e. Dinilai dari desainnya, cetakan ukiyo-e tidak memiliki satu bentuk yang sama persis dengan yang asli, tetapi ada ribuan eksemplar yang telah dicetak. Oleh karena itu mengapa museum dan galeri di seluruh dunia memiliki versi yang sedikit berbeda dari Great Wave off Kanagawa, yang semuanya terlihat seperti karya yang “asli”.
[row ]
[/col]
[/row]
Setelah Restorasi Meiji pada tahun 1868, Jepang membuka lagi perbatasannya dengan dunia dan perjalanan internasional – setelah 250 tahun masa isolasi yang ketat. Melalui perdagangan, cetakan Jepang segera membanjiri Eropa.
Dengan representasi realitas yang bergaya, warna-warna cerah, fokus pada suasana hati dan suasana, sudut yang tidak biasa, dan penggambaran kehidupan sehari-hari, cetakan ukiyo-e menjadi inspirasi langsung bagi kaum Impresionis dan semua yang mengikutinya. Van Gogh membuat salinan cetakan Hiroshige-nya sendiri:
The Great Wave off Kanagawa bukanlah sebuah lukisan, tetapi cetakan balok kayu ukiyo-e yang dirancang untuk didistribusikan secara massal – sebuah perbedaan penting dalam penampilan, sifat, dan pengaruhnya. Tidak ada yang mencegahnya menjadi salah satu karya seni paling menakjubkan yang pernah dibuat.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: theculturaltutor
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: h@titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang