
Adaptasi film dari karya Jepang sering kali dinantikan oleh para penggemarnya, baik itu dari manga, anime, atau film aslinya. Sayangnya, tidak semua adaptasi bisa memenuhi ekspektasi. Beberapa di antaranya justru mengalami kegagalan baik secara kritis maupun komersial, yang terlihat dari rating IMDb yang rendah. Salah satu masalah utama dalam adaptasi ini adalah perubahan yang dilakukan untuk menyesuaikan selera pasar internasional, yang justru sering menghilangkan esensi dari cerita aslinya. Akibatnya, film-film ini tidak hanya mengecewakan penggemar setia, tetapi juga gagal menarik perhatian penonton baru.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lima film adaptasi Jepang yang kurang berhasil di mata penonton dan kritikus.
Daftar Isi
1. Ju-On: The Grudge (2004)

Genre(s) | Supernatural Horror, Horror, Mystery, Thriller |
Sutradara | Takashi Shimizu |
Based on | Ju-On: The Grudge by Takashi Shimizu |
Tanggal Rilis | 22 Oktober 2004 |
Durasi | 91 menit |
Skor IMDb | 5,9/10 |
Sinopsis:
Karen Davis, seorang perawat Amerika yang tinggal dan bekerja di Tokyo, bertemu dengan roh pendendam dan sering merasuki korbannya. Serangkaian kematian yang mengerikan dan misterius mulai terjadi, dengan roh tersebut mewariskan kutukannya kepada setiap korban. Karen sekarang harus menemukan cara untuk mematahkan kutukan ini, sebelum menjadi korban berikutnya.
Film horor Ju-On adalah salah satu waralaba horor Jepang paling ikonik, tetapi adaptasi Hollywood tahun 2004 yang dibintangi Sarah Michelle Gellar tidak berhasil menangkap esensi mengerikannya. Meskipun disutradarai oleh Takashi Shimizu, sutradara asli versi Jepang, film ini terasa terlalu bergantung pada jumpscare dan kehilangan atmosfer menakutkan khas Jepang. Beberapa penonton juga menganggap plotnya berbelit-belit dan sulit dipahami, terutama bagi mereka yang tidak familiar dengan versi aslinya.
2. Death Note (2017)

Genre(s) | Dark Fantasy, Serial Killer, Supernatural Horror, Teen Horror, Crime, Drama, Fantasy, Horror, Mystery, Thriller |
Sutradara | Adam Wingard |
Based on | Death Note by Tsugumi Ohba Takeshi Obata |
Tanggal Rilis | 24 Agustus 2017 |
Durasi | 100 menit |
Skor IMDb | 4,5/10 |
Sinopsis:
Light Turner, seorang mahasiswa yang cerdas, menemukan buku catatan mistis yang memiliki kekuatan untuk membunuh siapa pun yang namanya ditulisnya di buku itu. Light memutuskan untuk meluncurkan perang rahasia untuk membersihkan jalanan dari para penjahat. Tak lama kemudian, mahasiswa yang berubah menjadi polisi itu mendapati dirinya dikejar oleh seorang detektif terkenal yang hanya dikenal dengan alias L.
Adaptasi Netflix dari Death Note sempat menjadi perbincangan hangat, tetapi sayangnya, lebih banyak dibicarakan karena kesalahannya daripada kelebihannya. Film ini mengubah banyak elemen penting dari manga dan anime aslinya, termasuk karakter Light Yagami yang menjadi seorang remaja emosional bernama Light Turner. Selain itu, perubahan budaya dan latar cerita membuat film ini terasa kehilangan identitas aslinya. Walaupun Willem Dafoe mendapat pujian atas perannya sebagai Ryuk, film ini secara keseluruhan dinilai gagal menangkap kecerdasan dan ketegangan dari materi aslinya.
3. Ghost in the Shell (2017)

Genre(s) | A.I., Cyber Thriller, Cyberpunk, Cystopian Sci-Fi, Superhero, Action, Crime, Mystery, Sci-Fi |
Sutradara | Rupert Sanders |
Based on | Ghost in the Shell by Masamune Shirow |
Tanggal Rilis | 16 Maret 2017 |
Durasi | 107 menit |
Skor IMDb | 6,3/10 |
Sinopsis:
Dalam waktu dekat, manusia akan dilengkapi dengan peningkatan sibernetik pada sifat-sifat seperti penglihatan, kekuatan, dan kecerdasan. Pengembangan augmentasi Hanka Robotics membuat proyek rahasia untuk mengembangkan tubuh buatan yang dapat mengintegrasikan otak manusia alih-alih AI. Mira Killian dipilih sebagai subjek uji setelah tubuhnya rusak parah. Dr. Ouelet memutuskan untuk menggunakan Killian sebagai agen kontra-terorisme.
Dengan Scarlett Johansson sebagai protagonis, Ghost in the Shell (2017) seharusnya menjadi film cyberpunk yang spektakuler. Sayangnya, film ini malah mendapat kritik karena terlalu fokus pada visual tanpa menyajikan kedalaman cerita yang sama seperti anime legendarisnya. Isu whitewashing juga menjadi kontroversi besar, di mana Johansson memerankan karakter yang seharusnya memiliki identitas Jepang. Meskipun desain produksi dan efek visualnya memukau, banyak penggemar merasa film ini hanya menjadi versi Hollywood yang dangkal dari karya orisinalnya.
4. Godzilla (1998)

Genre(s) | Dinosaur Adventure, Disaster, Kaiju, Action, Sci-Fi, Thriller |
Sutradara | Roland Emmerich |
Based on | Godzilla by Toho Co., Ltd |
Tanggal Rilis | 20 Mei 1998 |
Durasi | 139 menit |
Skor IMDb | 5,5/10 |
Sinopsis:
Uji Coba nuklir Prancis menyinari seekor Iguana hingga berubah menjadi monster raksasa yang menuju ke kota New York. Militer Amerika harus mengejar monter itu melintasi kota untuk menghentikannya sebelum ia berkembang biak.
Film Godzilla tahun 1998 yang disutradarai oleh Roland Emmerich adalah salah satu contoh adaptasi yang jauh melenceng dari konsep aslinya. Monster ikonik Jepang ini diubah menjadi makhluk mirip iguana raksasa yang lebih sering berlari ketimbang mengamuk dengan megah seperti di film-film Toho. Ceritanya pun terlalu klise dan dipenuhi dengan humor yang tidak pada tempatnya. Akibatnya, film ini tidak hanya dikritik oleh penggemar setia Godzilla, tetapi juga dianggap sebagai salah satu film monster terburuk oleh banyak kritikus.
5. Pulse (2006)

Genre(s) | Cyber Thriller, Psychological Thriller, Supernatural Horror, Teen Horror, Horror, Sci-Fi, Thriller |
Sutradara | Jim Sonzero |
Based on | Pulse by Kiyoshi Kurosawa |
Tanggal Rilis | 11 Agustus 2006 |
Durasi | 86 menit |
Skor IMDb | 4,7/10 |
Sinopsis:
Ketika teman mereka yang seorang peretas komputer secara tidak sengaja menyalurkan sinyal nirkabel misterius, sekelompok mahasiswa bersatu untuk menghentikan kejahatan yang menakutkan agar tidak menguasai dunia.
Film horor Jepang Kairo (2001) yang penuh nuansa suram dan atmosfer mencekam diadaptasi ke Hollywood dengan judul Pulse pada tahun 2006. Sayangnya, film ini kehilangan elemen horor filosofis yang ada di versi aslinya dan malah menjadi film jumpscare generik dengan naskah yang lemah. Karakter-karakter dalam film ini pun terasa kurang berkembang, sehingga penonton sulit merasakan ketakutan yang seharusnya muncul dari kisah tentang teknologi dan kesepian manusia.
BACA JUGA:
Meskipun beberapa dari film di atas memiliki potensi besar, eksekusi yang kurang matang dan keputusan kreatif yang kurang tepat membuat mereka gagal di mata penggemar dan kritikus. Kesalahan terbesar dari adaptasi-adaptasi ini biasanya terletak pada kurangnya penghormatan terhadap materi aslinya, perubahan karakter yang tidak perlu, serta penyederhanaan cerita yang menghilangkan esensi aslinya.
Bagaimana menurut Titipers? Apakah ada adaptasi film Jepang lain yang menurut kalian layak masuk daftar ini?
gambar diambil dari IMDb
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang