Sebagai salah satu penulis kelas dunia dengan karya-karya yang populer dan diminati oleh banyak orang, tak heran jika hasil karya Haruki Murakami seringkali diadaptasi menjadi sebuah film. Cerita yang unik nan menarik membuat sebagian besar orang kurang merasa puas hanya dengan membaca, dan ingin mendapatkan gambaran visual yang nyata melalui film.
Cerita-cerita surrealis dan gaya bercerita yang unik dari Murakami menjadi tantangan terbesar bagi para sineas untuk mengadaptasi hasil karyanya.
Dalam film berjudul Burning, sineas asal Korea Selatan Lee Chang Dong sukses mengangkat kisah dari karya Murakami. Film ini menjadi adaptasi besar pertama dari karya Murakami yang meraih penghargaan di Festival Film Cannes dan menerima ulasan positif dengan suara bulat.
sumber gambar : kompas
Kisah Misterius Hae Mi dan Ben
Ketika kedinginan, menyalakan api berarti menimbulkan kehangatan. Secara metafora, menyalakan api berarti menimbulkan perubahan terhadap seseorang. Memberikan mereka entah itu harapan, semangat, ataupun gairah.
Dalam film ini, diceritakan Jeong Su seorang lelaki yang tinggal sendirian di sebuah peternakan di pinggiran Korea Selatan. Ia memiliki kehidupan yang membosankan, namun setelah bertemu dengan Hae Mi dan menjalin kisah cinta dengannya ia menemukan harapan baru. Sayangnya, kebahagiaan dan kisah asmara Jeong Su dan Hae Mi harus sedikit tertahan ketika Hae Mi memutuskan untuk pergi ke Afrika. Jeong Su diberi pesan oleh Hae Mi agar menjaga kucing miliknya. Dengan sabar, setiap hari Jeong Su pergi ke apartemen Hae Mi untuk mengurusi kucingnya yang sayangnya tidak pernah nampak.
Setelah beberapa waktu, akhirnya Hae Mi pulang. Namun ia pulang bersama seorang laki-laki bernama Ben yang 180 derajat berbeda dengan Jeong Su. Ben merupakan laki-laki super supel dan kaya raya dengan mobil porsche dan tinggal di Gangnam. Hal ini semakin membuat Jeong Su iri dan mulai terbakar api cemburu.
sumber gambar :thedisplay
Saat mereka bertiga bertemu, Ben mengungkapkan rahasia atau hobi anehnya yakni membakar greenhouse di pedesaan selama dua bulan sekali. Hal ini tentu saja membuat Jeong Su penasaran setengah mati, terutama setelah Ben bilang bahwa selanjutnya ia akan membakar greenhouse di dekat kampung halaman Jeong Su di Paju, Korea Selatan.
Punya Makna Mendalam
Dalam film burning ini terdapat bermacam dialog filosofis dan metaforis yang mungkin bisa membuat bingung ketika pertama kali menontonnya. Salah satu adegan paling menarik adalah ketika Hae Mi menari berlatar belakang keunguan langit senja dan musik jazz yang menciptakan suasana damai dan magis.
sumber gambar : theplaylist
Dibalut layaknya drama romantis, film ini berubah menjadi thriller saat Hae Mi menghilang dan tidak bisa dihubungi.
Kisah cinta segitiga ini terkesan biasa namun sangat sangat kompleks. Rasa obsesi, kecemburuan, iri dengki serta mudah emosi yang dialami Jeong Su sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Film ini menyimpan banyak metafora dan misteri yang memang sengaja dibiarkan menggantung. Yap ngga heran film ini dianggap berhasil banget sebagai adaptasi dari karya Haruki Murakami.
Gimana nih Titipers? Kalian tertarik buat nonton?
sumber : polygon thedisplay mydirtsheet.
Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang