Review Film Suzzanna Malam Jumat Kliwon- Mana Anakku!

Suzzanna Malam Jumat Kliwon

Kalau memang kita berjodoh, pasti kita akan bersatu kembali (Suzzanna-2023)

Kali ini kita kedatangan film horor baru, Suzzanna Malam Jumat Kliwon, resmi tayang mulai hari Kamis (3/8/2023). Salah satu film horor yang sangat dinanti-nanti di bulan Agustus tahun ini. Film remake klasik dari Suzzanna yang pernah tayang pada tahun 2018 berjudul Suzzanna: Bernapas dalam Kubur.

Review film Suzzanna Malam Jumat Kliwon

Dibintangi oleh artis yang sama Luna Maya, mengangkat konsep horor klasik dari Suzzanna, yang berjudul Sundel Bolong rilis di tahun 1981 yang disutradarai Sisworo Gautama Putra.

Melihat atensi masyarakat yang menggebu-gebu, ada beberapa hal menarik dari film Suzzanna Malam Jumat Kliwon. Pastikan sebelum Titipers membeli tiketnya untuk melihat review dari film tersebut. Check these out!

 Sinopsis 

Suzzanna disantet pada malam Jumat Kliwon. Ia datang kembali untuk membalas dendam, dalam wujud Sundel Bolong.

Menceritakan kisah pasangan kekasih Surya (Achmad Megantara) dan Suzzanna (Luna Maya) dari salah satu desa di Jawa Timur 1986.

Surya berencana akan segera meminang kekasihnya, namun kenyataannya Suzzanna dipaksa untuk menikah dengan Raden Aryo (Tyo Pakusadewo), penguasa di desa karena orang tuanya terlilit hutang.

Raden Aryo menikahi Suzzanna lantaran ia belum dikaruniai keturunan dari istri pertamanya Minati (Sally Marcellina). Permasalahan dimulai saat Minati merasa cemburu akan kehadiran Suzzanna dan berupaya menyantetnya. Segala cara ia lakukan untuk membunuh Suzzanna.

Hingga suatu malam ketubannya pecah dan dukun bayi dipanggil untuk membantu persalinan Suzzanna. Ketegangan mulai terjadi saat Suzzanna bersikap aneh. Sang jabang bayi tidak kunjung keluar, kandungan mulai membesar dan memutar ke belakang, perut menggembung yang kian membersar hingga hancurlah perut Suzzanna dari arah punggungnya.

Lalu, bagaimana nasib Suzzanna dan jabang bayi. Siapakah yang berhasil diselamatkan?

 Originalitas Karakter Suzzanna 

Suzzanna Malam Jumat Kliwon

Kalau diperhatikan pola film remake Suzzanna dari film sebelumnya, masih menggunakan pakem klasik film Suzzanna yang original, yaitu “mati dan balas dendam terhadap orang yang menyakiti dirinya.”

Salah satu ciri yang melekat dari karakter Suzzanna yang masih laku sampai saat ini, nama besar itu juga yang menjadi hal menarik penonton untuk bertemu kembali dengan Suzzanna. Mengenal riasan dan horor klasik dari Suzzanna tidak ada yang terlewat di film ini.

Dengan latar 1986, sama seperti film Malam Jumat Kliwon rilis di tahun tersebut. Nama Sundel Bolong juga menjadi daya tarik bagi masyarakat umum yang kemungkinan belum menonton versi aslinya.

Walaupun masih memakai pakem klasik, di tangan Guntur Soeharyanto sebagai sutradara, ada beberapa peningkatan yang membuat cerita horor kali ini terlihat lebih nyaman ditonton tanpa mengurangi dari karakter Suzzanna, seperti makan bunga melati, munculnya asap sebagai pertanda kehadiran Suzzanna, seruling dan paku sebagai pengusir sundel bolong.

Baca Juga: Daftar Komik Horor Junji Ito yang Terbit di Indonesia

 Peningkatan Kualitas Film 

Suzzanna Malam Jumat Kliwon

Setelah menyaksikan film Suzzanna Malam Jumat Kliwon ada peningkatan dari sisi kualitas film, pertamasoundtrack film yang terdengar kali ini adalah penyanyi senior Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Sebuah fakta baru bahwa Melly merupakan salah satu fans berat Suzzanna dari dulu, dan ia sangat berharap bisa terlibat dalam project film.

Kedua, scoring-nya pun sangat terasa berbeda dari pada film sebelumnya. Plot nya sangat bagus, setting dan penataan properti sama seperti kehidupan zaman dulu, terlihat saat Suzzanna berbelanja di pasar terlihat sangat detil. Sinematografinya pun dibawa sangat apik cukup memanjakan mata penonton.

Ketiga, naskah cerita tertuang dengan bagus termasuk konsep dan desain produksi film terlihat rapi dan detil, sehingga tidak menimbulkan miss-understanding bagi penonton baru. Penonton lebih enjoy menyaksikan cerita yang ringan tapi penuh

Keempat, Gore dari film ini cukup mencekam, horor klasik umumnya disertai hewan-hewan belatung agar terasa mistis, sama seperti film-film Suzzanna sebelumnya.

Kelima, pagelaran wayang kulit dan hiburan biasanya berlangsung saat adanya hajatan yang dilakukan masyarakat desa, seperti adegan syukuran wiwitan (panen padi). Juga saat Raden Aryo menggelar pernikahannya yang dimeriahkan besar-besaran, tatanan busana dan penata rias terlihat menonjol sesuai masa tersebut.

Dari lima poin di atas bisa menjadi catatan untuk film Suzzanna berikutnya. Mengingat film Bernapas dalam Kubur tampak gelap, kurang menarik, terutama adegan klimaksnya. Berbeda di Suzzanna Malam Jumat Kliwon, klimaksnya benar-benar luar biasa. Bisa dibilang film ini adalah film horor Indonesia terbaik dari sebelumnya.

Baca Juga:

REVIEW KOMIK Tomie Junji Ito Compilation 1: Intip Wajah Cantik Tomie Bak Suzzanna

 Komedi dalam Horor 

Hal yang menarik dari pemeran film Suzzanna Malam Jumat Kliwon, adalah kehadiran Adi Bing Slamet sebagai Japra dan Opie Kumis sebagai Rojali di jajaran ice breaker. Berperan sebagai Hansip bersama Ence Bagus yang beralih menjadi tukang bakso (pemeran sate yang ikonik dengan 200 tusuk sate). Menonton film ini dijamin kalian akan terbawa lewat jokes mereka berdua. Selain itu, hantu di sini sama sekali tidak menyeramkan karena sangat minim jumpscare.

Walaupun kehadiran Japra dan Jali sebagai hansip di sini mampu mengocok perut kita, anehnya mereka berdua menggunakan logat betawi kental. Terkesan aneh karena latar cerita berasal dari Jawa Timur. Memang tidak terlalu fatal karena keduanya berhasil tertutupi karena suasana film tidak menegangkan sehingga sedikit dari penonton yang menyadari keanehan ini.

 Kesimpulan 

review film Suzzanna Malam Jumat Kliwon

Suzzanna Malam Jumat Kliwon terasa jauh lebih menarik dari film remake sebelumnya, apa lagi terdapat peningkatan yang signifikan. Pemilihan premis klasik film ini tetap bagus karena tidak terlalu merusak cerita dan citra dari Suzzanna.

Suzzanna kali ini hadir lebih fresh, narasi yang tidak monoton, adegan klimaksnya epik, adanya jokes sangat menghibur dan  tidak terasa nuansa horor. Dari film ini sedikit mengobati bagi penggemar Suzzanna.

Kira-kira menurut Titipers, apakah film ini mampu mencetak rekor penonton terbanyak dari film horor Indonesia tahun 2023 ini?

Jangan lupa saksikan kesadisan Suzzanna yang membalas dendam pada orang-orang yang telah berlaku jahat padanya. In Loving Memory Suzzanna Martha Frederika van Osch.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan