KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Tragis! Rekor Baru: 527 Anak Sekolah di Jepang Meninggal karena Bunuh Diri pada 2024

BLOG-527 Anak Sekolah di Jepang Meninggal karena Bunuh Diri-1

Jepang kembali dihadapkan pada kenyataan pahit terkait kesehatan mental generasi mudanya. Data terbaru dari pemerintah yang dirilis pada Rabu (29/1) lalu mengungkap rekor tertinggi kasus bunuh diri di kalangan pelajar sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas. Pada tahun lalu, sebanyak 527 nyawa pelajar melayang akibat bunuh diri. Angka ini naik 14 kasus dibandingkan tahun sebelumnya dan melampaui rekor sebelumnya, yakni 514 kasus pada 2022.

Berdasarkan statistik dari Kementerian Kesehatan yang bersumber dari Badan Kepolisian Nasional, pelajar SMA mencatatkan angka tertinggi dengan 349 kasus, meningkat 2 kasus dari tahun sebelumnya. Pelajar SMP mengalami peningkatan signifikan dengan 163 kasus, naik 10 dari tahun sebelumnya. Sementara itu, kasus di kalangan siswa SD juga bertambah, dari 13 menjadi 15 anak.

Dalam hal gender, jumlah kasus pada anak laki-laki turun 20 menjadi 239, tetapi angka bunuh diri di kalangan anak perempuan justru meningkat 34 kasus menjadi 288. Tren ini semakin mengkhawatirkan mengingat tekanan sosial dan akademik yang semakin meningkat di kalangan remaja Jepang.

Seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan menyebut situasi ini “serius” dan menekankan perlunya analisis lebih lanjut untuk memahami penyebab utama di balik lonjakan angka bunuh diri di kalangan pelajar.

Meski jumlah bunuh diri di kalangan anak sekolah meningkat, angka keseluruhan bunuh diri di Jepang justru mengalami penurunan. Pada 2024, tercatat 20.268 kasus bunuh diri, turun 1.569 dari tahun sebelumnya. Ini menjadi angka terendah kedua sejak pencatatan dimulai pada 1978. Jumlah kasus bunuh diri pada pria menurun menjadi 13.763 (turun 1.099), sementara pada wanita juga mengalami penurunan sebesar 470 kasus menjadi 6.505, menandai penurunan selama dua tahun berturut-turut.

Menurut data yang ada, faktor kesehatan menjadi penyebab utama bunuh diri dengan 11.986 kasus. Faktor lain termasuk masalah ekonomi dan kehidupan (5.075 kasus), serta masalah keluarga (4.334 kasus). Sementara itu, masalah yang berkaitan dengan sekolah menyumbang 578 kasus, menjadikannya faktor yang cukup signifikan.

Yang lebih mengkhawatirkan, sebanyak 42 kasus bunuh diri dikaitkan dengan media sosial dan interaksi daring. Ini menyoroti semakin besarnya dampak dunia digital terhadap kesehatan mental anak-anak dan remaja.

Fenomena ini semakin mempertegas pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental anak-anak dan remaja. Jepang, sebagai negara dengan tingkat tekanan akademik dan sosial yang tinggi, perlu mencari solusi lebih efektif dalam mencegah bunuh diri di kalangan pelajar. Dukungan psikologis di sekolah, kampanye kesadaran mental, serta pengawasan terhadap interaksi daring anak-anak menjadi langkah-langkah yang dapat dipertimbangkan.

Penulis: Jika Titipers atau seseorang yang kamu kenal sedang berjuang dengan pikiran untuk bunuh diri, jangan ragu untuk mencari bantuan. Kamu tidak sendirian.

sumber: japantoday

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang