Fenomena SIM Jepang untuk Wisatawan Tiongkok: Kemudahan yang Mengundang Polemik
Datanglah untuk menikmati makanannya dan menginaplah untuk mendapatkan kesempatan berkendara di 101 negara dengan SIM Jepang.
Dalam beberapa waktu terakhir, wisatawan Tiongkok terlihat memanfaatkan aturan konversi SIM di Jepang. Alih-alih mengikuti proses yang kompleks di negara asal mereka, para wisatawan dapat mengubah SIM Tiongkok mereka menjadi SIM Jepang yang lebih fleksibel. Bagi Tiongkok, yang bukan anggota Konvensi Jenewa, lisensi mengemudi Tiongkok tidak berlaku otomatis di negara-negara lain, berbeda dengan SIM Jepang yang hanya membutuhkan International Driving Permit (IDP) untuk digunakan di luar negeri.
SIM Jepang: Kemudahan untuk Wisatawan, Ujian Berat untuk Penduduk Lokal
Namun, perbedaan yang mencolok dalam standar penebitan SIM bagi penduduk lokal dan wisatawan asing menjadi sorotan. Seorang pengendara lokal yang mencoba memperoleh SIM dari awal harus menjalani ujian yang terkenal sulit dan memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Tes praktik mencakup rute rumit, termasuk manuver yang membutuhkan ketepatan dan teknik tingkat tinggi. Bahkan, ujian tertulis untuk calon lokal mencakup soal-soal yang lebih rinci dengan standar kelulusan sebesar 90 persen.
Sebaliknya, bagi pemegang SIM dari luar Jepang yang hanya perlu melakukan konversi, proses ini jauh lebih sederhana. Ujian tertulisnya hanya mencakup sekitar 10 persen dari materi ujian reguler, dengan standar kelulusan 70 persen. Banyak wisatawan Tiongkok yang rela menunggu antrean panjang sejak pagi hari untuk mengikuti tes ini, dan prosesnya sering kali hanya memerlukan dua kali kunjungan ke Jepang—pertama untuk ujian tertulis dan berikutnya untuk ujian praktik. Seperti yang disampaikan dalam vidoe yang di bawah, salah satu peserta ujian dari negara asing menyatakan bahwa kendala utamanya bukanlah soal melainkan waktu tunggu, baik dalam antrean maupun jadwal ujian yang terpisah.
Ketiadaan persyaratan tempat tinggal permanen membuat sistem ini semakin mudah bagi wisatawan, yang cukup menggunakan alamat hotel sebagai tempat tinggal sementara. Hal ini mempermudah mereka untuk mendapatkan SIM Jepang yang bisa digunakan saat bepergian ke luar negeri, tanpa harus menetap di Jepang.
Tantangan Bagi Sistem, Tantangan Bagi Reputasi
Kemudahan memperoleh SIM Jepang ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat Jepang, yang merasa prosesnya terlalu longgar untuk wisatawan asing. Kritik mengalir di media sosial, beberapa menyebut bahwa sistem ini dapat mencoreng reputasi Jepang di mata dunia. “Hanya tujuh dari sepuluh pertanyaan? Bahkan lebih mudah daripada ujian SIM motor,” tulis salah seorang pengguna media sosial, sementara yang lain khawatir bahwa hal ini bisa membuat Jepang dikenal sebagai “pengekspor utama pelanggaran lalu lintas.”
Meski demikian, praktik mengonversi SIM di luar negeri bukanlah hal baru. Sebelum ini, banyak juga warga Jepang yang, demi menghindari biaya sekolah mengemudi yang mencapai ¥200.000, memilih mendapatkan SIM di negara lain seperti Hawaii untuk kemudian mengubahnya menjadi SIM Jepang.
sumber: soranews24
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang