KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Fuji TV Diguncang Skandal, Petinggi Mundur!

BLOG-Fuji TV diguncang skandal

Dunia hiburan Jepang diguncang oleh skandal yang melibatkan salah satu jaringan televisi terbesarnya, Fuji TV. Masahiro Nakai, mantan anggota grup idola populer SMAP dan pembawa acara ternama, dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita. Kasus ini berbuntut panjang, mengakibatkan pengunduran diri Presiden dan Ketua Fuji TV, serta menarik lebih dari 70 perusahaan untuk menghentikan iklan mereka di stasiun televisi tersebut.

Skandal yang Mengguncang Reputasi Fuji TV

Fuji Television Network Inc. menggelar konferensi pers di Tokyo pada 27 Januari 2025, menyusul dugaan bahwa seorang pejabat penyiaran tersebut berperan dalam skandal pelecehan seksual yang melibatkan pembawa acara TV Masahiro Nakai. (Kyodo)
Masahiro Nakai. (Hanya untuk penggunaan editorial)(Kyodo)

Masahiro Nakai, mantan anggota grup pop legendaris SMAP, dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita dalam sebuah makan malam pada Juni 2023. Kasus ini pertama kali diungkap oleh majalah mingguan Shukan Bunshun, yang melaporkan bahwa wanita tersebut menerima penyelesaian di luar pengadilan senilai 90 juta yen (sekitar 580.000 dolar AS) dari Nakai.

Namun, laporan tersebut juga mengungkap keterlibatan seorang pejabat departemen pemrogaman Fuji TV yang disebut-sebut mengatur pertemuan itu. Meskipun perusahaan mengetahui masalah ini sejak Juni 2023, tanggapan mereka dianggap lamban dan terkesan menutup-nutupi. Bahkan, Nakai tetap tampil di berbagai program Fuji TV hingga akhirnya mengundurkan diri dari dunia hiburan pada 23 Januari 2025.

Tekanan publik yang besar akhirnya memaksa Presiden Koichi Minato dan Ketua Shuji Kano untuk mengundurkan diri pada 27 Januari 2025. Dalam konferensi pers yang berlangsung selama lebih dari 10 jam, Koichi Minato menyampaikan penyesalannya di hadapan lebih dari 400 peserta. “Jika menengok ke belakang, saya menyadari ada kekurangan dalam tanggapan kami, dan saya mengakui kurangnya kesadaran saya mengenai hak asasi manusia,” kata Minato. Ia juga mengakui bahwa skandal ini telah merusak kepercayaan publik terhadap media, khususnya Fuji TV.

Stasiun TV ini menayangkan konferensi pers tersebut tanpa jeda iklan, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Langkah ini dilakukan di tengah kritik keras terhadap Fuji TV, yang awalnya dianggap tidak serius dalam menangani skandal ini.

Akibat kasus ini, lebih dari 70 perusahaan Jepang menangguhkan iklan mereka di saluran Fuji TV. Perusahaan juga menghadapi tekanan publik setelah konferensi pers pertama yang diadakan pada tanggal 17 Januari dianggap tidak transparan dan membatasi partisipasi media.

Kenji Shimizu berbicara dalam konferensi pers di Tokyo pada 27 Januari 2025, setelah pengangkatannya sebagai presiden Fuji Television Network Inc. dan pengunduran diri pendahulunya diumumkan menyusul tuduhan bahwa seorang pejabat penyiaran tersebut berperan dalam skandal pelecehan seksual yang melibatkan pembawa acara TV Masahiro Nakai. (Kyodo) 

Kenji Shimizu, wakil presiden eksekutif Fuji Media Holdings Inc., telah ditunjuk sebagai presiden baru Fuji TV. Dalam pidato perdananya, Shimizu berjanji untuk menerapkan langkah-langkah tegas untuk memperkuat tata kelola perusahaan dan memastikan bahwa tindakan pelanggaran hak asasi manusia tidak akan ditoleransi di masa depan.

Namun, Wakil Ketua Fuji TV Ryunosuke Endo mengatakan bahwa perombakan kepemimpinan ini bersifat “sementara” dan tanggung jawab di antara para eksekutif atas insiden tersebut akan ditentukan setelah komite independen menyelesaikan penyelidikannya pada akhir Maret 2025.

Budaya Kerja yang Bermasalah

Selain kasus Nakai, Shukan Bunshun juga melaporkan adanya budaya kerja yang bermasalah di Fuji TV, termasuk dugaan bahwa pejabat senior kerap meminta karyawan wanita untuk menghibur selebriti dalam pertemuan-pertemuan tertentu. Praktik ini diperkirakan juga akan menjadi salah satu fokus penyelidikan komite pihak ketiga yang dibentuk pada 25 Januari.

Skandal ini menjadi peringatan keras bagi perusahaan media besar untuk tidak hanya memprioritaskan bisnis, tetapi juga memperhatikan hak asasi manusia dan integritas.

Akankah Fuji TV dapat memulihkan kepercayaan publik? Hanya waktu yang akan menjawab. Namun, satu hal yang pasti, skandal ini telah mengubah lanskap industri hiburan Jepang dan meninggalkan luka mendalam bagi para korban dan semua pihak yang terlibat.

sumber: kyodonews

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini  ^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang