Indonesia dan Jepang Pererat Kerja Sama Bilateral di Bidang Pertahanan dan Energi
Kemitraan strategis Indonesia dan Jepang, mempererat hubungan di tengah dinamika Asia Tenggara.
Pada 11 Januari 2025, Indonesia dan Jepang menegaskan komitmen untuk memperdalam kerja sama bilateral di berbagai bidang strategis, seperti pertahanan, energi, dan ketahanan pangan. Pertemuan tersebut mempertemukan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, yang menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjungi Indonesia pada tahun 2025. Langkah ini menunjukkan upaya Tokyo untuk memperkuat pengaruhnya di Asia Tenggara, di tengah persaingan ketat dengan China.
Kolaborasi di Sektor Energi dan Pertahanan
Dalam pertemuan tersebut, Jepang menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan pengembangan energi terbarukan dan mempererat hubungan di bidang pertahanan. Ishiba menyebutkan bahwa kerja sama ini mencakup keamanan maritim dan transfer teknologi, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pertahanan Indonesia. Selain itu, Jepang juga akan memberikan kapal patroli kepada Indonesia melalui hibah dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), mengikuti kesepakatan yang telah ditandatangani pada Desember 2024.
Presiden Prabowo, di sisi lain, meminta Jepang untuk mendukung program prioritas pemerintah Indonesia, termasuk program makan siang gratis bagi siswa sekolah dan hilirisasi sumber daya alam. Permintaan ini mencerminkan fokus Indonesia pada pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pertemuan ini juga menunjukkan strategi Indonesia dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan kekuatan global. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menegaskan komitmennya pada politik luar negeri yang terbuka dan tidak memihak, seperti yang tercermin dalam kunjungan Presiden Prabowo ke China pada April 2024 dan kunjungannya ke Jepang beberapa bulan kemudian.
Upaya Jepang Tingkatkan Pengaruh di Asia Tenggara
Kunjungan Ishiba ke Indonesia dan Malaysia menggambarkan ambisi Jepang untuk memperkuat perannya di Asia Tenggara. Sebelumnya, selama kunjungan ke Malaysia, Ishiba berjanji untuk meningkatkan kerja sama energi terbarukan dan membahas isu strategis seperti keamanan di Laut China Selatan dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Jepang dan Cina telah lama bersaing untuk menegaskan pengaruh di Asia Tenggara, pasar bernilai lebih dari US$3 triliun (S$4,1 triliun) dengan sekitar 700 juta orang. Menurut data HSBC Holdings, China adalah mitra dagang utama ASEAN, dengan total perdagangan mencapai US$911,7 miliar pada 2023, sementara Jepang berada di posisi keempat.
Sementara negara-negara Asia Tenggara telah menerima investasi China, mereka juga waspada terhadap ketegasannya, terutama di Laut Cina Selatan yang disengketakan. Laut Cina Selatan merupakan urat nadi penting bagi perdagangan global, termasuk sekitar 37 persen minyak mentah maritim dunia.
Beijing telah mengklaim sebagian besar perairan ini berdasarkan peta historis yang tidak diakui secara internasional. Indonesia sendiri telah menghadapi ketegangan dengan kapal-kapal China di atas perairan yang kaya sumber dayadi sekitar Kepulauan Natuna, yang menurut Indonesia merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusifnya yang juga diklaim China.
Kunjungan Perdana Menteri Shigeru Ishiba ke Indonesia menunjukkan pentingnya kerja sama strategis antara kedua negara, tidak hanya untuk memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga untuk menghadapi tantangan geopolitik di Asia Tenggara. Dengan terus memainkan peran sebagai penyeimbang di tengah persaingan global, Indonesia memperkuat posisinya sebagai mitra strategis bagi berbagai kekuatan dunia.
sumber: straitstimes
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang