KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Angka Kelahiran Jepang Semakin Turun, Pemerintah Bertanya Kepada Masyarakat Muda

Foto: David Mareuil/AA/picture alliance

Dilansir dari The Guardian, pada tanggal 19 Juli, Children and Families Agency Jepang mengadakan pertemuan dengan masyarakat muda Jepang untuk membicarakan keluhan dan alasan mereka tidak memiliki anak atau berkeluarga.

“Kami akan berterima kasih apabila kami bisa mendengar suara anda yang sebenarnya-apa yang anda pikirkan, apa yang menghalangi terwujudnya impian anda,” ucap Ayuko Kato, Menteri Kebijakan Terkait Anak pada pertemuan tersebut.

BLOG TITIP JEPANG - ANGKA KELAHIRAN JEPANG TURUN, PEMERINTAH BERTANYA KEPADA MASYARAKAT MUDA

Ayuko Kato, Menteri Kebijakan Terkait Anak

Pertemuan tersebut juga diadakan untuk membantu masyarakat muda Jepang menemukan pasangan untuk menikah, karena jumlah pernikahan di Jepang turun hingga 474.717 di tahun 2023. Agensi pemerintah tersebut mengutip hasil survei di 2021 terhadap masyarakat lajang berusia 25 hingga 34 tahun yang menunjukkan bahwa 48,1 persen wanita dan 43,3 persen pria tidak menemukan pasangan yang cocok.

Pada tahun 2023, angka kelahiran Jepang adalah sebanyak 727.277, berkurang sebanyak 43.482 dari tahun sebelumnya dan juga jumlah terendah sejak 1899. Menteri Kesehatan Jepang menyebut ini sebagai sebuah krisis dan hanya memiliki waktu sampai 2030 untuk meningkatkan angka kelahirannya.

Menurunnya angka pernikahan mengakibatkan turunnya angka kelahiran menjadi 1,2 di tahun 2023. Masyarakat lanjut berusia diatas 65 tahun kini menjadi 30 persen dari seluruh penduduk Jepang. Perubahan demografi ini menyebabkan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida menempatkan angka kelahiran sebagai prioritas nasional.

Masashi Mizobuchi, Asisten Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan kepada Newsweek bahwa “pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan produktivitas, memperluas partisipasi kerja, dan mencapai tingkat kelahiran yang diinginkan.” Ia juga menambahkan bahwa pemerintahan Kishida “telah menyusun rencana untuk mewujudkan ekonomi dan masyarakat yang berkelanjutan pada tahun 2030.” Rencana ini mencakup langkah-langkah yang berkaitan dengan penuaan dan angka kelahiran, seperti peningkatan tunjangan anak.

“Pada saat yang sama, penting adanya sebuah sistem untuk masyarakat berusia lanjut, terutama perempuan agar dapat berpartisipasi aktif di masyarakat,” tambah Mizobuchi. Ia juga menekankan diperlukannya pekerja asing untuk membantu mengisi kekosongan di industri yang memiliki kekurangan tenaga.

Pada tanggal 1 Januari, sekitar 3,32 juta warga negara asing berada di Jepang, menurut statistik pemerintah yang dirilis pada hari Rabu. Jumlah penduduk asing terus meningkat setelah jeda selama pandemi COVID-19. Pemerintah Jepang juga memperbarui kebijakan untuk mempermudah pekerja asing tinggal lebih lama dan berganti pekerjaan pada bulan Juni lalu.

Sumber: The Guardian, Newsweek

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang