KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

JR East Hapus Melodi Keberangkatan Stasiun, Penumpang Kehilangan Sentuhan Ikonik

TITIP JEPANG-JR East hapus melodi keberangkatan stasiun
Perubahan operasional di salah satu jalur kereta Tokyo menghapus melodi keberangkatan khas, dan kemungkinan besar jalur lain akan mengalami hal serupa.

Jaringan kereta api Jepang terkenal dengan keunggulannya dalam efisiensi, kenyamanan, dan pengalaman pengguna yang unik. Salah satu elemen kecil namun sangat berkesan dalam pengalaman ini adalah melodi keberangkatan yang dimainkan sebelum kereta berangkat. Alih-alih menggunakan bel keras atau pengumuman monoton, Jepang memilih pendekatan yang lebih lembut dan menyenangkan dengan alunan musik yang menjadi sinyal bahwa kereta akan segera berangkat.

Menariknya, melodi keberangkatan ini tidak seragam di setiap stasiun. Beberapa stasiun memiliki melodi khas yang dipilih berdasarkan budaya lokal, sejarah, atau sekadar untuk memberikan identitas tersendiri. Sebagai contoh, Stasiun Noborito di Jalur Nambu menampilkan versi instrumental dari lagu tema anime Doraemon, sebuah penghormatan kepada Museum Fujiko F. Fujio/Doraemon yang terletak di dekatanya.

Lonceng keberangkatan di Jalur Nambu, dengan bagan yang menunjukkan stasiun mana yang menggunakan melodi yang mana

Sayangnya, keunikan lanskap suara ini tengah menghadapi ancaman besar. JR East, operator Jalur Nambu, mengumumkan bahwa melodi keberangkatan khas di setiap stasiun akan segera dihapus. Penyebab utama dari perubahan ini adalah pergeseran sistem operasi kereta di Jalur Nambu dari model dua orang (masinis dan kondektur) menjadi sistem satu orang, di mana hanya masinis yang mengoperasikan kereta.

Selama ini, melodi khas keberangkatan di setiap stasiun dimainkan dengan menekan tombol fisik yang terletak di peron, sebuah tugas yang selama ini dilakukan oleh kondektur. Namun, dengan dihapuskannya peran kondektur tersebut, tidak mungkin bagi masinis untuk meninggalkan posisinya di kabin untuk menggantikan menekan tombol tersebut. Akibatnya, melodi unik di setiap stasiun Jalur Nambu akan digantikan oleh satu melodi standar yang dimainkan dari dalam kereta.

Perubahan ini tidak hanya berdampak pada Jalur Nambu. Jalur Yokohama (yang menghubungkan Hachioji di Tokyo dengan Higashi Kanagawa di Yokohama) dijadwalkan untuk beralih ke operasi satu orang pada musim semi 2026. Bahkan, jalur ikonik Yamanote Line di Tokyo yang melingkari pusat kota juga direncanakan beralih ke sistem serupa pada tahun 2030. Jika pola ini berlanjut, maka semakin banyak jalur kereta yang akan kehilangan melodi keberangkatan khasnya.

Melodi keberangkatan di Jalur Yamanote mencakup tema Tetsuwan Atom (Astro Boy) di Stasiun Takadanobaba, sebagai penghormatan kepada sang ‘dewa manga’, Osamu Tezuka, yang studionya berlokasi tak jauh dari sana.

Meski demikian, masih ada harapan, meskipun kecil. JR East pertama kali memperkenalkan melodi keberangkatan khas ini pada tahun 1989, dan Jepang dikenal dalam mempertahankan teknologi lama selama hal tersebut masih berfungsi. Mungkin itu sebabnya, hingga tahun 2025 ini, sistem ini masih mengandalkan tombol fisik di peron yang harus ditekan secara manual.

Padahal, dengan teknologi saat ini, bukan hal yang sulit untuk menghubungkan sistem pengeras suara stasiun dengan panel kontrol masinis secara nirkabel. Jika alasannya adalah agar masinis tidak repot memilih lagu di setiap stasiun, otomatisasi bisa menjadi solusi sederhana.

Sayangnya, JR East belum menunjukkan tanda-tanda untuk mengembangkan solusi semacam ini, sehingga tanggal 14 Maret akan menjadi hari terakhir bagi penumpang Jalur Nambu untuk menikmati melodi keberangkatan khasnya.

Jadi, bagi Titipers yang saat ini sedang berada di Jepang, mungkin inilah saatnya untuk naik kereta di Jalur Nambu dan menikmati alunan melodi keberangkatan khasnya sebelum semuanya hilang. Siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, pengalaman ini hanya bisa dikenang melalui rekaman video di internet.

sumber: soranews24

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang