KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Menguak Konflik Antar Broker WNI Ilegal Berujung Kematian di Jepang

Kasus berdarah di Isesaki, Gunma, menyisakan luka bagi komunitas Indonesia di Jepang. Apa yang sebenarnya terjadi di balik konflik ini?
BLOG-Konflik Broker WNI Ilegal

Pada tanggal 3 November 2024, sekitar pukul 1 dini hari, sebuah insiden tragis terjadi di Kota Isesaki, Prefektur Gunma, Jepang, yang melibatkan warga negara Indonesia (WNI). Abdul Rahman, seorang pria berusia 37 tahun, ditemukan tewas setelah terjadi perkelahian di sekitar sebuah apartemen di kawasan Kami-Suwacho. Beberapa orang lainnya juga terluka dalam insiden tersebut, dengan beberapa di antaranya mengalami cedera serius. Apartemen tempat kejadian perkara dipasangi garis polisi, dan lantai dua bangunan itu menjadi zona merah penyelidikan.

Penyelidikan polisi mengarah pada nama Luis Figo Richard Matandatu (22), seorang pria tanpa alamat tetap, yang kemudian ditangkap atas tuduhan perampokan dan pembunuhan. Lima pria lainnya, yang juga tidak berdomisili tetap ditahan atas dugaan yang lebih berat. Selain itu, belasan pria berkewarganegaraan Indonesia ditangkap terkait dugaan tindak kekerasan terhadap tiga pria, termasuk Luis. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor pertanian, pabrik, dan konstruksi.

Motif di Balik Insiden

Berdasarkan hasil penyelidikan, insiden tersebut bermula dari ketegangan antara dua kelompok broker tenaga kerja yang beroperasi di luar hukum. Di kalangan pekerja Indonesia di Jepang, broker berperan sebagai perantara untuk membantu pencarian pekerjaan di sektor informal, seperti pabrik dan pertanian. Namun, praktik ini sering kali menyalahgunakan posisi mereka untuk menarik biaya tinggi dari gaji pekerja.

Dalam kasus ini, broker “B” diketahui telah memotong gaji pekerja sebesar 20.000 hingga 30.000 yen setiap bulan, sebelum menyerahkan sisa gaji kepada pekerja. Namun, broker “B” diduga kemudian mencuri seluruh gaji pekerja yang dikenal dengan nama “C”, yang akhirnya mencari bantuan dari broker “A” untuk menagih uang tersebut.

Ketegangan meningkat ketika broker “A” berusaha menagih uang dari “B”, yang kemudian menolak untuk membayar. Konflik ini berkembang lebih jauh setelah broker “A” bersama kelompoknya mengancam dan merampas barang-barang pribadi teman serumah “B” yang tidak terlibat. Pada akhirnya, bentrokan fisik pun terjadi antara kedua kelompok, yang berujung pada perkelahian berdarah.

Video Kekerasan yang Tersebar

Sebuah video yang diunggah ke media sosial oleh anggota Grup A beberapa bulan sebelum kejadian (gendai.media)

Ironisnya, beberapa bulan sebelum tragedi, anggota kelompok A sempat mengunggah video di media sosial. Dalam video itu, lima hingga enam pria berkumpul di ruangan apartemen, duduk melingkar dengan dua pedang Jepang (katana) tergeletak di tengah. Salah satu pria memegang pedang—yang diduga replika—dan bercanda dengan temannya.

Sebuah video yang diunggah ke media sosial oleh anggota Grup A beberapa bulan sebelum kejadian (gendai.media)

Video lain bahkan menunjukkan kelompok A menerobos masuk ke apartemen B. Mereka mengancam seorang pria yang tampaknya hanya teman serumah. Pria itu dipukul, ditendang, dan dipaksa meminta maaf sambil berlutut—disaksikan kamera yang merekam setiap detik penderitaannya.

Realitas Komunitas WNI Ilegal di Jepang

Sumber lokal mengatakan bahwa konflik seperti ini bukanlah hal baru. “Daerah ini memiliki komunitas Indonesia yang besar, dan masalah seperti ini sering terjadi, terutama karena uang dan perempuan,” ujarnya. “Kadang broker mengambil seluruh gaji seseorang, lalu broker lain datang menuntut, dan akhirnya perkelahian pun terjadi.”

Dengan sekitar 16.000 penduduk asing, Isesaki memang jadi titik panas dalam urusan migrasi. Prefektur Gunma sendiri mencatat 1.799 kasus pekerja ilegal pada tahun 2024—tertinggi ketiga di Jepang.

Banyak WNI yang melanggar visa bekerja melalui jalur tak resmi. Mereka tak tahu kapan akan dideportasi, jadi selama masih bisa tinggal, mereka mencari uang mati-matian dan mengirimnya ke kampung. Dalam kondisi rentan itu, broker tak bertanggung jawab masuk dan memanfaatkan situasi.

sumber: gendai , facebook/ICJ

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Jangan lupa Ikuti juga media sosial  Titip Jepang:
Instagram:  @titipjepang
Twitter:  @titipjepang
Facebook:  Titip Jepang