Krisis Akiya di Jepang: 9 Juta Rumah Terbengkalai

krisis akiya di Jepang

Pemerintah Jepang dihadapkan dengan krisis akiya, ditambah dengan masalah LDP dan fenomena overtourism yang melanda beberapa daerah.

Dalam beberapa waktu ini telah dilaporkan beragam berita terkait krisis akiya di Jepang setelah pemerintah Jepang mengumumkan bahwa kini terdapat lebih dari 9 juta rumah terbengkalai yang tersebar di seluruh negeri. Belum ditambah dengan beberapa kabar kriminal mengenai penangkapan dua pelaku yang bertanggung jawab atas mayat hangus yang ditemukan di Nasu. Ini menjadi minggu yang buruk bagi LDP karena partai yang berkuasa telah kehilangan tiga kursi di pemilihan sela Majelis Rendah. Belum lagi dengan permasalahan overtourism yang masih menjadi permasalahan utama di beberapa daerah wisata, Meskipun dari sekian berita kurang mengenakkan tersebut, Jepang harus mengucapkan terima kasihnya kepada tim sepak bola U-23 mereka yang berhasil mendapatkan tempat mereka di Olimpiade Paris.

BACA JUGA: Picu Overtourism, Spot Foto Gunung Fuji Lawson Jepang Diblokir Per 1 Mei 2024

Jumlah Akiya di Jepang Meningkat Dua Kali Lipat dalam 30 Tahun Terakhir

Dilansir dari Tokyoweekender, Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang mengumumkan pada Selasa (30/04) bahwa jumlah akiya (rumah kosong) di negara ini telah mencapai 9 juta, pada tanggal 31 Oktober 2023. Jumlah tersebut mewakili 13.8%  dari seluruh rumah di Jepang. Angka ini juga mengalami peningkatan lebih dari setengah juta jiwa jika dibandingkan degan survei yang dilakukan pada tahun 2018. Angka tersebut, yang sebelumnya tercatat sebesar 4,48 juta jiwa pada tahun 1993, meningkat dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah akiya di Jepang pada saat ini, termasuk dengan permasalah depopulasi penduduk Jepang dan migrasi dari desa ke kota yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, Jepang memiliki banyak “kota hantu” yang tersebar di seluruh wilayahnya dan mungkin lebih banyak akiya dari yang diperkirakan oleh pemerintah setempat. Menurut Nomura Research Institure (NRI), jumlah akiya yang tersebar di Jepang mendekati angka 11 juta, Laporan ini juga memperkirakan bahwa akita akan mencakup lebih dari 30% dari jumlah total rumah penduduk di Jepang pada tahun 2033.

Depopulasi Jepang Semakin Memperparah Krisis Akiya di Jepang

Populasi Jepang telah mengalami penurunan selama beberapa tahun ini. Menurut data yang diambil pada tahun 2022, populasinya telah menuyusut lebih dari 800.000 dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 125,4 juta jiwa.

Pada tahun 2023, menurut data resmi, jumlah kelahiran baru turun selama delapan tahun berturut-turut, mencapai rekor terendah.

Angka kelahiran baru di Jepang berada pada kisaran 1,3 selama bertahun-tahun, jauh di bawah angka 2,1 yang diharapkan oleh pemerintah untuk mempertahankan populasi yang stabli. Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang telah melaporkan bahwa jumlah anak di bawah usia 15 tahun telah menurun selama 43 tahun terakhir hingga mencapai rekor terendah 14 juta jiwa pada 1 April. Sepertinya permasalah krisis akiya di Jepang dan depopulasi penduduk Jepang akan menjadi konsen utama pemerintah Jepang untuk saat ini.

BACA JUGA: Jepang Bagi-Bagi Rumah Gratis Untuk Atasi AKIYA! Apakah Kamu Tertarik Pindah ke Jepang?

BACA JUGA: Lebih Dari 40% Kota di Jepang Akan Hilang Jika Depopulasi Terus Terjadi

BACA JUGA: Populasi Jepang Berkurang Sebanyak 830.000 Jiwa, Penurunan Terbesar Dalam 13 Tahun Berturut-turut

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

sumber: tokyoweekender ; cnn

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang