Tak ada anime lain di musim panas 2025 yang menyedot perhatian global sebesar Demon Slayer. Dipimpin oleh sosok Tanjiro Kamado, kisah penuh aksi ini kembali membakar antusiasme penggemar lewat film terbarunya, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle, yang tidak hanya mengguncang bioskop Jepang, tapi juga menciptakan gelombang histeria di seluruh dunia.
Namun di balik adegan-adegan pertarungan yang menegangkan dan visual yang memukau, ada satu elemen yang membuat Demon Slayer begitu istimewa: transformasi karakternya. Banyak tokoh yang awalnya hadir sebagai musuh—bahkan ancaman mematikan bagi Tanjiro—perlahan berubah menjadi sekutu yang setia. Entah karena pengaruh kebaikan Tanjiro atau konflik batin yang menggerogoti mereka, enam karakter berikut adalah contoh paling mengesankan dari perjalanan luar biasa: dari lawan menjadi teman dalam perang abadi melawan iblis.
1. Obanai Iguro
Salah satu Hashira yang paling sulit mempercayai Tanjiro dan Nezuko adalah Obanai Iguro, sang Hashira Ular. Di awal pertemuan mereka, Obanai bersikap kasar dan bahkan nyaris menyiksa Tanjiro yang masih kebingungan, sampai membuatnya kesulitan bernapas saat mencoba menyelamatkan adiknya. Sikap dingin dan keras ini membuat hubungan mereka tegang sejak awal. Namun setelah Arc Swordsmith Village, ketika Mitsuri Kanroji—sosok yang disukai Obanai—semakin akrab dengan Tanjiro, muncul sedikit kecemburuan halus dari Obanai terhadap kepribadian Tanjiro yang positif dan ceria.
Seiring waktu, setelah pelatihan Hashira dan perkembangan Tanjiro sebagai pendekar pedang, Obanai mulai menunjukkan perubahan sikap. Meski hubungannya dengan Tanjiro masih diselimuti persaingan emosional kecil, ia perlahan menerima kehadiran sang protagonis. Saat akhirnya Kagaya Ubuyashiki gugur dalam ledakan demi menjebak Muzan, Obanai tak ragu melompat ke medan tempur bersama Tanjiro dan para Hashira lainnya.
2. Tamayo
Sebelum dikenal sebagai iblis yang lembut dan penuh empati, Tamayo dulunya merupakan bawahan langsung Muzan Kibutsuji, raja para iblis. Berabad-abad menjadi pion dalam skema jahat Muzan, ia akhirnya berhasil membebaskan diri, dan mendapatkan kembali kehendak bebasnya, sebuah sifat yang jarang dimiliki iblis. Sejak saat itu, Tamayo mengabdikan hidupnya untuk membalas dendam atas kematian keluarganya dan menyingkirkan Muzan dari dunia. Dalam misinya ini, ia memilih bekerja sama dengan Tanjiro, Nezuko, dan Korps Pembasmi Iblis.
Didampingi oleh asistennya yang setia, Yushiro, Tamayo memegang peran penting dalam strategi melawan Muzan. Ketika pertarungan klimaks terjadi dan Muzan muncul untuk membunuh Ubuyashiki, Tamayo menanam obat-obatan yang dapat menghambat kemampuan Muzan untuk beregenerasi.
3. Shanai Shinazugawa
Salah satu dari delapan Hashira, Sanemi Shinazugawa, pertama kali diperkenalkan menjelang akhir Musim 1 sebagai pendekar pedang yang kasar, pendendam, dan penuh amarah. Ia langsung tampil sebagai sosok yang memusuhi Tanjiro, terutama ketika ia memancing dan mengejek Nezuko agar menggigitnya. Aksi itu membuat Sanemi tampak seperti musuh nyata bagi Tanjiro, yang saat itu hanya ingin melindungi adiknya. Namun seiring waktu, perilaku Sanemi mulai menunjukkan sisi yang lebih terkendali dan kompleks.
Meski Tanjiro dan Nezuko perlahan mendapat pengakuan, Sanemi tetap menyimpan kebencian mendalam terhadap mereka. Ketegangan meningkat ketika Tanjiro terlibat dalam hubungan rumit antara Sanemi dan adiknya, Genya Shinazugawa, yang membuat keduanya sempat berkonfrontasi secara langsung. Namun di balik ketegangan tersebut, Sanemi akhirnya menyingkirkan ego dan dendamnya ketika Muzan muncul dan mengungkapkan dirinya. Di Arc akhir, ia bergabung dengan Tanjiro dan para Hashira lainnya, menunjukkan bahwa ia telah menjadi sekutu penting dalam pertempuran terakhir melawan Raja Iblis.
4. Genya Shinazugawa
Genya, adik dari Hashira Angin Sanemi Shinazugawa, pertama kali muncul sebagai peserta yang bermusuhan dalam Seleksi Akhir. Di momen itu, ia sempat mencoba menyerang salah satu putri Ubuyashiki, memicu reaksi cepat dari Tanjiro yang langsung mencengkeram lengannya. Sejak kejadian tersebut, Genya menunjukkan sikap dingin dan penuh kebencian terhadap Tanjiro dan teman-temannya. Ia tampil sebagai sosok penyendiri, kasar, dan sulit didekati—sifat yang tak lepas dari latar belakang masa lalu yang traumatis dan hubungan rumitnya dengan sang kakak.
Sebagai adik dari Sanemi, pengaruh sang kakak yang kejam turut membentuk kepribadian Genya. Namun semuanya mulai berubah dalam Arc Swordsmith Village, ketika Tanjiro berhasil menembus dinding emosional Genya dan bertarung bersamanya melawan iblis Tingkat Atas. Dukungan dari Tanjiro dan Nezuko dalam pertempuran membuat Genya perlahan membuka diri. Ia mulai bersikap lebih ramah, bahkan membalas kebaikan Tanjiro dengan memberi semangat dan nasihat saat Tanjiro kesulitan memindahkan batu besar dalam Arc Hashira Training—tanda bahwa Genya bukan lagi musuh, melainkan rekan yang bisa diandalkan.
5. Nezuko
Di episode pertama Demon Slayer, Nezuko Kamado menjadi pusat tragedi besar yang mengubah hidup Tanjiro selamanya. Serangan berdarah dari iblis merenggut nyawa hampir seluruh anggota keluarga mereka, dan Nezuko, satu-satunya yang selamat, justru berubah menjadi iblis. Dalam kondisi baru yang buas, Nezuko sempat melompat ke arah Tanjiro untuk memangsanya yang tertegun sekembalinya ke rumah keluarga mereka. Serangan Nezuko segera terhenti karena ia ingin melindungi adiknya dari Hashira Giyu Tomioka, menandai titik awal dari kisah penuh harapan dan perjuangan yang membentuk fondasi serial ini.
Sejak saat itu, Nezuko bertarung di sisi kakaknya dalam pertempuran melawan para iblis, tanpa pernah sekalipun menyerang manusia, meski kekuatan iblis terus mengalir dalam dirinya. Kesetiaan Nezuko yang teguh pada Tanjiro, ditambah tekadnya untuk menolak sifat alami sebagai iblis, membuat banyak orang mulai membuka hati. Meski awalnya dipandang dengan kecurigaan dan dianggap sebagai ancaman oleh beberapa Hashira, keberanian dan pengorbanannya perlahan mengubah pandangan mereka. Nezuko bukan sekadar adik Tanjiro—ia adalah sekutu penting dalam perang melawan Muzan, sekaligus simbol ikatan keluarga yang tak bisa dipatahkan.
6. Inosuke
Inosuke, salah satu karakter favorit penggemar Demon Slayer, adalah anak liar yang tumbuh besar di hutan dan pertama kali muncul dalam Arc Tsuzumi Mansion. Saat itu, ia lebih terasa sebagai gangguan daripada teman, terutama ketika mencoba mengakses kotak milik Tanjiro yang berisi Nezuko. Hal ini memicu perkelahian sengit antara Inosuke dan Tanjiro, yang berpuncak pada kekalahan Inosuke. Namun, alih-alih menyimpan dendam, pendekar bertopeng kepala babi ini perlahan mulai membuka diri. Ia mulai menjalin hubungan unik dengan Tanjiro, Zenitsu, dan Nezuko, sambil menampilkan sisi lain dirinya di tengah berbagai pertempuran berbahaya.
Meski tetap mempertahankan gaya bertarung yang brutal dan sikap sembrono khasnya, Inosuke perlahan berubah menjadi sosok yang hangat dan setia. Ia membentuk trio solid bersama Tanjiro dan Zenitsu—kelompok penuh dinamika, tawa, dan ketegangan emosional yang memperkaya cerita. Ikatan mereka yang dibangun lewat luka, perjuangan, dan kemenangan membuat Inosuke bukan hanya sekadar karakter komedi atau petarung ganas, tapi juga salah satu rekan terpenting dalam perjalanan Tanjiro melawan kegelapan.
Itulah enam karakter dalam Demon Slayer yang awalnya tampak sebagai lawan, tapi justru berubah menjadi sekutu penting Tanjiro. Dari Tamayo hingga Inosuke, masing-masing membawa warna dan dinamika sendiri dalam perjalanan Tanjiro melawan para iblis. Perjalanan mereka mengingatkan kita bahwa bahkan musuh pun bisa berubah arah ketika harapan dan tekad bersatu
Selamat datang, torena–tachi! Selamat datang di kisah saya menjadi pelatih gadis kuda profesional di Umamusume Pretty Derby! Jujur saja, sangat tidak disangka-sangka bakal masuk sedalam ini ke franchise satu ini. Langsung saja, mari kita masuk ke pembahasan gim melatih waifu kuda yang lagi viral ini!
Hari-Hari Baru Melatih Gadis Kuda Dimulai
Bagi yang belum tahu, sebenarnya Umamusume ini apa sih? Gampangnya, Umamusume itu gadis manusia, tapi mempunyai trait kuda. Nah, kalau detilnya, Umamusume Pretty Derby merupakan multimedia franchise asal Jepang yang berpusat di sekitar “Umamusume/gadis kuda”. Mereka adalah karakter antropomorfik dengan telinga dan ekor kuda, yang terinspirasi oleh sejarah kuda pacu di kehidupan nyata. Franchise ini mencakup mobage, serial anime, manga, musik, dan live concert. Dalam mobage-nya, pemain melatih Umamusume ini untuk berkompetisi dalam balapan yang bertujuan untuk memenangkan Twinkle Series!
Di kesempatan kali ini, penulis mau membahas mobage-nya terlebih dahulu, yak. Gim yang sudah lebih dari seminggu ini membuat kepikiran terus. Memang terdengah sangat aneh konsepnya, tapi percayalah saat masuk kamu pasti susah untuk keluar dari gimnya. Bayangkan saja, di tengah-tengah keseharian, ada benak seperti ‘kapan yak bisa log in, hari ini pengen coba latih yang ini pakai strategi yang ini…’, begitu! Simpelnya kalau kamu pernah bermain Balatro, gameplay sebenarnya bisa dibilang mirip, hanya saja banyak elemen lainnya yang membuat gim ini menarik!
Ini Baru Namanya Gim Video!
Salah satu daya tarik yang dirasakan hadir dalam gim ini adalah betapa rewarding-nya pengalaman yang ditawarkan. Seperti gim ini tidak sepenuhnya pay-to-win, semuanya benar-benar tergantung usaha & keberuntungan kamu. Usaha bagaimana kamu mau mencoba bermacam-macam build & berdoalah usaha kamu itu akan berbuah manis. Trial & error itu merupakan hal yang biasa di gim ini, jangan pernah merasa minder jika kamu belum mencapai di mana teman-teman kamu berada, nikmati saja perjalanannya. Lalu jujur saja, RNG gim ini tuh sangatlah sadis, semua benar-benar ditentukan oleh keberuntungan. Pasti tidak sedikit dari kamu akan sering mengucap kata sejenis ‘Bismillah‘ saat memainkan ini.
Tapi tenang saja, semua hasil kerja keras kamu itu benar-benar terbayarkan. Gim ini menawarkan ratusan atau mungkin sampai ribuan penghargaan menarik nantinya di dalam gim. Tugas kamu melatih gadis kuda untuk menjadi kuda pacu terbaik, tentu gim ini mempunyai trophy! Nantinya piala-piala itu bisa kamu lihat di bagian khusus bernama trophy room, jadi bisa kamu lihat hasil kerja keras kamu selama ini. Tentu saja mereka menawarkan currency in game setelah mendapatkan piala itu, untuk “meng-scout kuda baru lagi untuk dilatih” (dibaca gacha, haha).
Selain trophy, ada juga title menarik tertentu yang bisa kamu dapatkan untuk menghiasi profil kamu. Sudah kayak LinkedIn saja yak di mana kamu bisa memajang pencapainmu di profil… Oh tunggu, beneran ada yang masukin ini ke LinkedIn deh…
Ada Apa Dengan Idol?
Sempat disinggung tadi kalau multimedia franchise ini mencakup musik & live concert. Genrenya apa? Betul, tentu saja idol! Penulis sebenarnya tidak terlalu into dengan genre idol, tapi suka dengan idol yang dibawakan oleh mereka. Pembawaan genre idol ini benar-benar seperti selebrasi terhadap genrenya. Bahkan ya konser idol dalam konteks gim ini benar-benar selebrasi mereka setelah balapan. Di mana yang juara 1 akan menjadi posisi center dalam penampilan tersebut.
Saya suka dengan lagunya yang sangat uplifting, benar-benar memacu adrenalin dari awal hingga akhir. Apalagi mereka konsernya setelah balapan, beneran momen yang pas untuk berselebrasi. Ada juga lagu yang benar-benar menyampaikan cerita dengan baik. Siapa sangka musik & concert-nya menjadi alasan lain saya betah bermain ini. Tapi jangan tanya arti lagu Umapyoi Desentsu, yang menulis lagunya pun katanya juga membuat lagu itu dalam keaadan setengah sadar.
What If…?: Umamusume Pretty Derby
Franchise ini benar-benar bedasarkan dengan konsep “What if…?“. Dari awal yak, apa yang terjadi jika kuda pacu dalam sejarah dijadikan gadis kuda yang ingin menjadi idol? Jawabannya ya franchise ini. Selain itu, Umamusume Pretty Derbyini benar-benar memperhatikan sejarah kudanya. Dari pemilihan karakternya, siapa yang jadi fokus utamanya. Juga trait di balik desain karakter mereka benar-benar dibuat semenarik mungkin & mengambil referensi kuda aslinya.
Tidak berhenti di situ, konsep “What If…?” juga jadi cara mereka bercerita. Contoh yang saya sudah ikuti adalah karakter bernama Rice Shower. Dalam sejarahnya, Rice Shower merupakan kuda hebat yang memenangkan 3 balapan G1 semasa hidupnya. Kuda ini dijuluki “Black Assassin” (黒い刺客), karena mencegah kemenangan Triple Crown Mihono Bourbon di Kikuka Sho dan kemenangan ketiga berturut-turut Mejiro McQueen di Spring Tenno Sho.
Sejarah ini dijadikan trait karakternya, di mana dia menganggap dirinya sendiri membawa sial untuk orang lain. Membuat dia jadi karakter pemalu & menghindari karakter lain. Tapi, bagaimana jika dia berusaha “berkembang” jadi seorang yang membawa kebahagian? Karena itulah juga yang dilakukan oleh dia di akhir hayatnya, pada 1995 di balapan Takarazuka Kinen. Di mana semua penonton akhirnya balik mengfavoritkan dia walau sebelumnya dianggap kuda yang membawa sial & merusak calon momen bersejarah.
Ada banyak skenario & kisah menarik lainnya yang bisa kamu temukan di sini. Semuanya benar-benar bedasarkan referensi kejadian nyata, karena berdasarkan kuda nyata tadi, itu yang menurut saya membuat ceritanya menjadi menarik. Contohnya lagi, misal kalau kamu bermain balapan Takarazuka Kinen tadi di gimnya dan menang menggunakan Rice Shower, kamu akan mendapatkan dialog unik dari komentatornya!
Garis besarnya adalah, ‘bagaimana jika kuda-kuda ini bisa bercerita?’ Umamusume Pretty Derby ini lah yang menuruskan legacy mereka sehingga orang-orang pun jadi penasaran dengan kisah mereka. Jujur, konsep ini mungkin terdengar aneh, namun sangat berhasil menurut penulis. Hayo ngaku, siapa yang FYP-nya tiba-tiba jadi sejarah kuda pacu setelah viralnya gim ini?
Terkadang Ini Bukan Hanya Soal Umamusume & Trainer
Ada satu hal lagi yang membuat saya betah masuk ke dalam franchise ini, komunitasnya yang sangat luar biasa. Saat gim ini ramai di timeline sosial media, jujur saja ada rasa fomo yang sangat terusik. Bahkan sampai ada kuda asli mendatangi saya langsung saking kepikirannya!? Ini cocoklogi saja sih, tapi beneran ketemu banyak kuda saat itu. Waktu itu berpikir ya paling cuman lewat saja, jadi masih berpikir-pikir untuk mencoba. Tapi, ternyata ada beberapa teman yang benar-benar mencoba mengenalkan.
Mulai dari diocehin (dalam artian baik, ya) soal serinya, mendapatkan “kuliah umum” soal cara bermain, sampai hati akhirnya luluh karena betapa welcome-nya mereka ini. Bahkan fans dari Jepang sangat welcome dengan kehadiran rilis global ini. Tidak sedikit kamu bisa menemukan interaksi baik antar fans di sosial media jika kamu mengikuti topiknya. Dampaknya juga dirasakan langsung oleh komunitas pacu kuda di Indonesia, sampai penayangan streaming Indonesia Horce Race pada 27 Juli 2025 dipenuhi oleh fans Umamusume! Sangat Umazing!
Umamusume Pretty Derby, That’s Cool!
Sangat terkejut saat mengetahui kalau Umamusume Pretty Derby benar-benar gim yg sebagus itu. It’s all about grind, push yourself into your limit, adrenaline rush at it’s finest, & last but not the least is how rewarding it will be at the end of the day. Banyak hal baik yang sebenarnya bisa diambil dari gim ini. Soal management waktu, cara bersosialisasi dengan banyak karakter, & juga bermain gim pada umumnya, bermain untuk bersenang-senang sejenak agar bisa kembali semangat melanjutkan hari-hari.
Penutup, saya mau membagikan video dari lagu Umapyoi Desentsu versi bahasa Inggris dari official-nya. Lupa menyebutkan betapa niatnya perilisan global dari gim ini. Terima kasih Cygames atas perilisan global ini, selamat & sukses! Satu lagi trivia, awalnya proyek gim ini direncanakan dirilis pada tahun 2018 tapi diundur hingga akhirnya baru rilis pada tahun 2021 di Jepang. Bukti penantian & kerja keras bisa membuahkan hasil baik memang sudah jadi bagian utama dari gim ini, bahkan sebelum dirilis. Harapannya cuman satu, panjang umur gim bagus!
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Di balik keanggunan seorang wanita bisa tersembunyi sesuatu yang mematikan. Inilah kisah Jorōgumo (女郎蜘蛛), salah satu yōkai paling ikonik dalam mitologi Jepang—makhluk penggoda berbentuk laba-laba yang bisa berubah wujud menjadi wanita cantik untuk memangsa korbannya.
Asal-Usul Nama
Kata “Jorōgumo” yang dibaca Jorougumo. Arti jorogumo secara harfiah berarti “laba-laba pelacur” atau “pelacur laba-laba”, sebuah nama yang menggambarkan kombinasi sensualitas dan bahaya. Namun dalam konteks zoologi, nama ini juga digunakan untuk menyebut spesies laba-laba asli Jepang: Nephila clavata, yang betina dewasa berukuran besar dan berwarna mencolok.
Dalam folklor, laba-laba ini dipercaya memiliki kekuatan supranatural setelah hidup lebih dari 400 tahun.
Siapa Sebenarnya Jorōgumo?
Jorōgumo adalah makhluk pemangsa yang menggunakan ilusi dan daya tarik seksual untuk menipu pria. Ia sering digambarkan sebagai wanita muda yang anggun, mengenakan kimono, dan muncul sendirian di jalan hutan, kuil terbengkalai, atau rumah kosong. Korban jorogumo biasanya pria muda yang kesepian, mereka yang terpikat oleh penampilannya, tidak menyadari bahwa ia sedang masuk ke dalam sarang laba-laba.
Begitu korban merasa nyaman, Jorogumo menunjukkan wujud aslinya: laba-laba raksasa. Ia lalu mengikat korbannya dengan jaring dan memakannya hidup-hidup.
Kisah-Kisah Legendaris
Salah satu cerita paling terkenal tentang Jorōgumo berasal dari Air Terjun Jōren di Prefektur Shizuoka, yang dipercaya sebagai tempat tinggalnya. Legenda mengatakan bahwa pria-pria yang mengunjungi air terjun itu sering menghilang tanpa jejak. Beberapa penduduk setempat mengaku melihat wanita cantik mengajak orang-orang masuk ke dalam gua dekat air terjun—dan tak seorang pun pernah kembali.
Versi lain dari cerita menampilkan Jorōgumo yang jatuh cinta pada manusia, tetapi cinta tersebut tidak pernah bisa mengatasi nalurinya sebagai pemangsa. Ini memberikan dimensi tragis pada karakter ini: ia bukan hanya monster, tapi juga makhluk yang terperangkap antara keinginan dan kodratnya.
Simbolisme dan Interpretasi
Dalam perspektif budaya dan antropologi, Jorōgumo adalah simbol dari ambivalensi terhadap seksualitas perempuan dalam masyarakat patriarkal. Ia adalah penggoda, pemikat, sekaligus pemangsa. Representasinya mencerminkan ketakutan terhadap perempuan yang independen dan kuat, serta kecemasan laki-laki terhadap kehilangan kontrol.
Jorōgumo juga bisa dibaca sebagai peringatan moral: jangan tertipu oleh penampilan luar, karena di balik keindahan bisa tersembunyi bahaya besar.
Jorōgumo mengingatkan pada kita bahwa tidak semua yang tampak indah itu aman. Dalam dunia yōkai, ia adalah perpaduan antara godaan, horor, dan mitos yang memikat. Ia bukan sekadar laba-laba—dia adalah lambang dari ketakutan terdalam terhadap yang tak dapat dikendalikan: cinta yang mematikan, keinginan yang mengikat, dan kebenaran di balik penampilan yang menipu.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Film terbaru dari Marvel Studios, Fantastic Four: First Steps, memulai debutnya di Jepang dengan hasil yang jauh di bawah ekspektasi, khususnya jika dibandingkan dengan kesuksesan fenomenal film anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle.
Menurut data dari reporter box office Luis Fernando, Fantastic Four hanya mencatatkan pendapatan sebesar USD $731.000 pada hari pertamanya di Jepang. Di sisi lain, Infinity Castle—film pertama dari trilogi penutup Demon Slayer—meraih USD $11,1 juta pada hari pembukaan, 18 Juli lalu.
Perbandingan ini menunjukkan jurang yang sangat mencolok antara keduanya, dan menyoroti pergeseran selera pasar Jepang terhadap produksi lokal yang memiliki kekuatan fandom kuat. Tiket Infinity Castle bahkan dilaporkan habis terjual dalam waktu 10 menit sejak pemesanan dibuka, memperkuat posisinya sebagai salah satu rilisan terbesar tahun ini.
Keberhasilan Infinity Castle juga tercermin pada akhir pekan pembukaannya yang memecahkan rekor baru di Jepang, mengalahkan Demon Slayer: Mugen Train—film anime tersukses sepanjang masa yang meraih lebih dari $500 juta pada 2020.
Sementara Fantastic Four mengumpulkan $218 juta secara global di akhir pekan perdananya, hasil tersebut tetap belum cukup untuk menandingi antusiasme lokal terhadap Demon Slayer di Jepang.
Film Infinity Castle dijadwalkan tayang di berbagai negara mulai pertengahan Agustus hingga September. Dengan peluncuran internasional yang masih menanti, pendapatan box office-nya diprediksi akan terus melonjak dan berpotensi menjadikannya sebagai film anime terlaris sepanjang masa.
Siapa sangka, bajak laut karet dari East Blue ini sekarang ada di ambang sejarah! Dengan 578 juta kopi terjual di seluruh dunia, One Piece resmi melewati Batman, dan kini hanya terpaut beberapa juta eksemplar dari sang legenda, Superman—ikon komik dunia sejak 1938!
Kalau dihitung-hitung, ini pencapaian yang luar biasa. Superman butuh hampir 90 tahun untuk mencapai titik itu, sedangkan One Piece baru berlayar sejak 1997. Dengan tren penjualan yang masih gila-gilaan, banyak analis memperkirakan bahwa dalam 2–3 tahun ke depan, One Piece bakal menyalip Superman sebagai komik terlaris sepanjang masa.
Tentu saja, ini bukan sekadar angka. Kesuksesan serial legendaris karya Eiichiro Oda ini dibangun dari cerita yang penuh emosi, dunia yang kompleks, dan karakter-karakter legendaris yang bikin susah move on. Ditambah lagi, anime-nya masih jalan, volume baru terus rilis, dan hype internasional nggak pernah surut.
Jadi, kalau kamu masih belum mulai baca serial ini, ini saatnya untuk kamu ikut naik ke kapal! Karena rekor sejarah sedang ditulis dan kamu nggak mau ketinggalan, kan?
Manga Grand Blue yang awalnya dikatakan sulit terbit di Indonesia ternyata menemukan titik terangnya. Akun X (dulunya Twitter) penerbit m&c! merilis foto 3 volume awal dari manga Grand Blue. Walaupun tanpa caption apa pun, hal ini adalah pertanda bahwa manga ini akan segera diterbitkan oleh penerbit m&c!
Masih belum ada kejelasan soal kapan akan diterbitkan, tapi mungkin Grand Blue baru akan mendatangi rak-rak toko buku bisa jadi di tahun 2026. Sungguh penantian yang lama dari para penggemar manga ini.
Manga ini diadaptasi menjadi anime televisi yang tayang perdana pada Juli 2018, dengan Amazon Prime Video menyiarkannya secara global selama penayangan. Selain itu, Grand Blue Dreaming juga menginspirasi film live-action yang dirilis di Jepang pada Agustus 2020.
The official websit for the upcoming anime film adaptation of Shinji Ishii’s Toritsukareotoko (literally means “A man obsessed with something”) novel announced the film’s two lead voice actors today.
Website resmi untuk film anime adaptasi novel blog Toritsukareotoko (artinya secara harfiah “Orang yang terobsesi pada sesuatu”) karya Shinji Ishii mengumumkan dua pemeran utamanya.
Masaya Sano, anggota grup idol Ae! Group dari STARTO ENTERTAINMENT akan memerankan protagonis pria Giuseppe, sementara aktris dan penyanyi Moka Kamishiraishi, akan menyuarakan heroine utama, Pechka.
Suara mereka pertama kalinya diperdengarkan di trailer Toritsukareotoko di bawah ini:
Film ini direncakan akan tayang di Jepang pada tanggal 7 November 2025.
Kisah dari film adaptasi novel ini sendiri berpusat pada seorang pemuda bernama Giuseppe yang dijuluki “Toristukareotoko” oleh penduduk kota karena saat dia sudah terobsesi oleh sesuatu, dia tidak akan bisa beralih ke hal lain. Suatu hari, dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang gadis penjual balon bernama Pechka. Giuseppe menjadi gila dan mencoba mendekati Pechka tapi gadis itu memiliki rasa sedih yang mendalam di hatinya… Demi sang tersayang, Giuseppe dan rekannya, tikus bernama Cielo diam-diam menyelesaikan keresahan-keresahan Pechka menggunakan banyak trik yang sebelumnya pernah jadi bahan obsesinya.
Sudah seminggu sejak Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle tayang di Jepang dan terus menerus memecahkan rekor box office, termasuk yang sebelumnya dipegang oleh Mugen Train. Akun resmi mereka menyatakan perhitungan box office film ini per tanggal 27 Juli sudah mencapai 10 miliar yen dalam waktu 8 hari, menjadikannya film tercepat yang mencapai rekor ini. Saat ini, Infinity Castle sudah masuk jajaran film ke-29 dengan pendapatan terbesar sepanjang sejarah.
Rekor tercepat 10 miliar sepanjang sejarah sebelumnya dipegang oleh Mugen Train yang berhasil melaukannya dalam 10 hari. Sementara Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle berhasil meraup 12,87 miliar yen dalam waktu 10 hari. Untuk total box office, film ini hanya kalah oleh etective Conan: One-eyed Flashback yang sudah mendapatkan total 14,5 juta yen di box office. Tapi mengingat umur penayangannya yang masih panjang, sangat mungkin kalau Infinity Castle akan berhasil menjadi film terlaris tahun 2025.
Ichijinsa merilis pengumuman bahwa Kazuya Minekura akan mengerjakan kembali manga Wild Adapter beriringan dengan situs web manga Ichijin Plus kembali setelah pemeliharaan di tanggal 8 Agustus. Chapter ke-50 dari manga tersebut akan menjadi chapter pertama setelah hiatus selama 9 tahun sejak chapter ke-49 rilis di situs Zero-Sum Online milik Ichijinsa di tahun 2016.
Manga Wild Adapter berkisah tentang pemimpin mudah sebuah geng bernama Makoto Kubota yang memungut seorang bocah dengan masa lalu misterius, Minoru Tokitoh. Minoru telah terkena obat W.A.” yang mengubah tangan kanannya menjadi bentuk monster. Mereka berdua menyelidiki asal dari obat yang menghancurkan dunia bawah tanah.
Ichijinsha melambatkan serialisasi Wild Adapter dan Saiyuki Reload Blast karya beliau sejak tahun 2013 karena kondisi kesehatannya. Belum lama ini juga beliau melanjutkan Saiyuki Blast pada bulan September 2024 setelah hiatus lima tahun.
Bandai Namco Entertainment dan FromSoftware announced mengumukan bahwa ekspansi DLC Shadow of the Erdtree DLC untuk game Elden Ring sudah beredar 10 juta unit secara global dan game Elden Ring: Nightreign sudah beredar lebih dari 5 juta unit secara global. Kedua game tersebut termasuk penjualan digital.
Bandai Namco Entertainment juga merilis trailer baru untuk mode dua player Elden Ring: Nightreign. Mode ini akan rilis tanggal 30 Juli.
The Computer Entertainment Supplier’s Association (CESA) mengumumkan pengumuman penghargaan CEDEC2025 (Computer Entertainment Developers Conference 2025) awards on Wednesday. The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom masuk ke dalam salah satu kategori pemenang. Ada pun pemenang lengkapnya bisa dicek sebagai berikut berikut kateogirnya:
The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom (Nintendo) memenangkan Engineering Division. Astro Bot (Team ASOBI) memenangkan Game Design Division. Silent Hill 2 (Konami Digital Entertainment Co., Ltd. Bloober Team S.A.) memenangkan Sound Division. 3D人-3dnchu (Yamato3D) memenangkan Visual Arts Division. Nobuo Uematsu memenangkan hadiah khusus untuk komposisinya dalam berbagai macam game seperti Final Fantasy.
Bandai Card Games mengumumkan bahwa mereka akan merilis closed beta test di seluruh dunia untuk mobile card game Gundam Alysion di perangkat iOS dan Android pada bulan Agustus. Peserta dibatasi hingga 10.000 dan pendaftarannya akan ditutup tanggal 3 Agustus.
Melalui closed beta test ini, pengembang akan menguji sistem game, server dan mengumpulkan masukan dari para peserta.
Digimon Alysion memperkenalkan karakter protagonis dalam gamenya bernama Kanata Hondo bersama dengan karakter-karakter lain yang akan muncul di gamenya mulai dari gadis berambut putih-twintails bernama Futre, Valner Dragnogh bersama partnernya Renamon, dan digimon baru yang akan menemani protagonis di game ini bernama Gemmon.
Kadokawa merilis video musik “Invincible(ish) Happiness!,” salah satu dari lagu baru untuk serial light novel Haruhi Suzumiya karya Nagaru Tanagiwa. Lagu ini juga sudah tersedia di layanan streaming.
Masih ada dua lagu yang diproduksi setelah goal ketiga terpenuhi di kampanye crowdfunding bulan November tahun kemarin.
Satoru Kōsaki, the composer of The Melancholy of Haruhi Suzumiya anime’s background music and its song “God knows…”, scored the first of the added songs. Tsubasa Ito (The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel – Northern War, Ron Kamonohashi’s Forbidden Deductions, Skeleton Knight in Another World) will compose the second added song.
Selain itu, proyek ini juga akan mencakup pembuatan drama suara asli baru, yang dibintangi oleh para pemeran Brigade SOS: Aya Hirano, Tomokazu Sugita, Minori Chihara, Yūko Gotō, dan Daisuke Ono. Drama ini akan menjadi hadiah pendukung yang sangat dinantikan oleh penggemar setia seri ini.
Staf film live-action Wind Breaker adaptasi dari manga berjudul sama karya Satoru Nii merilis trailer baru dengan tiga karakter tambahan.
para pemeran baru adalah (gambar di bawah ini dari kiri ke kanan):
Rikako Yagi sebagai Kotoha Tachibana Kōki Yamashita sebagai Chōji Tomiyama Noritaka Hamao sebagai Jō Togame
Film live-action Wind Breaker direncanakan tayang di Jepang tanggal 5 Desember. Belum ada informasi soal penayangan di Indonesia.
Film ini disutradarai oleh Kentaro Hagiwara, yang sebelumnya mengarahkan live-action Tokyo Ghoul (2017) dan Blue Period (2024), dengan skenario ditulis oleh Yosuke Masaike, pemenang Japan Academy Prize ke-46 untuk Anime Supremacy!.
Komik Wind Breaker sudah terbit di Indonesia melalui penerbit Phoenix Gramedia Indonesia. Berikut sinopsis dari Gramedia:
Mereka adalah kelompok berandalan terkuat, sekaligus pahlawan kota. Dengan nilai akademis terendah, tapi nomor 1 dalam bertarung. SMA Furin terkenal sebagai sekolah penuh berandalan. Musim semi ini, Haruka Sakura datang ke kota untuk mengincar posisi puncak di sana. Tapi dia dihadapkan pada kenyataan bahwa SMA Furin telah berubah menjadi kelompok pelindung kota yang dijuluki “Bofurin”. Sakura pun, bergabung menjadi anggota Furin dan mulai bertarung demi melindungi kota!
Akun X (dulunya Twitter) resmi dari majalah Comptiq milik Kadokawa dan website free manga Type-Moon Comic Ace mengungkap bahwa event terbatas “Tokugawa Restoration Labyrinth, Ooku” (Tokugawa Kaiten Meikyū Ōku) di game mobile Fate/Grand Order akan mendapatkan adaptasi manga yang digarap oleh desainer karakter ReDrop. Tanggal rilis manga ini akan diumumkan lebih lanjut. ReDrop adalah desainer dari karakter Kama, karakter utama dari kisah event terbatas “Tokugawa Restoration Labyrinth, Ooku.”
Event ini pertama kali rilis di game versi Jepang tahun 2019. Lalu di versi Bahasa Inggris baru rilis di tahun 2021.
Deskripsi kisah “Tokugawa Restoration Labyrinth, Ooku” di website game Fate/Grand Order:
Markas jadi sunyi senyap dan nyaris kosong karena serangan dari luar. Master dipanggil untuk bergegas ke Control Room dan berhasil selamat bersama satu Servant dan melakukan Rayshift untuk mencari penyebabnya. Mereka tiba di Jepang tengah abad ke-17 – Periode Edo. Di bagian dalam Kastel Edo, pusat dari masalah ini, keganjilan yang abnormal terus berkembang. Kastel Ooku, bagian yang terpisah dari dunia sudah berubah menjadi labirin tak berujung dengan misteri yang pekat. Party Master berkelana ke jalan tiada yang membentang mencari jalan keluar.
Trailer terbaru dari film Chinmoku no Kantai Hokkyoku-kai dai kaisen (The Silent Service: The Battle of the Arctic Ocean) yang merupakan sekuel dari proyek adaptasi live action manga Silent Service karya Kaiji Kawaguchi sudah dirilis. Trailer film ini mengungkapkan lagu tema dan juga poster terbaru.
Trailer sekuel Silent Service kali ini mengungkapkan lagu tema yang dibawakan oleh Ado dengan judul Kaze to Watashi no Monogatari” (The Tale of The Wind and I). Lagu ini ditulis oleh Hiroji Miyamoto dan aransemen oleh Mafumafu.
Film ini akan rilis di tanggal 26 September 2025. Kohei Yoshino bertindak sebagai sutradara dan naskah ditulis Hikaru Takai.
Kawaguchi (Eagle, Kūbo Ibuki) serialized the manga in Kodansha’s Morning magazine from 1988 to 1996. The manga already inspired a television anime special from Sunrise in 1996, followed by Sunrise’s two-part original video anime from 1997 to 1998. Central Park Media offered the anime on videotape and later DVD.
Di Indonesia, ada beberapa manga karya Kawaguchi yang diterbitkan oleh Level Comic dari Elex Media Komputindo, di antaranya Eagle dan Zipang.
Neon Genesis Evangelion, meskipun menjadi salah satu waralaba paling sukses dalam genre mecha, sebenarnya tidak pernah benar-benar berfokus pada pertarungan antar robot raksasa. Seri ini selalu memprioritaskan karakter-karakter “berantakan” yang menjadi pilot EVA, serta perjuangan batin yang mereka hadapi dalam menghadapi berbagai skema misterius dan serangan Angel.
Meski begitu, Evangelion tetap menghadirkan beberapa mech paling ikonik yang pernah ada. EVA Unit-01, dengan desain ramping dan penuh gaya, telah menjadi semacam maskot tidak resmi genre mecha selama lebih dari tiga dekade sejak debutnya. Dan posisi itu tampaknya tidak akan bergeser dalam waktu dekat.
Sebagian besar kemampuan EVA dalam pertempuran memang sangat bergantung pada siapa yang menjadi pilotnya, tapi tidak dapat dipungkiri–mereka adalah unit yang sangat kuat. Berikut daftar lengkap setiap unit EVA yang pernah muncul, diurutkan dari yang paling lemah hingga yang paling luar biasa kuat.
10. EVA-05
Debut eksplosif Mari Makinami Illustrious dalam waralaba Evangelion terjadi di film kedua Evangelion: 2.0 You Can (Not) Advance, di mana ia mengemudikan EVA Unit-05 yang tampil sangat berbeda dari unit lainnya. Tidak seperti desain humanoid pada umumnya, EVA-05 justru berbentuk seperti mesin berkaki empat dengan roda di bagian bawah tubuhnya. Ia juga menjadi unit pertama yang memiliki sumber daya internal, sehingga tidak lagi bergantung pada kabel umbilical.
Sayangnya, EVA-05 hanyalah prototipe sementara yang belum sepenuhnya selesai saat diturunkan ke medan tempur. Persenjataannya terbatas dan fungsinya cenderung spesifik. Namun meski begitu, Unit-05 tetap berhasil mengalahkan Third Angel yang berhasil melarikan diri di Evangelion: 2.0.
9. EVA-00
Sebagai unit pertama yang berhasil diaktifkan, EVA Unit-00 milik Rei Ayanami adalah prototipe awal dari semua Evangelion yang ada. Ia menjadi tonggak keberhasilan pengembangan EVA, meskipun desain dan kemampuannya jauh lebih terbatas dibanding unit-unit berikutnya. Tampilan EVA-00 juga lebih polos, mencerminkan statusnya sebagai purwarupa. Namun, ketangguhannya tidak bisa diremehkan begitu saja.
Dalam beberapa momen penting, EVA-00 menunjukkan daya tahan luar biasa. Ia mampu menahan sinar partikel kuat milik Ramiel saat melindungi EVA-01, dan bahkan bertahan dari ledakan ranjau N2 saat menghadapi Zeruel. Meskipun tidak dikenal karena serangan ofensifnya, Unit-00 beberapa kali memasuki mode berserk, menjadikannya lebih agresif dan berbahaya dari yang terlihat.
8. EVA-03
Penonton tidak banyak melihat EVA Unit-03 sebelum insiden tragis yang membuatnya terkenal itu terjadi. Unit ini awalnya ditujukan untuk dipiloti oleh anak keempat sekaligus sahabat Shinji, Toji Suzuhara. Sayangnya, Toji belum sempat benar-benar menunjukkan kemampuannya di medan tempur, karena sebelum pelatihan selesai, EVA-03 justru terinfeksi oleh Thirteenth Angel, Bardiel.
Sebagian besar kehancuran yang disebabkan oleh EVA Unit-03 bukan berasal dari kekuatan alaminya, melainkan karena kekacauan brutal yang disebabkan oleh Bardiel yang mengendalikannya dari dalam. Dari segi desain, unit ini sangat mirip dengan EVA-02 milik Asuka, hanya dibedakan oleh warna cat dan sedikit perbedaan visual lainnya. EVA-03 berpotensi kuat, tetapi sayangnya nasibnya tak pernah berkembang lebih jauh.
7. EVA-08
EVA Unit-08 adalah salah satu unit unik yang dipiloti oleh Mari Makinami Illustrious, dan pertama kali muncul dalam Evangelion: 3.0 You Can (Not) Redo. Unit ini kembali muncul dalam film terakhir Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon a Time, saat Mari mengucapkan selamat tinggal pada Evangelion. Dari segi bentuk, Unit-08 masih mempertahankan siluet khas EVA, tapi tampil mencolok dengan desain merah muda dan putih, lengkap dengan tanduk dan beberapa mata tambahan di kepalanya.
Sayangnya, kemampuan tempur Unit-08 tidak terlalu banyak diperlihatkan di layar. Dalam Evangelion: 3.0, unit ini lebih berfungsi sebagai pendukung, seperti saat Mari membantu pergerakan Asuka dan Shinji dari kejauhan. Namun, penggunaan senapan runduk dalam pertempuran menunjukkan bahwa Unit-08 kompatibel dengan berbagai jenis senjata.
6. Mass Production Evangelion
ini digadang-gadang sebagai yang paling mengerikan di seluruh seri, dan bukan hanya karena penampilan mereka. EVA tanpa mata berwarna putih pucat ini terlihat menyeramkan, dengan sayap mekanis dan suara geraman seperti binatang buas. Berbeda dari unit-unit lain, mereka dilengkapi dengan S2 Drive yang membuatnya mampu bergerak secara mandiri tanpa kabel atau baterai.
Namun dari segi kekuatan, mereka mungkin tidak sekuat yang terlihat. Asuka sempat mengalahkan mereka satu per satu dengan relatif mudah dalam The End of Evangelion, meskipun akhirnya ia kalah karena Unit-02 kehabisan daya. Energi mereka yang tak terbatas, jumlah yang banyak, dan replika Tombak Longinus yang mereka gunakan membuat perlawanan Asuka tidak bisa bertahan lama.
5. EVA-02
Dari tiga Unit Evangelion asli yang diperkenalkan pada Neon Genesis Evangelion tahun 1995, Unit-02 milik Asuka mungkin berada di urutan kedua dalam hal popularitas dan daya tarik visual. Bisa dibilang, hampir semua adegan aksi paling ikonik dalam seri ini melibatkan EVA yang satu ini. Dalam pertempuran, Unit-02 sama agresifnya dengan sang pilot, dan bisa dikustomisasi secara ekstensif untuk berbagai jenis pertempuran.
Dalam versi Rebuild, Unit-02 bahkan mendapat peningkatan signifikan. Salah satunya adalah akses ke Beast Mode, sebuah sistem yang menonaktifkan semua pembatas pada EVA dan membuatnya bertarung seperti binatang buas. Dalam mode ini, Unit-02 sanggup menembus beberapa lapisan AT Field sekaligus, meskipun tetap dibatasi oleh baterai internal yang cepat habis.
4. EVA Mark.09
Tidak seperti sebagian besar Unit EVA bernomor lainnya, EVA Mark.09 tampaknya tidak membutuhkan sumber daya eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa unit ini dibekali dengan S2 Drive, mirip seperti seri EVA yang diproduksi massal. Keunggulan ini saja sudah membuatnya jauh lebih unggul dalam hal daya tahan dan fleksibilitas di medan tempur.
Namun, yang benar-benar membuat Mark.09 unik adalah kenyataan bahwa seluruh tubuhnya berfungsi sebagai Core. Berbeda dengan EVA lain yang memiliki inti di bagian dada, desain ini memungkinkan Mark.09 untuk beregenerasi dari hampir semua bentuk kerusakan—bahkan saat kehilangan kepalanya, seperti yang terlihat di Evangelion: 3.0. Ditambah lagi, unit ini juga bisa menggunakan berbagai jenis senjata seperti halnya unit standar lainnya.
3. EVA Mark.06
Mark.06 adalah unit pertama dari seri “Mark” yang diperkenalkan di semesta Rebuild of Evangelion. Dibangun di pangkalan bulan dan dikemudikan oleh Kaworu, unit ini tampil elegan dengan desain ramping dan wajah bertopeng khasnya. Ia pertama kali muncul di Evangelion: 2.0, dan langsung menunjukkan bahwa dirinya bukan unit biasa—dapat bepergian dari bulan ke Bumi tanpa dukungan tambahan.
Seperti Mark.09, unit ini juga tampaknya ditenagai oleh S2 Drive, memungkinkan Mark.06 untuk beroperasi mandiri tanpa koneksi eksternal. Uniknya, ia dapat melayang di atas tanah dan memiliki lingkaran cahaya di atas kepalanya. Dalam Evangelion: 3.0, terungkap bahwa Mark.06 menampung Twelfth Angel di dalam tubuhnya. Meski tidak dijelaskan secara rinci, ini bisa menjadi alasan di balik kekuatan besarnya yang belum sepenuhnya terungkap.
2. EVA-01
Evangelion Unit-01 adalah mecha sentral yang langsung dikenali dalam seri ini, dan karenanya, dianggap sebagai salah satu yang paling kuat. Tidak seperti EVA lainnya, Unit-01 diciptakan dari Lilith, bukan Adam, dan hal ini memberinya peran yang unik dalam proyek Human Instrumentality.
Unit ini menjadi jauh lebih kuat setelah menyerap S2 Drive milik Malaikat ke-14, Zeruel, memberinya sumber energi tak terbatas dan menjadikannya entitas seperti dewa. EVA ini juga memiliki jiwa Yui Ikari—ibu dari Shinji—yang berperan penting dalam banyak momen dramatis. Ia sering “hidup” dengan sendirinya, bangkit secara otomatis ketika Shinji berada dalam bahaya, dan menyerang dengan kekuatan brutal yang tak terkendali.
Ketika sayap energi muncul dari punggungnya, itu adalah sinyal bahwa EVA-01 telah melampaui batas sebagai senjata dan berubah menjadi simbol kiamat bagi umat manusia.
1. EVA-13
EVA 13 memang unik di antara unit-unit bernomor Evangelion, tetapi bukan karena penampilannya. Secara visual, EVA ini hanyalah versi yang lebih besar dari Unit-01 yang ikonis, dengan beberapa variasi pada skema warnanya. Yang benar-benar membedakannya adalah sistem dual-entry plug—dua kokpit yang memungkinkan Shinji dan Kaoru mengendalikannya secara bersamaan, seperti yang terlihat dalam Evangelion: 3.0.
Seperti halnya unit-unit overpower lainnya, EVA 13 tidak kompatibel dengan sumber daya eksternal, yang menyiratkan keberadaan S2 Drive sebagai sumber energinya. Namun, yang membuatnya benar-benar menakutkan adalah ketika ia memasuki kondisi Awakened. Dalam mode ini, EVA 13 mampu menggunakan dua Tombak Longinus sekaligus dan melayang bebas di udara. Butuh dua kali tusukan tombak dan pemisahan paksa Shinji dari plug untuk menghentikan amukannya—sebuah bukti bahwa EVA 13 adalah salah satu unit terkuat yang pernah muncul dalam semesta Evangelion.
Itulah deretan Unit Evangelion terkuat yang pernah muncul di sepanjang seri—mulai dari yang legendaris hingga yang muncul di film Rebuild. Masing-masing punya keunikan dan kekuatan sendiri, menjadikan dunia Evangelion semakin kompleks dan menggugah rasa penasaran.
Pertarungan soal siapa Hashira terkuat dalam Demon Slayer memang tak pernah sepi perdebatan. Di balik gemerlap aksi dan emosi yang tersaji dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, para Hashira hadir sebagai simbol kekuatan tertinggi umat manusia. Mereka bukan sekadar pendekar elit, mereka adalah garda terdepan yang mampu menghadapi iblis-iblis terkuat selain Tanjiro dan kawan-kawannya. Setiap pertarungan yang melibatkan Hashira menjadi ajang pembuktian kemampuan mereka yang luar biasa, dan tak bisa dimungkiri, tanpa kehadiran mereka, banyak pertempuran besar di Demon Slayer mungkin berakhir dengan kehancuran.
Meski tak pernah ada pernyataan resmi soal siapa yang paling kuat di antara para Hashira, Demon Slayer tetap menyuguhkan cukup banyak petunjuk. Beberapa karakter secara eksplisit disebutkan memiliki kekuatan luar biasa, sementara yang lain menunjukkan kemampuannya lewat aksi-aksi heroik yang tak terlupakan. Dengan mengamati pencapaian mereka sepanjang cerita, baik dalam duel maupun pengorbanan, para penggemar Demon Slayer bisa mulai menyusun peringkat kekuatan Hashira yang paling mendekati kenyataan.
Lantas, siapa Hashira terkuat dalam Demon Slayer? Dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti keahlian bertarung, daya tahan, kontribusi dalam momen-momen krusial, serta dampak mereka terhadap jalan cerita, kita bisa mulai menakar siapa yang layak menyandang gelar Hashira terhebat. Inilah saatnya menyelami lebih dalam dunia Demon Slayer dan mengungkap siapa yang benar-benar pantas disebut sebagai pendekar pedang nomor satu.
9. Shinobu Kacho – Sang Pilar Serangga
Di antara semua pilar kekuatan dalam Demon Slayer, posisi Shinobu Kocho sebagai Hashira terlemah sebenarnya cukup masuk akal. Bahkan Shinobu sendiri pernah mengakui bahwa ia tidak cukup kuat untuk menebas kepala iblis, yang merupakan sebuah syarat utama untuk membunuh mereka. Namun, menyebutnya “lemah” tentu bukan berarti ia tak berguna. Dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, Shinobu tetap menunjukkan kemampuannya sebagai petarung tangguh, dan dengan kecerdasannya, ia mampu menciptakan taktik mematikan untuk menghadapi para iblis.
Shinobu mungkin tidak memiliki kekuatan fisik luar biasa seperti Hashira lainnya, tetapi ia memiliki senjata rahasia yang khas di Demon Slayer: racun mematikan dari teknik Insect Breathing miliknya. Racun tersebut membuatnya mampu melukai iblis tanpa harus menebas kepala mereka, memberikan keunggulan taktis di medan tempur. Namun sayangnya, teknik ini pun tidak selalu ampuh. Dalam pertarungannya melawan Douma, salah satu Upper Rank yang paling kuat, Shinobu gagal karena Douma mampu menetralisir seluruh racunnya.
Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut, gelar Hashira terlemah dalam Demon Slayer memang paling logis jatuh kepada Shinobu. Namun, bukan berarti perannya bisa diremehkan. Justru karena keunikannya, Shinobu memberi warna tersendiri dalam dunia Demon Slayer, membuktikan bahwa kekuatan tidak selalu soal otot, tetapi juga tentang kecerdasan, kecepatan, dan pengorbanan.
8. Obanai Iguro – Sang Pilar Ular
Obanai Iguro mungkin menjadi Hashira yang paling sedikit mendapat sorotan dalam Demon Slayer, namun bukan berarti kekuatannya bisa diabaikan begitu saja. Meskipun jarang tampil di awal cerita, Iguro menunjukkan kualitas luar biasa dalam pertarungan puncak melawan Muzan Kibutsuji. Gaya bertarungnya yang gesit memungkinkan dia untuk menghindari serangan mematikan sekaligus melancarkan serangan balik secara efektif. Bahkan, ia termasuk dalam sedikit pembasmi iblis yang mampu melihat Transparent World dan mengubah pedangnya menjadi merah tanpa bantuan.
Prestasi tersebut jelas menunjukkan bahwa Obanai bukanlah Hashira biasa di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Meski begitu, perannya dalam pertarungan melawan Muzan lebih bersifat pendukung dibandingkan sebagai petarung utama. Hal ini menempatkan Iguro di posisi yang serupa dengan Mitsuri Kanroji, yakni di lapisan menengah dalam jajaran Hashira. Ia sangat efektif, tapi belum menunjukkan kekuatan penuh dalam skala yang bisa langsung dibandingkan dengan Hashira terkuat lainnya.
Meski perannya terbatas, potensi sejati Obanai Iguro dalam Demon Slayer mungkin jauh lebih besar dari yang ditampilkan. Sebagai Snake Hashira, tekniknya yang khas dan kontrol medan tempurnya sangat mengesankan. Tidak menutup kemungkinan bahwa jika diberi lebih banyak ruang dalam cerita, kekuatan penuh Iguro akan mampu bersaing dengan nama-nama besar lainnya di jajaran Hashira. Ia adalah sosok misterius yang menyimpan kekuatan dalam diam.
7. Tengen Uzui – Sang Pilar Suara
Peringkat kekuatan Tengen Uzui di antara para Hashira dalam Demon Slayer sebagian besar ditentukan oleh pencapaian nyatanya selama cerita berlangsung. Sebagai mantan shinobi dan Sound Hashira, Tengen jelas memiliki fisik dan refleks luar biasa. Namun, dalam satu-satunya pertarungan besarnya melawan Gyutaro, Tengen hampir kehilangan nyawanya dan tidak bisa meraih kemenangan tanpa bantuan Tanjiro serta rekan-rekannya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ia memiliki kekuatan fisik yang unggul, hal tersebut saja tidak cukup untuk menjadikannya Hashira terkuat di Demon Slayer.
Jika dinilai secara objektif, performa Tengen dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba membuatnya sulit untuk dipandang sebagai pesaing serius bagi Hashira lainnya. Ia memang tangguh dan karismatik, namun catatan pertarungannya tidak sekuat rekan-rekan Hashira lainnya yang menghadapi ancaman lebih besar secara mandiri. Ketergantungannya pada kerja tim menyoroti kelemahan strategis dalam pertarungannya, meskipun dari sisi keberanian dan semangat bertarung, Tengen tak pernah mundur sedikit pun.
Meski begitu, Demon Slayer tetap menggambarkan Tengen sebagai sosok yang mengesankan dan tak bisa diremehkan. Kecepatan, kelincahan, serta teknik bertarungnya yang khas membuatnya menjadi ancaman nyata bagi iblis mana pun. Walau mungkin bukan yang terkuat secara keseluruhan, Tengen Uzui membuktikan bahwa menjadi Hashira bukan hanya soal kekuatan mutlak, tetapi juga tentang kegigihan dan gaya bertarung yang unik.
6. Giyu Tomioka – Sang Pilar Air
Sebagai Hashira pertama yang diperkenalkan dalam Demon Slayer, Giyu Tomioka langsung memberikan kesan kuat sebagai sosok yang luar biasa tangguh. Ia dengan mudah mengalahkan Rui, salah satu iblis Bulan Bawah, padahal saat itu Tanjiro dan Nezuko kesulitan besar menghadapi musuh tersebut. Tak berhenti di situ, dalam pertarungannya melawan Akaza, Giyu mampu bertahan cukup lama dan memberikan perlawanan yang sengit, meskipun ia tidak pernah benar-benar mengungguli lawannya. Tetap saja, kontribusinya di medan tempur, terutama saat melawan Muzan, sangat signifikan. Ia menjadi salah satu dari sedikit Hashira yang selamat dalam pertempuran terakhir di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.
Kehadiran Giyu di awal cerita Demon Slayer memang jarang, namun justru hal itu menambah aura misterius dan daya tarik kekuatannya. Ketika akhirnya ia mendapat panggungnya sendiri, Giyu menunjukkan kelasnya sebagai Water Hashira dengan teknik yang elegan namun mematikan. Dengan ketenangan dan kecakapan bertarung yang konsisten, Giyu membuktikan bahwa ia bukan hanya sekadar petarung kuat, ia adalah simbol kestabilan dan pengalaman di tengah kekacauan yang terjadi sepanjang cerita Demon Slayer.
Secara keseluruhan, Giyu Tomioka dengan jelas layak masuk dalam jajaran Hashira terkuat di Demon Slayer. Ketangguhan mental, pengalaman tempur, dan kemampuan bertahan hidupnya di tengah serangan paling mematikan menjadikannya salah satu aset terbesar Korps Pembasmi Iblis. Ia adalah tipe petarung yang mungkin jarang bicara, tapi selalu membuktikan segalanya lewat aksi.
5. Kyojuro Rengoku – Sang Pilar Api
Prestasi Kyojuro Rengoku dalam Demon Slayer sangat sebanding dengan Giyu Tomioka, namun ada beberapa perbedaan penting yang menjadikan Rengoku layak mendapat peringkat lebih tinggi. Keduanya pernah berhadapan dengan Akaza, Upper Rank 3, namun Rengoku mampu menahan serangan jauh lebih sedikit dibanding Giyu. Dalam film Demon Slayer: Mugen Train, Rengoku nyaris mengalahkan Akaza seorang diri, dan meskipun pada akhirnya Akaza melarikan diri karena matahari terbit, pencapaian Rengoku tetap luar biasa, mengingat ia bertarung tanpa bantuan.
Yang membuatnya semakin mengesankan, Rengoku melakukan semua itu tanpa mengaktifkan Demon Slayer Mark, sesuatu yang Giyu butuhkan hanya untuk bertahan melawan Akaza. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan alami dan ketahanan fisik Rengoku berada di level tinggi bahkan tanpa peningkatan khusus. Jika dibandingkan secara langsung, Rengoku dan Giyu mungkin tampak seimbang, namun prestasi Rengoku saat menghadapi Akaza dalam Demon Slayer lebih mencolok dan penuh daya juang, menjadikannya pantas berada di peringkat atas jajaran Hashira.
Sayangnya, Rengoku harus mengalami salah satu kematian paling menyedihkan dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Kehilangan dirinya menjadi pukulan berat bagi banyak karakter dan penggemar, apalagi karena kita tak sempat melihat seberapa besar peran yang bisa ia mainkan dalam pertarungan melawan ancaman terbesar seperti Muzan. Meski demikian, warisan Rengoku sebagai Flame Hashira tetap menyala terang, menjadikannya sebagai simbol keberanian, semangat pantang menyerah, dan pengorbanan sejati dalam dunia Demon Slayer.
4. Mitsuri Kanroji – Sang Pilar Cinta
Mitsuri Kanroji dari Demon Slayer tampil memukau sejak awal kemunculannya, langsung menunjukkan bahwa di balik penampilannya yang manis, tersimpan kekuatan luar biasa. Dalam arc Swordsmith Village, Mitsuri ikut bertarung melawan Hantengu, iblis Upper Rank 4, dan berhasil bertahan dengan baik meski harus bekerja sama dengan Tanjiro dan tim lainnya. Fakta bahwa ia mampu menahan serangan dari salah satu Kizuki tanpa langsung kalah sudah menjadi bukti nyata kekuatannya. Tak heran jika banyak yang menempatkan Mitsuri di posisi menengah ke atas dalam peringkat Hashira Demon Slayer.
Namun, jika dibandingkan lebih lanjut, performa Mitsuri di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba memiliki beberapa catatan penting. Hantengu memang bukan lawan sekuat Kokushibo atau Douma, sehingga pencapaian Mitsuri pun tak sebanding dengan beberapa Hashira lain yang menghadapi musuh lebih tangguh. Ditambah lagi, dalam pertarungan klimaks melawan Muzan, Mitsuri menjadi Hashira pertama yang harus mundur karena kelelahan, menandakan bahwa ketahanannya belum sebaik rekan-rekannya.
Kendati begitu, Mitsuri tetap merupakan petarung tangguh di dunia Demon Slayer. Kecepatannya yang luar biasa, teknik cinta yang unik, serta fleksibilitas pedangnya menjadikannya lawan yang tak bisa diremehkan. Meski tidak termasuk yang terkuat, kekuatan Mitsuri jelas berada di atas rata-rata, menjadikannya sosok Hashira dengan posisi stabil di tengah—dan tetap menjadi bagian penting dari kekuatan utama Pasukan Pembasmi Iblis.
3. Sanemi Shinazugawa – Sang Pilar Suara
Sanemi Shinazugawa adalah salah satu Hashira yang posisinya di puncak kekuatan dalam Demon Slayer dibuktikan secara eksplisit dalam cerita. Dalam pertarungan brutal melawan Kokushibo, iblis Upper Rank 1, Sanemi disebut sebagai salah satu dari dua Hashira terkuat. Tak hanya sekadar julukan, Sanemi membuktikan reputasinya dengan tampil luar biasa—baik dalam menghadapi Kokushibo maupun dalam pertempuran klimaks melawan Muzan. Di saat banyak petarung lain kewalahan, Sanemi tetap mampu memberikan serangan signifikan yang membuat lawan-lawan sekelas iblis terkuat pun terdesak.
Fakta bahwa Sanemi berhasil selamat dari pertarungan terakhir di Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba menjadi bukti tambahan atas daya tahannya yang luar biasa. Ia tidak hanya kuat dalam menyerang, tetapi juga memiliki fisik dan tekad yang kokoh untuk bertahan hidup dari pertempuran paling mematikan yang pernah terjadi. Dengan gaya bertarung yang liar dan agresif, Sanemi menjadi momok bagi para iblis, menunjukkan bahwa kekuatan sejatinya bukan hanya hasil latihan, tetapi juga hasil dari kehendak baja yang terus membara.
Namun demikian, meskipun Sanemi menjadi salah satu yang terkuat di Demon Slayer, ia tetap belum mencapai puncak tertinggi di antara para Hashira. Ada satu sosok yang masih berdiri lebih tinggi darinya dalam hal kekuatan dan dampak. Meski begitu, tidak diragukan lagi bahwa Sanemi Shinazugawa adalah salah satu simbol kekuatan sejati Korps Pembasmi Iblis—berani, brutal, dan sepenuhnya tak tergoyahkan di medan perang.
2. Muichiro Tokito – Sang Pilar Kabut
Kemunculan Muichiro Tokito dalam Demon Slayer langsung menegaskan bahwa ia bukan Hashira biasa. Di usia 14 tahun, Tokito telah diakui sebagai seorang jenius muda dalam Korps Pembasmi Iblis. Hal ini dibuktikan saat ia berhasil mengalahkan Gyokko, iblis Upper Rank 5, seorang diri. Pencapaian ini tentu luar biasa, apalagi mengingat bahwa Tokito adalah Hashira termuda dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, menjadikannya sosok langka dengan potensi besar sejak awal.
Namun, jika ditelaah lebih dalam, pencapaian Tokito dalam Demon Slayer tak lepas dari beberapa catatan. Gyokko memang termasuk salah satu dari Upper Rank yang lebih lemah, dan kemenangan Tokito atasnya baru terjadi setelah ia membangkitkan Demon Slayer Mark—sebuah kekuatan tambahan yang hanya muncul dalam situasi ekstrem. Ditambah lagi, saat menghadapi Kokushibo, iblis Upper Rank 1, Tokito dengan mudah diungguli dan hanya mampu memberi bantuan tanpa benar-benar mengancam.
Meski demikian, Demon Slayer tetap memotret Muichiro Tokito sebagai simbol potensi dan masa depan. Di balik kelemahannya saat ini, tersimpan kekuatan besar yang hanya menunggu waktu untuk berkembang sepenuhnya. Jika diberi kesempatan dan waktu yang cukup, tidak mustahil Tokito suatu hari nanti akan melampaui para Hashira senior lainnya dan menjadi salah satu pendekar terkuat dalam sejarah Demon Slayer.
1. Gyomei Himejima – Sang Pilar Batu
Di antara seluruh Hashira dalam Demon Slayer, posisi Gyomei Himejima sebagai yang terkuat mungkin adalah yang paling mudah dibenarkan. Berulang kali disebut secara eksplisit dalam cerita sebagai Hashira paling kuat, Himejima membuktikan reputasi itu lewat aksinya di medan perang. Ia mampu memberikan kerusakan besar pada Kokushibo—Upper Rank 1 yang legendaris—dan memainkan peran penting dalam pertempuran terakhir melawan Muzan. Tak hanya itu, Gyomei juga termasuk sedikit karakter yang bisa melihat Transparent World, sebuah kemampuan langka yang semakin menegaskan level kekuatannya dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.
Namun kekuatan Gyomei dalam Demon Slayer tidak hanya datang dari otot dan teknik, tetapi juga dari kompleksitas karakternya yang dalam. Di balik fisiknya yang besar dan kekar, Gyomei menyimpan masa lalu yang penuh tragedi, menjadikannya sosok yang sangat manusiawi. Ia dikenal sebagai pria yang mudah menangis, yang mungkin membuat sebagian orang salah paham dan menganggapnya lemah. Padahal, justru kelembutan hatinya itulah yang memperkuat keteguhan dan semangat juangnya di medan pertempuran.
Dengan mempertimbangkan seluruh aspek—dari kekuatan fisik, teknik tingkat tinggi, kontribusi strategis, hingga kedalaman emosional—Gyomei Himejima dengan mudah dinobatkan sebagai Hashira terkuat dalam Demon Slayer. Ia adalah lambang kekuatan sejati yang dibentuk oleh pengalaman pahit, keimanan yang kuat, dan dedikasi total untuk melindungi umat manusia dari kegelapan. Dalam dunia Demon Slayer, tak ada Hashira lain yang dapat menyamai keseimbangan antara kekuatan brutal dan jiwa luhur seperti Gyomei.
Sekian daftar dari 9 hashira di anime Demon Slayer dari yang terlemah hingga yang terkuat. Bagaimana? Apakah Titipers setuju dengan rangking di atas? Atau punya pendapat lain? Silahkan tinggalkan komentar di bawah yah!
Apakah kalian siap untuk memahami pengetahuan terlarang dunia One Piece dan dihubungkan ke dunia nyata di acara Going Ohara?
Kali ini mimin,akan membagikan pengetahuan termasuk keseruan dalam salah satu acara yang membahas sekaligus berdiskusi dunia One Piece dan menterkaitkannya dengan dunia kita, acara ini disebut dengan Going Ohara.
Acara Going Ohara yang mimin bahas adalah volume keduanya, karena sudah dilakukan untuk kedua kalinya sejak tahun 2024 lalu. Going Ohara 2 dilaksanakan di Jogja, dan tahun ini diadakan di warung sastra pada tanggal 26 Juli 2025. Waktunya dilaksanakan mulai pukul 19.30, menjadikannya cocok buat obrolan malam 🙂
Langsung saja kita menyelam ke pengetahuan terlarang dalam dunia One Piece di Going Ohara 2.
Mendalami Ilmu Dua Dunia
Going Ohara 2 membawakan berbagai komunitas mulai dari komunitas nakama istimewa (nakama jogja), sastra, pelajar, mainan-mainan One Piece, ilmuwan hingga pengajar dalam satu tempat. Pas banget buat kalian yang ingin lebih dalam membahas One Piece karena dikelilingi oleh orang-orang ini. Dunia One Piece yang luas bisa kalian kaitkan dengan ilmu-ilmu dunia nyata karena kita mendapatkan pakar yang kuat dan forum diskusi Going Ohara terus membawakan hal ini ke Nakama.
Going Ohara 2, Diskusi One Piece 1
Terdapat lima narasumber yang akan membawakan diskusi mendalam. Kelima orang tersebut ahli dalam bidangnya, ada pertama kak Faris Ahmad seorang mahasiswa magister filsafat UGM, kemudian ada kak Ilham Hamsah seorang mahasiswa Magister Sejarah UGM, kak Rayvita Margaratia seorang dosen anatomi Universitas Wahid Hasyim, Tan Michael Chandra seorang dosen D3 bahasa Inggris Universitas Pignatelli Triputra Surakarta, dan kak Renanda Yafi seorang Insinyur Tenaga Listrik. Masing-masing narasumber ini tentunya membahaskan topik One Piece dan membawa ke dunia nyata berdasarkan keahlian mereka.
Going Ohara 2, Diskusi One Piece 2
Mulai dari kak Faris Ahmad yang membawakan topik “One Piece, Sains, dan Tuhan”. Kak Faris membahas tentang ketuhanan yang menarik dalam dunia One Piece. Kita diperkenalkan julukan dewa yang muncul seperti Enel dan tentunya Nika, kemudian membahas lebih dalam ke dalam konsep tuhan dalam cerita One Piece. Dirinya menekankan bahwa Dunia One Piece itu kacau balau karena tidak sistematis, dimana adanya campur aduk Tuhan di One Piece yang tidak benar-benar dianggap diragukan muncul dalam cerita “kok bisa disebut tuhan?”. Bahkan kak Faris sendiri tidak suka dengan Gear 5 milik Luffy, dan dikenal dalam cerita sebagai dewa karena konsep-konsep yang diutarakan dalam Going Ohara 2. Bahkan dia mengaitkan teori salah satu tokoh teorits dengan hal ini untuk memvalidasi pernyataan miliknya yang mengatakan menangkap kesetaraan hukum, layaknya permainan dadu.
Kak Rayvita atau dipanggil Mimi membahas topik “Anatomi Tubuh Mustahil : Radiologi dan Imajinasi Dalam Dunia One Piece”, keajaiban tubuh di dunia one piece oleh ahli radiologi di ceritakan melalui diskusi bersama kak Mimi. Kak Mimi mengajak para nakama untuk melihat tubuh one piece sesuai dengan radiologi di dunia nyata. Dirinya menjelaskan perbedaan radiologi dimulai dari Chopper yang bentuk tulangnya juga ikut berubah sesuai perubahannya rusa-rusa melalui ilustrasi presentasi gambar yang disampaikan. Kita diperlihatkan juga pembuluh darah di Luffy seiring perubahan Gear 2, gambar menjelaskan adanya pembuluh darah lebih lebar dan bertambah banyak cabangnya…. Wow. Lalu diperlihatkan hasil pindaian MRI {Magnetic Resonance Imaging} dari perubahan Gear 3 Luffy. Kita diperlihatkan penampakan bentuk tubuh karakter-karakter di dunia One Piece mulai dari manusia ikan, pemakan buah paramecia, bahkan menjelaskan keunikan Law.
Kak Ilham membawakan topik “God Valley, Peristiwa Westerling, Dan Sejarah yang Disembunyikan”. Sejarah adalah bentuk reprentasi. Dirinya membahas secara mendalam mengenai perang di God Valley. Kak Ilham memperlihatkan hubungan sejarah one piece dengan sejarah di dunia nyata. Bahkan dirinya menjelaskan secara detail apa itu sejarah dan menurut pandangan mimin, Kak Ilham lebih menjelaskan mengapa pentingnya hal-hal demikian untuk membuat suatu keunikan dalam kehidupan. Hal ini ada semua dalam cerita One Piece.
Going Ohara 2, Diskusi One Piece 3
Lanjut oleh Kak Michael dengan topiknya “Menimbang One Piece Sebagai Sastra Kanon: Longesivitas, Fleksibilitas, dan Teori-Teori Sastra”. Kak Michael mengedepankan buat dirinya menjadikan One Piece bukan sastra kanon, yang menurutnya One Piece Seharusnya menjadi Sastra Kanon. Pertama ada unsur Longesivitas, karya One Piece ini memiliki durasi pembuatan cerita sangat panjang sekitar 28 tahun. Elemen cerita yang baik membawa fleksibilitas dan membuat hal ini dibilang sebagai Sastra Kanon. Kak Michael bahkan membuat lelucon tentang Oda yang mengetakan bahwa “One Piece akan segera tamat 2 tahun lagi” Eh… Ternyata tidak. Dirinya juga mengetahui Forum oleh warga-warga dunia bagian barat yang sangat serius tentang One Piece. Dirinya bahkan memberikan topik judul buat kalian pejuang skripsi sastra nih. Hal unik lain dari diskusi miliknya, adanya teori Represi Set apparatus di dunia One Piece, sebuah teori politik dari dunia One Piece yang menyerupai Indonesia, dimana World Government sebagai penguasa. Inti dari diskusi ini adalah Kak Michael menganggap bahwa One piece layak menjadi sastra kanon karena memiliki syarat yang sudah disampaikan.
Kak Ofeq, one piece dalam segi tekno politik. Sains dan teknologi. Netralitas adalah mitos dalam dunia nyata seperti dalam pulau Egg Head. Kolonialisme yang menghapus pengetahuan seperti layaknya pulau Ohara dan Void Century. Void Century sendiri belum dijelaskan lebih lanjut di dunia One Piece, hanya dijelaskan oleh Vegapunk bahwa teknologi-teknologi miliknya sudah ada di masa tersebut, kak Ofeq berhasil membawa diskusi ini menjadi lebih menarik karena kasus ini. Sains dalam dalam dunia nyata juga menyerupai Vegapunk, dana riset berasal dari pemerintah dan secara moralitas vegapunk mau tidak mau mengikuti world government atau corporate persis yang terjadi dengan Einstein. Seraphim, pacifista, Smile juga disinggung.
Sesi tanya jawab terlihat seru karena terdapat pertanyaan yang sulit dari nakama mulai dari anatomi tubuh yang diberikan oleh law, apakah bisa bagian hewan diterima otaknya oleh manusia, dan gimana kok bisa? Termasuk penjelasan terkait tentang netralitas dari dunia yang dijelaskan Kak Ofeq. Diakhiri pertanyaan yang menarik, kenapa orang tua di One piece makin kuat seiring bertambahnya umur.
Lautan Nakama
Going Ohara 2, Diskusi One Piece 4
Keseruan Going Ohara 2 tidak akan seru tanpa adanya Nakama yang muncul memenuhi lokasi diskusi di Warung Sastra. Saking banyaknya yang ikut forum ini, banyak yang mendengarkan melalui sisi seberang jalan dari lokasi.
Rasa ingin tahu oleh Pecinta One Piece dan membawakan topik ke dunia nyata, memberikan sejuta ilmu di dalamnya. Mulai dari segi politik, sains, bahkan ke jenjang sastra sangat menarik dibahas di Going Ohara. Mimin sampai pusing kok bisa kepikiran segitunya untuk mendalami sebuah cerita fiksi?!
Going Ohara 2, Diskusi One Piece 5
Going Ohara merupakan acara gratis selama dua tahun terakhir, dan hal ini menjadikan ajang bagi ilmu gratis dengan pendekatan sastra fiksi. Jadi pas banget, sudah unik, menarik, dan layak untuk dikunjungi.
Diskusi Going Ohara 2 juga mengabarkan akan membawa diskusi ini lebih lanjut entah tahun ini atau tahun depan. Jadi topik menarik apa yang akan dibawakan di Going Ohara 3?
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
LiSA kembali menyulut semangat penggemar Demon Slayer lewat lagu terbarunya, “Zankoku na Yoru ni Kagayake” (Shine in the Cruel Night), yang menjadi salah satu lagu tema untuk film pertama Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle. Lagu penuh emosi ini ditulis dan digubah oleh Yuki Kajiura, komposer legendaris yang selama ini menangani musik latar dan berbagai lagu tema untuk serial anime tersebut.
LiSA “Shine in the Cruel Night” Music Video
LiSA juga menyampaikan pesan:
Bersama Yuki Kajiura-san, yang telah memberikan begitu banyak lagu untuk kita melalui “Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba”, saya menuju ke “Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle”. Untuk kalian semua yang sedang berjuang. Saya bernyanyi dengan doa dan harapan. “Bersinarlah di Malam yang Kejam.”
Single CD Zankoku na Yoru ni Kagayake telah resmi dirilis di Jepang pada 23 Juli 2025. Buat kamu yang ingin mengoleksi rilisan fisiknya, langsung saja pesan lewat TITIP JEPANG—layanan titip terpercaya dari Jepang yang cepat, aman, dan pastinya resmi. Jangan sampai ketinggalan untuk punya bagian dari momen epik Demon Slayer: Infinity Castle!
Reguler edition CD single jacketTime-limited production edition CD jacket