Beberapa waktu lalu, penulis menyempatkan waktunya untuk mengunjungi salah satu Gramedia yang baru saja direstorasi. Gramedia yang tadinya tidak pernah didatangi ini berakhir jadi Gramedia yang mau dikunjungi terus tiap harinya jika memungkinkan. Iyak, di sini penulis sedang & ingin membahas Gramedia Jalma di Jalan Melawai, Blok M! Memang sehebat apa sih Gramedia Jalma tuh? Nah simak yuk kesan penulis mengunjungi Gramedia Jalma untuk pertama kalinya!
Punya Semua yang Diinginkan Para Pecinta Buku
Kamu cari toko buku yang beneran menjual buku? Cari toko buku yang aesthetic & cozy parah? Atau juga cari toko buku yang cocok untuk bookstore date!? Semuanya ada di Gramedia ini! Gramedia Jalma yang dulunya Gramedia Melewai ini benar-benar dikembangkan menjadi suakanya pecinta buku.
Ada satu yang dirasa sangat menarik dari toko buku ini. Mereka menghadirkan advise note untuk mengenalkan buku yang ada di situ. Sayangnya adalah, belum semua buku punya catatan-catatan kecil penuh wawasan ini. Walau begitu, bisa dilihat kalau toko buku ini beneran menghargai kehadiran buku. Mengindahkan sosok buku. Pastinya juga menjual buku yang siap untuk di bawa ke rak kamu!
Bukan Sekadar Toko yang Jualan Buku
Tidak hanya merupakan tempat jual-beli buku, Gramedia Jalma juga menghadirkan third space yang nyaman banget! Mereka punya banyak ruang nongkrong yang dibuat untuk memantik interaksi sosial para pengunjungnya. Tidak hanya menjadi ruang membaca, tidak sedikit juga dilihat kalau para pengunjung datang dengan laptop masing-masing. Sangat cocok jadi tempat bekerja dari toko buku kalau sudah bosan bekerja dari rumah & sedang mencari suasana baru.
Tidak hanya diberikan ruang untuk bersosialisasi, posisi Gramedia ini berada persis di samping Coffee Shop yang siap juga menemani harimu di sana! Mungkin lebih tepatnya masih jadi bagian dari Gramedia ini ya, karena masih berada dalam satu dinding & atap yang sama. Jadi pastinya tidak bakal suntuk jika ingin seharian ada di sini sekalipun.
Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama itu Nyata
Penulis sudah lama sekali tidak membeli buku di toko buku. Akan lebih memilih beli buku di reseller resmi, karena selain lebih murah, biasanya bakal dipilihkan buku yang lebih layak baca. Sudah jarang datang ke toko buku karena jujur saja, toko buku, terutama Gramedia, sudah tidak menarik lagi, mungkin kamu juga merasakan yang sama?
Tapi, saat menginjakkan kaki ke tempat ini, langsung tahu kalau tempat ini tuh beda. Saya, benar-benar jatuh cinta. Jatuh cinta dengan kehadiran toko buku ini. Jatuh cinta dengan apa dilakukan toko buku ini. Niat awal yang tadinya mau datang untuk mengikuti acara yang sedang diadakan di sana & penasaran saja jadi tidak tega untuk tidak membawa apa-apa dari sana. Mungkin nanti akan membuat bahasan soal 2 buku ini sambil mengingat Gramedia Jalma.
Banyak Jalan Menuju Gramedia Jalma
Akses dari Gramedia Jalma ini juga gampang sekali. Walau kemarin penulis berangkat menaiki motor bebeknya untuk ke sana, tapi dapat diperhatikan kalau Gramedia ini bisa dicapai dengan beberapa cara. Kamu bisa menaiki moda transportasi MRT, Transjakarta, bahkan KRL pun juga bisa digunakan untuk ke sini. Walau untuk KRL kamu harus menyambung TransJakarta juga.
Pertama MRT, kamu tinggal naik dari stasiun terdekatmu di mana, lalu turun di stasiun Blok M BCA. Berikutnya kamu bisa jalan dari sana, kurang lebih jalan kaki 10 menit. Berikutnya TransJakarta, kamu bisa turun di halte terminal Blok M atau juga halte CSW. Iya, sebenarnya jarak dari CSW jauh, tapi kamu bisa lewat M Bloc Space kalau turun di sana, hitung-hitung bisa cuci mata & jajan dulu. Terakhir adalah KRL, sebenarnya tidak ada yang langsung dekat sana, tapi kamu bisa transit dari stasiun Kebayoran, lalu naik TransJakarta rute Meruya – Blok M.
Mari Bersama-sama Menjaga Jalma
Diharapkan, kehadiran buku ini benar-benar menjadi titik awal baru dari toko buku konvensional. Memang tidaklah mudah & murah pastinya, tapi yang penulis lebih inginkan adalah semangatnya ini bisa menjamur ke Gramedia lain juga. Jadi ayo kita jaga bersama kehadiran toko buku ini, mulai dari membeli buku yang ingin kamu ingin baca saja contoh kecilnya. Kamu juga bisa mengikuti acara yang mereka adakan tiap minggunya. Informasi lebih lanjut ikuti saja mereka di Instagram.
Sebagai penutup, ada satu kalimat di salah satu dinding toko ini yang penulis sangat suka.
“Jalma berarti manusia/orang, toko ini dibangun oleh manusia, menghadirkan karya-karya manusia, dan untuk manusia.”
Jadi mari kita menjaga “manusia” itu, sebelum menyesal nanti di kemudian hari.
Sekilas mirip Doraemon, tapi Takopi’s Original Sin justru membawa kita ke sisi tergelap masa kanak-kanak.
Ketika Takopi’s Original Sin mulai terbit di Manga Plus, banyak pembaca yang dibuat terkejut. Sekilas premisnya mengingatkan pada Doraemon, serial ikonik dengan robot imut dan alat-alat ajaib yang selalu ada untuk membantu anak manusia. Tapi siapa sangka, cerita ini justru menyelami sisi tergelap dari dunia anak-anak. Pahit, brutal, dan penuh luka emosional yang tak pernah bisa disembuhkan oleh alat ajaib mana pun.
Jika Doraemon adalah cahaya masa kecil yang hangat dan menghibur, maka Takopi’s Original Sin adalah bayangan kelam yang diam-diam mengikuti dari belakang. Berikut adalah 5 hal yang membuat Takopi’s Original Sin jauh lebih gelap dari Doraemon.
1. Tone Komedi vs. Dunia Keputusasaan
Di permukaan, Doraemon tampak seperti cerita ceria untuk anak-anak. Tapi jika dilihat dari kacamata realistis, kehidupan Nobita sebenarnya cukup kelam. Ia lemah dalam akademis, sering jadi korban bully, dan kerap dimarahi atau diabaikan oleh orang tuanya. Ajaibnya, semua itu disaring lewat lensa komedi. Alih-alih sedih, kita justru tertawa melihat Nobita terjerembab oleh kesalahan sendiri. Setiap alat ajaib yang dikeluarkan Doraemon bisa menciptakan harapan atau kekacauan, tapi kekacauan yang menghibur. Dunia Nobita mungkin tidak sempurna, tapi masih terasa aman untuk dinikmati.
Sebaliknya, Takopi’s Original Sin mengambil pendekatan yang jauh lebih sinis dan brutal. Takopi (nama asli Nnu-Anu-Kf), alien mungil dari Happy Planet, datang dengan niat murni dan alat-alat ajaib yang tampak menggemaskan, tapi tak memahami betapa kompleks dan dalamnya luka emosi manusia. Alih-alih menyelesaikan masalah, alat-alatnya justru memperburuk keadaan—dengan konsekuensi yang ekstrem, bahkan fatal. Di dunia yang tak mengenal pengampunan, niat baik yang polos pun bisa berubah menjadi senjata yang menghancurkan.
2. Doraemon yang Hangat vs. Takopi yang Tersesat
Doraemon bukanlah robot yang sempurna. Ia kadang ceroboh, alatnya bisa kacau, dan solusinya tidak selalu tepat. Tapi di balik itu semua, ia tak pernah kehilangan empati. Ia tahu kapan harus menegur Nobita, kapan membiarkannya belajar dari kesalahan, dan kapan harus turun tangan. Di mata Nobita, Doraemon bukan sekadar pemberi alat, tapi juga teman sejati—seseorang yang selalu ada, bahkan ketika dunia tak berpihak padanya.
Takopi tidak punya kompas moral yang sama. Ia datang dari Happy Planet, tempat di mana semua makhluk hidup dalam kebahagiaan murni—tanpa amarah, tanpa dendam, tanpa kesedihan. Maka ketika ia tiba di bumi dan bertemu dengan Shizuka, ia tak siap menghadapi realitas manusia yang kompleks dan penuh luka. Ia mencoba menjadi teman, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Ia menawarkan bantuan, tapi tidak mengerti apa yang benar-benar dibutuhkan. Bukannya menyembuhkan, kehadirannya justru mengorek luka yang lebih dalam. Di dunia Takopi’s Original Sin, niat baik tanpa pemahaman bisa berubah jadi kekacauan yang tak termaafkan.
3. Anak-anak Sebagai Korban Dunia Dewasa
Dalam Doraemon, dunia anak-anak ditampilkan dengan segala kekonyolan dan tantangannya, tapi tetap terasa aman. Nobita memang sering dimarahi atau dibully, tapi ada rasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dunia ini memberi ruang untuk tumbuh, mencoba, bahkan gagal tanpa takut benar-benar hancur. Jika ada ketegangan, selalu ada solusi atau pelipur lara di akhir cerita.
Tapi di Takopi’s Original Sin, masa kecil bukan tempat bermain melainkan ladang luka. Shizuka dan Marina adalah anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan emosional dan pengabaian. Tak ada pelindung, tak ada jalan keluar. Trauma mereka bukan hal yang bisa diselesaikan dalam satu episode atau dengan satu pelukan. Mereka menanggung beban kesalahan dan dosa orang dewasa, bahkan ketika mereka belum cukup mengerti arti dari kata “salah”. Di sinilah perbedaan mencolok itu terasa. jika Nobita diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan, Shizuka dan Marina justru dihukum karena kesalahan yang bukan milik mereka.
4. Alat Ajaib: Keajaiban atau Kutukan?
Dalam Doraemon, setiap alat ajaib yang dikeluarkan Doraemon selalu membawa harapan, kemudahan, atau solusi kilat. Memang, sering kali alat itu disalahgunakan oleh Nobita karena sifat malas atau serakahnya, tapi konsekuensinya ringan dan jenaka. Ada pelajaran di akhir cerita, dan meskipun kacau, kita tahu semuanya akan kembali baik-baik saja. Alat Doraemon mungkin menciptakan kekacauan, tapi kekacauan yang bisa ditertawakan.
Lain halnya dengan Takopi. Ia juga membawa “kantong ajaib”-nya sendiri, yang berisikan alat-alat dari Happy Planet yang tampak lucu dan tidak berbahaya. Tapi ketika digunakan dalam dunia yang penuh luka dan dendam, alat-alat itu menjadi bom waktu. Bukannya menyembuhkan, mereka justru membuka jalan menuju tragedi. Dalam satu momen, alat Takopi bisa menghapus ingatan, membalik waktu, bahkan memicu kematian. Bukan karena alat itu jahat, tapi karena dunia tempat alat itu digunakan tidak punya ruang untuk keajaiban instan.
5. Logika Takopi vs. Doraemon
Dunia Doraemon mungkin penuh dengan alat ajaib dan kekacauan lucu, tapi serial ini tetap mempertahankan moralitasnya. Meski Nobita sering ceroboh, dan Doraemon kadang lengah, kita tahu siapa yang salah, siapa yang harus belajar, dan bagaimana segalanya bisa ditebus. Ada garis batas yang jelas antara benar dan salah. Bahkan saat segalanya berantakan, dunia Doraemon selalu memberi ruang karakternya untuk berkembang.
Namun dalam Takopi’s Original Sin, garis itu kabur. Sangat kabur. Takopi sendiri tidak mengerti konsep benar dan salah di dunia manusia. Ia bukan makhluk jahat, hanya terlalu polos untuk memahami kerumitan emosi, trauma, dan konsekuensi. Dalam konflik antara Shizuka dan Marina, Takopi hanya bisa menyaksikan dan bingung. Ia ingin menolong, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Dan dalam kebingungan itulah bencana terjadi.
Meski sama-sama bercerita tentang makhluk imut dengan alat ajaib, Doraemon dan Takopi’s Original Sin menunjukkan dua sisi dunia yang sangat berbeda, yang satu penuh tawa, yang satu penuh luka. Dan mungkin, keduanya sama-sama penting untuk kita pahami.
Cabang Ramen Jiro di Fuchu meminta maaf setelah aturan baru tersebut memicu reaksi keras.
Sebuah papan kecil bertuliskan “Harap selesaikan makanan Anda tidak lebih dari 20 menit” yang dipasang di atas mesin tiket di cabang Ramen Jiro Fuchu, Tokyo, pada 4 Juli lalu, mendadak memicu reaksi keras dari para penggemar ramen di Jepang. Imbauan tersebut, yang secara teknis mengatur waktu makan pelanggan, segera memicu perdebatan sengit di media sosial Jepang dan memunculkan pertanyaan lebih luas: seberapa cepat seharusnya seseorang menikmati semangkuk ramen?
Di sebagian besar restoran cepat saji, permintaan seperti ini mungkin takkan memicu perbincangan panjang. Namun Jiro bukan sembarang restoran. Didirikan pada tahun 1960-an, Ramen Jiro telah menjelma menjadi ikon kuliner Jepang dengan pengikut fanatik yang menyebut diri mereka “Jirorian”. Restoran ini dikenal dengan porsinya yang sangat besar, sistem pemesanan yang membingungkan, dan atmosfer yang lebih mirip barak militer daripada tempat makan biasa. Menghabiskan satu mangkuk Jiro sering kali dianggap sebagai ujian ketahanan, bukan sekadar santapan. Karena itu, batas waktu makan 20 menit langsung dianggap oleh banyak orang sebagai langkah yang tidak hanya tidak praktis, tapi juga tidak menghormati pengalaman bersantap yang selama ini dihargai oleh para pelanggan setia.
Reaksi penolakan bermunculan di media sosial tak lama setelah tanda tersebut diunggah ke akun resmi cabang. Banyak yang menyebut kebijakan itu “bermusuhan”, “merendahkan”, hingga “membuat toko terasa menakutkan.” Kritikus menilai aturan tersebut seolah mengubah restoran menjadi jalur perakitan makanan, tempat pelanggan harus cepat-cepat mengosongkan kursi alih-alih menikmati rasa. Beberapa bahkan menyindir bahwa papan pengumuman itu cocok untuk acara lomba makan, bukan untuk menikmati ramen yang terkenal kompleks dan berat.
Selain nada kebijakannya yang dianggap kasar, ketidakpraktisan batas waktu juga menjadi sorotan. Porsi standar Ramen Jiro bisa mencapai 300 gram mi dan lebih dari 1.600 kalori—tantangan yang serius bahkan bagi pelanggan berpengalaman sekalipun. Memaksakan batas 20 menit pada sajian sebesar itu dirasa tidak masuk akal. Para penggemar menyebut bahwa bagian dari kenikmatan makan ramen adalah menikmati ritme menyeruput yang tak terburu-buru dan meresapi rasa kuah yang kaya.
Namun, tidak semua suara menolak. Sejumlah pelanggan setia justru membela kebijakan tersebut, menyebut bahwa Jiro selalu beroperasi dengan tempo yang cepat. Seorang pelanggan tetap bahkan menyebut, “Jika Anda tidak tahan dengan temponya, jangan datang.” Pandangan ini mencerminkan budaya tak tertulis yang selama ini berlaku di antara kalangan Jirorian, di mana disiplin dan ketahanan dianggap sebagai bagian dari ritual makan.
Setelah menuai kritik luas, cabang Fuchu akhirnya mengeluarkan permintaan maaf pada 7 Juli. Pihak restoran menyatakan bahwa mereka “salah menilai nada bicara” dan mengakui bahwa papan tersebut membuat tempat mereka terlihat “menakutkan” dan “otoriter”. Papan pun segera dicabut dan unggahan media sosial dihapus. Pemilik toko juga mengumumkan bahwa ke depan, semua komunikasi resmi akan dikendalikan langsung oleh manajemen, bukan oleh staf biasa.
— ラーメン二郎 府中店【猛暑に効く赤いダイヤ】 (@jiro_fuchu) July 7, 2025
“Pemberitahuan tertulis di toko, unggahan di media sosial, dan pilihan bahasa yang tegas dalam membalas telah memberikan kesan yang keliru bahwa kami adalah restoran yang penuh tekanan dengan atmosfer yang mengintimidasi,” demikian pernyataan tersebut. “Kami mohon maaf dan sangat menyesalkan berbagai hal yang telah menyebabkan tekanan dan ketidaknyamanan bagi pelanggan kami dan orang lain yang terhubung dengan restoran kami.”
Insiden ini memperlihatkan betapa kompleks dan emosionalnya budaya makan ramen di Jepang. Lebih dari sekadar mi dalam kuah panas, ramen adalah simbol kenyamanan dan keterhubungan pribadi bagi banyak orang. Bahkan bagi tempat ekstrem seperti Ramen Jiro, garis antara efisiensi dan pengalaman bersantap tetap harus dijaga. Karena bagi para pelanggan yang rela antre demi semangkuk Jiro, makan ramen bukanlah soal kecepatan, tapi tentang menghormati setiap seruput rasa yang telah menjadi bagian dari ritual makan mereka.
Museum Gundam baru saja dibuka di Shizuoka, Jepang, kok bisa malah kita nggak bisa berkunjung kesana?
Sayang sekali padahal Museum Gundam akan segera buka pada tanggal 2 September 2025 di Shizuoka, Jepang tapi nggak bisa berkunjung kesana… kok bisa? Hal ini dilansir dari salah satu akun sosial media VRSUS pada hari Rabu, 10 Juli 2025, yang mengatakan bahwa Turis tidak bisa berkunjung ke museum ini. Kalian yang masih bukan berkewarganegaraan Jepang tidak dapat berkunjung ke Museum Gundam di Shizuoka, Jepang.
Hal ini dilakukan oleh pihak penyelenggara untuk meminimalisir minat orang-orang untuk berkunjung ke Museum ini.
Perlu diketahui bahwa pembelian tiket Museum Gundam sudah dibuka sejak 2 Juni 2025 dan pengunjung masih harus memperebutkan tiket masuk berupa lotre yang dibuka di tanggal 30 Juni 2025.
Museum Gundam
Gundam Museum akan memberikan pengalaman menarik selama berkunjung dan salah satunya adalah kalian dapat melihat proses pembuatan Gunpla secara langsung disini. Museum ini didedikasikan untuk model plastik mereka. Buat kalian yang tidak paham Bahasa Jepang, akan tersedia penjelasan dalam Bahasa Inggris. Pastinya bakalan menarik deh…
Tenang aja, buat kalian yang ingin mengunjungi Museum Gundam pembatasan turis ini hanya bersifat sementara. Melihat ada penjelasan dalam Bahasa Inggris, pasti banget ditujukan untuk para turis. Jadi buat kalian yang ada di Jepang atau mau berkunjung ke Museum ini, sebaiknya ditahan dulu.
Netflix baru saja mengumumkan secara resmi live action dari manhwa terkenal Solo Leveling dan Byeon Woo-Seok jadi Jin-woo!!!
Netflix baru saja mengumumkan sedang melakukan produksi live action dari Manhwa terkenal dan fenomenal “Solo Leveling” pada 10 Juli 2025 dan pemeran utamanya nggak kaleng-kaleng yaitu Byeon Woo-seok!
Byeon Woo-Seok merupakan aktor korea terkenal yang memerankan drama Korea 20th Century Girl dan Lovely Runner. Karena kedua akting dalam drama tersebut, dia dipilih sebagai karakter protagonis kita dalam Live-Action Solo Leveling. Tapi, alasan utama dia dipilih karena julukannya “만찢남” yang artinya “Seorang pria yang terlihat seperti diambil dari buku Manhwa (komik).” Cocok nggak menurut kalian?
Netflix juga mengumumkan Sutradara dari live Action Solo Leveling bersama oleh Lee Hae-jun dan Kim Byung-seo, yang dikenal atas karya mereka dalam film-film seperti Ashfall, Like a Virgin, Castaway on the Moon, My Dictator, dan Cold Eyes. Produser dari live action ini akan dipegang oleh Kakao Entertainment dan SANAI PICTURES.
Kalian nggak sabar melihat artis tampan satu ini berperan sebagai Jin-Woo dalam Live-Action Solo Leveling?! Tunggu terus berita lainnya di Titip Jepang.
Pertandingan antara hidup dan mati Alice in Borderland kembali di Netflix pada bulan September 2025.
Netflix resmi merilis teaser video dan poster terbaru untuk serial live-action Alice in Borderland season 3, sekaligus mengonfirmasi tanggal tayang global pada 25 September 2025. Kartu terakhir telah diundi, menandai klimaks dari pertaruhan mematikan yang telah memikat penonton sejak tahun 2020.
Alice in Borderland Season 3 Teaser
Alice in Borderland Season 3 Poster
Season ketiga ini kembali disutradarai oleh Shinsuke Sato, yang sebelumnya juga mengarahkan film live-action Kingdom dan Bleach. Aktor Kento Yamazaki kembali memerankan karakter utama Ryohei Arisu, sementara daftar pemain baru yang bergabung termasuk Koji Okura, Risa Sudo, Hiroyuki Ikeuchi, Tina Tamashiro, Kotaro Daigo, Hyunri, Sakura Kiryu, dan Kento Kaku.
Pertama kali tayang pada Desember 2020, Alice in Borderland langsung mencuri perhatian global dengan aksi bertempo tinggi dan dunia distopia penuh teka-teki mematikan. Musim keduanya, yang tayang pada Desember 2022, mempertahankan momentum dan sukses menembus 10 besar tayangan terpopuler di lebih dari 70 negara.
Siap-siap, para penggemar Ultraman! Film Ultraman Arc The Movie: The Clash of Light and Evil akan tayang perdana di Indonesia lewat Fans Screening eksklusif, lengkap dengan penayangan spesial Episode 1 dari Ultraman Omega di layar lebar!
Fans screening ini akan digelar di dua lokasi. Pertama, di CGV AEON Mall Jakarta Garden City pada Sabtu, 19 Juli, pukul 14.00 dan 14.30 WIB. Kemudian menyusul di CGV Grand Indonesia pada Minggu, 20 Juli, pukul 14.00 WIB. Harga tiket di kedua lokasi adalah IDR 150.000, dan tiketnya sudah bisa dibeli mulai 10 Juli melalui aplikasi dan website resmi CGV. (Catatan: tiket tidak dapat dibeli menggunakan voucher, poin, atau diskon partner, ya!)
Yang bikin acara ini makin spesial, kamu juga bisa bertemu langsung dengan Yuki Totsuka, pemeran Yuma Hize, serta tiga tokoh ikonik: Ultraman Arc, Guil Arc, dan Youpi!
Setiap pembelian tiket juga akan mendapatkan 1 kartu Ultraman Card Game (random dari 4 desain) dan 1 kartu ucapan spesial dari Yuma & Shu.
Jadi, jangan sampai kelewatan event langka ini ya! Rasakan sendiri pertarungan terang dan gelap di layar lebar, bersama para penggemar tokusatsu lainnya!
Adaptasi anime dari manga Takopi’s Original Sin sudah tayang mulai 27 Juni 2025! Banyak reaksi menarik soal adaptasi ini di internet karena ceritanya yang penuh kejutan. Kali ini penulis mau menuliskan kesan pertamanya soal adaptasi ini, disimak bersama yuk!
Disclaimer: Bukan untuk Semua Orang!
Sebelum memasuki pembahasan, penulis ingin memberikan disclaimer dulu kalau tontonan ini bukan untuk semua orang. Karena topik yang diangkat sangatlah sensitif & sangat rawan jika penonton gampang terpengaruh emosinya. Jika ingin sekali menonton pun, kebijakan penontonnya harus diperhatikan sekali.
Tim produksinya bahkan juga menaruh disclaimer sebelum penayangannya. Mereka tidak mendukung beberapa hal yang dilakukan di seri ini. Hanya berusaha sebaik mungkin untuk menghormati karya aslinya. Ini merupakan hal bagus sebenarnya, karena percayalah cerita yang mau dibawakan oleh seri ini beneran harus segamblang mungkin cara penyampaiannya.
Penayangannya Sangat Menarik Perhatian
Salah satu hal menarik dari adaptasi ini adalah, penayangannya berfokus ke layanan streaming saja. Mungkin hal ini dilakukan karena tema yang diangkat juga tidak cocok untuk penayangan umum. Iya, untuk penayangan di Jepang ya, diperhatikan kalau semua layanan besar menyayangkan ini. Di Indonesia kamu bisa menonton secara gratis di kanal YouTube resmi Ani-One & berlangganan di Netflix.
Penayangan yang berfokus di streaming ini juga selain membuat penayangan lebih terfilter, tapi juga memberi ruang untuk animenya. Seperti episode pertamanya saja bisa tayang selama hampir 38 menit. Jika ini menjadi serial tv anime, pastinya ada batas durasi yang harus diperhatikan. Durasi 38 menit ini beneran tidak pas jika dimasukan ke slot penayangan tv, adaptasinya juga pasti terasa tidak matang jika harus dipotong oleh durasi.
Alasan apa lagi yang membuat soal penayangan ini menjadi hal yang menarik? Menurut penulis menjadi hal yang menarik karena manga Takopi’s Original Sin dulu juga lahir & besar di layanan baca manga digital. Manganya dulu diserialisasikan di Jump+, yang kemudian masuk di layanan internasionalnya, MANGA Plus. Waktu itu manganya mengejutkan dunia internet tiap minggunya, karena dirilis terjadwal dengan baik di Jump+. Melihat adaptasinya bisa melakukan hal yang sama di penayangan perdananya merupakan sinyal baik untuk adaptasinya.
Adaptasi yang Bisa Dipercaya
Dirasa adaptasi ini bisa dipercaya akan menampilkan yang terbaik untuk penonton & juga pembaca manganya. Saya sudah baca manganya & dari disclaimer yang dibahas tadi di atas sudah membuat yakin kalau adaptasinya ada di tangan yang tepat. Waktu menonton pun penulis benar-benar merasakan kembali suasana pas membaca manganya. Suasana yang awal kiranya akan geli, di sini beneran terasa seperti karena lagu temanya yang lucu, tapi makin ke sini makin tidak nyaman dengan ceritanya.
Ditambah visualnya yang benar-benar terlihat 1 banding 1 dengan gambar manganya. Akting para pengisi suarannya yang beneran spot on. Sampai alunan lagunya yang beneran mengangkat suasananya. Kamu bisa melihat sekaligus merasakan ekpresi & perasaan karakternya beneran seperti asli & benar-benar bisa terjadi di sekitar kita. Satu-satunya yang diharapkan adalah, mereka bisa mempertahankan kualitas penayangan perdananya ini sampai akhir. Karena penulis yakin, cerita ini benar-benar harus bisa tersampaikan dengan baik untuk banyak orang.
Bisa Baca Duluan Jika Terlanjur Penasaran
Ya walau animenya ini cuman 6 episode, saya yakin kamu yang menonton pasti bakal penasaran terus dengan kelanjutannya. Jujur saja, penulis juga sebenarnya lelah harus menunggu lagi selesainya cerita Takopi dari planet Happy ini di anime. Jadi lebih direkomendasi untuk nonton lagi pas sudah tamat atau baca manganya. Karena manganya juga sudah diterbitkan di Indonesia, lho!
Manganya sudah diterbitkan di Indonesia dengan judul Takopi’s Original Sin. Diterbitkan oleh penerbit m&c! di akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023. Iya, manganya cuman 2 jilid, singkat kan? Tidak heran juga kenapa adaptasinya hanya berjumlah 6 episode total.
Kamu juga bisa membeli special offer dari Dojo Buku, lho! Dengan membeli paket 2 jilid Takopi’s Original Sin, kamu berhak mendapatkan bonus keychain Takopi resmi dari penerbit m&c!. Cara pembelian bisa kamu akses lewat klik tautan ini, ya! Jangan sampai menyesal tidak membeli, stok terbatas!
Sekian dulu untuk kesan pertama penulis soal adaptasi ini. Mengulang yang tadi ditulis, satu-satunya yang diharapkan adalah, mereka benar-benar bisa mempertahankan kualitas penayangan perdananya ini sampai akhir. Karena penulis yakin, cerita ini benar-benar harus bisa tersampaikan dengan baik untuk banyak orang. Sampai ketemu di ulasan penuhnya saat animenya sudah selesai tayang!
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Detective Conan baru saja kembali tayang sejak 28 Juni 2025.
Kabar mengejutkan datang dari dunia pertelevisian Indonesia, terutama bagi para penggemar anime legendaris Detective Conan. Stasiun TV MDTV secara tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka menarik seluruh penayangan Detective Conan mulai 5 Juli 2025, tanpa memberikan alasan apa pun.
Yang membuat keputusan ini semakin mengejutkan, anime ini baru saja kembali tayang sejak 28 Juni 2025, setelah sekian lama absen dari layar kaca. Bahkan, pada akhir pekan ini, MDTV dijadwalkan menayangkan dua film layar lebar populer: Dimensional Sniper (film ke-18) pada Sabtu, 5 Juli dan The Scarlet Bullet (film ke-24) pada Minggu, 6 Juli. Namun semuanya dibatalkan mendadak.
Sebagai pengganti, MDTV akan menayangkan serial animasi Zombie Dumbsetiap hari pukul 06.00 WIB. Hal ini memunculkan pertanyaan baru—apa yang akan tayang di slot pukul 05.00 WIB yang sebelumnya diisi Conan dan Shinbi House?
Ya, perubahan ini tampaknya tidak hanya menggeser Conan, tetapi juga berpotensi mengganggu slot tayang anime Korea populer Shinbi House, yang biasanya hadir Senin sampai Jumat pukul 05.00 WIB. Belum ada penjelasan resmi dari pihak MDTV mengenai nasib tayangan tersebut maupun alasan di balik pergantian mendadak ini.
Para penggemar pun tak tinggal diam. Media sosial MDTV dipenuhi komentar kecewa dan spekulasi, berharap Detective Conan segera kembali menyapa layar kaca Indonesia.
Anime Expo 2025 telah resmi berakhir, dan seperti biasa, ajang tahunan terbesar pecinta anime ini meninggalkan jejak hype yang luar biasa. Dari trailer yang ditunggu-tunggu, pengumuman musim baru, hingga kejutan tak terduga dari para legenda industri, tahun ini tidak kekurangan momen-momen memorable. Berikut rangkuman pengumuman paling panas dari Anime Expo 2025.
Proyek Anime Baru dan Sekuelnya
GeeXProductions diluncurkan dengan proyek dari Gigguk, DillonGoo, dan OtakuVS
Sebuah manga mendadak viral di Jepang. Bukan karena animasinya, bukan juga karena karakter yang ikonik. Tapi karena isinya yang secara misterius tampak menebak masa depan. The Future I Saw (Watashi ga Mita Mirai) bukan sekadar cerita fiksi biasa. Dalam beberapa chapter, manga ini memuat “ramalan” yang—entah kebetulan atau bukan—terjadi di dunia nyata. Dan sejak saat itu, publik Jepang mulai menaruh perhatian serius pada kisah ini.
Berikut lima fakta yang akan membuatmu memahami kenapa manga The Future I Saw bisa bikin gempar negeri sakura.
1. Berdasarkan Kisah Nyata Sang Penulis
Sampul manga The Future I Saw
The Future I Saw ditulis oleh Ryou Tatsuki, yang mengklaim memiliki kemampuan melihat masa depan sejak kecil. Manga ini bukan sepenuhnya fiksi, melainkan adaptasi dari catatan mimpi-mimpi nyata yang pernah dialaminya. Beberapa di antaranya kemudian dianggap meramalkan kejadian besar di Jepang, seperti gempa bumi besar, kematian selebriti, hingga kecelakaan pesawat. Artinya, manga ini lebih mirip jurnal visual daripada cerita rekaan. Dan di situlah daya tarik (dan kengerian) utamanya.
2. “Meramalkan” Tragedi yang Benar-Benar Terjadi
Gempa bumi dan tsunami dahsyat Tōhoku 2011
Salah satu hal yang membuat The Future I Saw menjadi viral adalah karena isi dan visualnya dianggap “meramalkan” beberapa peristiwa besar. Berikut adalah beberapa cerita yang disertakan dalam cetakan asli, serta cetakan ulang edisi lengkapnya.
Pada 24 November 1976, Tatsuki bermimpi tentang kematian mendadak Freddie Mercury, lalu kembali memimpikannya pada 29 November 1986, di mana ia melihat anggota band Queen lainnya dan patung seorang pria tak dikenal. Freddie Mercury meninggal pada 24 November 1991, lima belas tahun setelah Tatsuki memimpikan kematiannya.
Pada tahun 1992, Tatsuki juga bermimpi melihat potret seorang wanita dan mendengar suara bernama “Dianna”. Putri Diana meninggal lima tahun kemudian dalam kecelakaan mobil. Namun, Tatsuki menyatakan bahwa dalam mimpinya, tidak ada indikasi bahwa wanita tersebut akan meninggal. Penafsiran ini justru datang dari pembaca.
Namun yang paling menghebohkan justru datang dari sampul bukunya sendiri. Setelah gempa bumi dan tsunami dahsyat Tōhoku 2011, banyak yang menyoroti bahwa ilustrasi pada sampul manga The Future I Saw tampak sangat mirip dengan bentuk gelombang besar yang menghantam wilayah timur laut Jepang. Temuan ini membuat publik mulai menelusuri ulang isi manga dan mimpi-mimpi yang dicatat Tatsuki.
3. Sempat Muncul Peniru yang Mengaku sebagai Ryou Tatsuki
Popularitas The Future I Saw tidak hanya menarik perhatian pembaca, tetapi juga memicu kemunculan peniru yang mengaku sebagai Ryou Tatsuki, sang penulis asli. Ketika manga ini mulai ramai dibicarakan karena “ramalan”-nya, seorang pria mulai muncul di berbagai majalah dan wawancara sambil membawa klaim-klaim bombastis.
Ia mengaku telah meramalkan gempa bumi besar Hanshin dan kematian penyanyi legendaris Ozaki Yutaka. Bahkan, ia menyebarkan pernyataan bahwa Gunung Fuji akan meletus pada bulan Agustus—yang tentu saja tidak pernah terjadi.
4. Cetakan Ulangnya Picu Kegemparan dan Mengganggu Pariwisata Jepang
Ayataka Ebita, pejabat Badan Meteorologi Jepang, berbicara pada konferensi pers di Tokyo pada tanggal 5 Juli 2025.
Cetakan ulang The Future I Saw memuat tambahan teks mengejutkan:
“Bencana sesungguhnya akan terjadi pada Juli 2025”
Ia menggambarkan retakan besar di Laut Filipina yang akan memicu tsunami tiga kali lebih besar dari tragedi Tōhoku 2011. Ramalan ini bahkan diperbarui menjadi prediksi dampak asteroid pada 5 Juli 2025, yang dianggap sebagai “akhir dunia.”
Rumor ini menyebar ke berbagai negara Asia dan menimbulkan kekhawatiran publik. 1.198 gempa bumi yang terjadi di dekat Kepulauan Tokara, Jepang barat daya pada 25 Juni hingga 4 Juli 2025 menyebabkan netizen mengaitkannya dengan ramalan manga. Akhirnya menyebabkan pembatalan dan penundaan wisata ke Jepang, terutama dari Hong Kong.
Kepanikan publik membuat Badan Meteorologi Jepang turun tangan. Dalam konferensi pers pada 5 Juli, Ayataka Ebita dari badan tersebut menegaskan:
“Ini benar-benar kebetulan. Tidak ada hubungan sebab akibat.”
Meski sudah dibantah berkali-kali sebagai “rumor tak berdasar”, narasi kiamat ala The Future I Saw telanjur menyebar dan menjadi salah satu fenomena budaya paling aneh tahun ini.
5. Diadaptasi Jadi Film, Tapi Tanpa Keterlibatan Tatsuki
Karena viralnya ramalan tentang “Juli 2025”, sebuah film berjudul 4:18 AM, 5 Juli 2025 diumumkan. Namun, baik penerbit manga maupun Tatsuki sendiri menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam produksi atau promosi film ini.
Itulah lima fakta menarik tentang The Future I Saw, manga yang bukan hanya mengguncang pembaca Jepang, tapi juga memicu kepanikan nyata di dunia nyata. Apakah ini sekadar kebetulan atau sebuah pertanda?
Tertarik meminang manga The Future I Saw dan membaca langsung “ramalan-ramalan” misteriusnya? Klik [di sini] untuk membelinya langsung lewat Titip Jepang~
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menunjukkan kecintaannya pada budaya pop Jepang, khususnya Dragon Ball. Dalam kunjungannya ke Japan Expo 2025 yang digelar di Paris, Macron mendapat kehormatan bertemu dengan Kazuhiko Torishima—editor dari mendiang Akira Toriyama, sang kreator Dragon Ball.
Momen istimewa ini semakin berkesan ketika Torishima menyerahkan karya seni asli Dragon Ball sebagai hadiah khusus untuk sang presiden. Tak hanya itu, Macron juga sempat berpose melakukan jurus Kamehameha bersama para pengunjung—menambah suasana hangat dan meriah di tengah acara yang penuh nostalgia dan selebrasi.
Sebagai informasi, Macron memang dikenal sebagai penggemar berat Dragon Ball, dan kerap menyebut serial ini sebagai bagian dari masa kecilnya. Momen ini jadi salah satu highlight dari Japan Expo tahun ini, memperlihatkan bagaimana anime bisa menyatukan orang dari berbagai latar bahkan seorang presiden negara sekalipun!
Akun Youtube resmi Ultraman memberikan ucapan terima kasih kepada para penggemar karena telah meraih 3 juta subscriber
Selamat kepada akun Youtube pahlawan cahaya telah berhasil mencapai 3 juta subscriber melalui akun Youtube @ULTRAMAN_OFFICIAL! Pada tanggal 1 Juli 2025, akun Youtube resmi milik Ultraman memberikan ucapan terima kasih yang sangat besar buat para penggemar.
Ucapan terima kasih nya juga nggak sembarangan aja nih… 50 Ultraman memberikan ucapan terima kasih langsung kepada kalian. Para Ultraman memberikan ucapan dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan menggunakan bahasa masing-masing. Salah satu contohnya adalah Ultraman Ribut yang menggunakan bahasa Malaysia dan Ultraman Tiga yang menggunakan bahasa kita, bahasa Indonesia. Cocok dengan kata-kata yang mereka serap dari bahasa lain ya… seperti ‘Tiga’ dari Bahasa Indonesia.
Kalian bisa mendengar langsung 50 pahlawan cahaya ini bersatu untuk mengucapkan terima kasih kepada penggemar melalui link dibawah ini, TSAAAAAHH!!!!
Ultraman Z dan Ultraman Zero membawakan pidato singkat yang mewakili pesan para pahlawan cahaya di planet mereka.
Ucapan terima kasih mana yang kalian sukai? Kalau mimin senang yang simple-simple aja, Ultraman Nexus yang cuman ngomong bahasa planet Nebula.
Ultraman: The Hero Premiere kembali lagi ditahun ini dengan mendatangkan Ultraman baru, Ultraman Omega!
Ultraman: The Hero Premiere kembali lagi ditahun 2025 dengan meriah… karena mendatangkan Ultraman terbaru, Ultraman Omega. Bahkan ada “special guest” nih dari Jepang, kira-kira siapa?
Ultraman: The Hero Premiere 2025 akan hadir di Indonesia pada tanggal 19 Juli sampai 3 Agustus 2025 yang berlokasi di Main Atrium, Aeon Mall Jakarta Garden CIty. Bakalan banyak banget hal menarik yang akan kalian temui beberapa hari lagi… jadi catat tanggalnya biar kalian bisa bertemu dengan Ultraman Omega!
Tradition, history, pride, struggle, refflection, courage, beyond that there is innovation don’t lose you dream…. Mezamero Kamen Rider Zeztz!
Ini dia serial Kamen Rider terbaru yang akan tayang tahun ini yaitu Kamen Rider Zeztz! Setelah kita meliha rumor yang beredar mengenai panampakannya yang begitu kurang menarik, akhirnya kita merasa lega dengan penampakannya yang terlihat sangat keren!
Toei baru saja merilis preview pertama dari serial Kamen Rider tahun 2025, Kamen Rider Zeztz. Kamen Rider satu ini akan mulai tayang pada bulan September tahun 2025, jadi masih menunggu sekitar 2 bulan lagi untuk melihat langsung serialnya.
Kalian bisa melihat langsung preview perdana dari Kamen Rider Zeztz disini,
Melihat kesan perekaman yang cukup gelap dari preview perdana-nya, terkesan seperti film-film barat yang menceritakan misi rahasia. Kamen Rider Zeztz juga akan membawakan tema kostum dari the OG Kamen Rider yaitu belalang.
Serial ini akan membahas tentang “dream” atau mimpi, dan pahlawan satu ini pergi kedalam dunia mimpi untuk bertarung. Jangan lupa henshin dengan beltnya, yang baru saja dirilis penampakan DX-nya oleh Bandai, Zeztz driver dan Impact Capsem.
Kamen Rider Zeztz, Zeztz Driver
Kita juga bisa melihat Kamen Rider Zeztz berada di berbagai latar belakang dari berbagai negara, karena Kamen Rider Zeztz akan ditayangkan di negara-negara tersebut. Seperti Amerika, Kanada, Hong Kong, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, Vietnam, dan negara-negara di Timur-Tengah juga Afrika.
Bakalan memulai misi baru nih buat Kamen Rider Zeztz sebagai awal mula pemasaran serial Kamen Rider secara global. Walaupun kemeriahan ini kita juga harus bersiap untuk meninggalkan serial lainnya yaitu Kamen Rider Gavv, apakah kamu sudah siap meninggalkan serial satu ini? dan pergi memulai misi baru bersama Kamen Rider Zeztz?!
Crunchyroll akan menayangkan season baru Black Clover.
Crunchyroll mengumumkan dalam panel Anime Expo pada hari Sabtu (5/7) bahwa anime Black Clover akan kembali dengan season baru. Bersamaan dengan kabar ini, perusahaan juga merilis trailer dan visual teaser, serta mengonfirmasi bahwa season terbaru akan tayang secara eksklusif di platform mereka.
Studio Pierrot dipastikan kembali menangani animasi season ini, melanjutkan peran mereka dari adaptasi sebelumnya yang tayang dari Oktober 2017 hingga Maret 2021 dengan total 170 episode.
MangaBlack Clover karya Yūki Tabata pertama kali diterbitkan di Weekly Shonen Jump pada Februari 2015, lalu berpindah ke Jump GIGA pada Desember 2023. Hingga kini, seri ini telah merilis 36 volume di Jepang.
Visual ulang tahun untuk season pertama Wistoria: Wand and Sword juga dibagikan.
Situs web resmi anime Wistoria: Wand and Sword (Tsue to Tsurugi no Wistoria) mengumumkan pada hari Minggu (6/7) bahwa serial ini akan berlanjut ke season kedua, yang dijadwalkan tayang perdana pada tahun 2026. Bersamaan dengan pengumuman ini, sebuah visual peringatan spesial karya ilustrator Toshi Aoi dirilis untuk merayakan ulang tahun pertama anime ini.
Anime yang diadaptasi dari manga karya Fujino Ōmori dan Toshi Aoi ini pertama kali tayang pada 2024, dan mendapat respons positif berkat dunia sihirnya yang penuh aksi serta karakter utama yang relatable.
Season pertamanya disutradarai oleh Tatsuya Yoshihara (Black Clover), yang juga menjabat sebagai penulis komposisi seri. Proyek ini diproduksi oleh Studio Actas dan Bandai Namco Pictures, dengan desain karakter dari Sayaka Ono (BASTARD!!) dan musik digarap oleh Yuki Hayashi (My Hero Academia).
Crunchyroll menayangkan anime tersebut dan menjelaskan ceritanya:
Di dunia yang penuh dengan sihir, Will Serfort tidak bisa membaca mantra. Meskipun pekerja keras, teman-teman sekelas Will tidak menganggapnya serius. Namun, ia memiliki kekuatan rahasia: pedangnya. Bisakah Will menentang ekspektasi dengan kekuatan ototnya ketimbang sihir dan pedang ketimbang tongkat sihir? Temukan jawabannya dalam petualangan pedang dan sihir yang epik ini!
Adaptasi anime Daemons of the Shadow Realm diumumkan selama panel industri Anime Expo 2025.
Studio Bones Film mengumumkan selama panel Crunchyroll di Anime Expo 2025 bahwa mangaDaemons of the Shadow Realm (Yomi no Tsugai) karya Hiromu Arakawa akan diadaptasi menjadi anime TV. Crunchyroll juga mengonfirmasi bahwa mereka akan menayangkan serial ini secara global di berbagai wilayah termasuk Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan.
Bersamaan dengan pengumuman ini, trailer teaser dan visual resmi turut dirilis ke publik.
Anime ini akan disutradarai oleh Masahiro Ando (Sword of the Stranger) dan diproduksi oleh studio BONES, dengan studio juga bertindak sebagai pengawas produksi. Noboru Takagi (Golden Kamuy) dipercaya menulis komposisi seri, sementara Nobuhiro Arai (Bungo Stray Dogs) mengerjakan desain karakter. Musik akan digarap oleh Kenichiro Suehiro.
Meski tanggal rilis belum diumumkan, adaptasi ini menjadi salah satu yang paling ditunggu—terutama mengingat reputasi Arakawa sebagai kreator di balik Fullmetal Alchemist dan Silver Spoon.
Daemons of the Shadow Realm mulai diserialisasikan pada Desember 2021 di majalah Monthly Shonen Gangan milik Square Enix. Hingga saat ini, manga tersebut telah mengumpulkan sembilan volume tankobon yang dirilis di Jepang. Square Enix merilis versi bahasa Inggris dari manga tersebut dan menjelaskan seri tersebut:
Di dunia tempat manusia tertentu memimpin duo supernatural perkasa yang disebut Daemon, merupakan hak asasi “anak-anak yang memisahkan siang dan malam”—si kembar Yuru dan Asa—untuk memerintah entitas yang kuat ini.
Terpisah sejak usia muda dan tidak menyadari kebenaran tentang kelahiran mereka, kakak beradik itu harus berjuang untuk kembali bertemu, mendapatkan hak kelahiran mereka, dan menyelamatkan dunia…
Jangan tertipu oleh tampilannya yang menggemaskan. Di balik desain alien imut ala maskot mainan, mangaTakopi’s Original Sin menyimpan salah satu cerita tergelap yang pernah muncul di halaman Shonen Jump+. Karya pendek ini hanya terdiri dari 2 volume, namun berhasil meninggalkan luka psikologis dalam waktu yang sangat singkat.
Buat Titipers yang belum atau baru saja membacanya, berikut lima fakta penting yang menjelaskan kenapa Takopi’s Original Sin terus dibicarakan meski sudah tamat sejak 2022.
1. Ditulis oleh Pendatang Baru yang Langsung Mencuri Perhatian
Takopi’s Original Sin merupakan karya debut dari Taizan 5, seorang mangaka pendatang baru yang langsung menarik perhatian saat manga ini terbit di platform Shueisha Shōnen Jump+ pada Desember 2021 hingga Maret 2022.
Meski hanya tayang dalam waktu tiga bulan dan terdiri dari 16 chapter, manga ini langsung viral dan menjadi pembicaraan di kalangan pembaca karena gaya visualnya yang kontras dengan isi cerita yang gelap dan emosional.
Kesuksesan Takopi membuka jalan bagi karya Taizan 5 berikutnya, The Ichinose Family’s Deadly Sins, yang juga mengusung tema keluarga, rahasia, dan trauma psikologis dengan pendekatan yang unik dan menggugah.
2. Premis yang Kelihatannya Imut, Tapi Menyimpan Luka Mendalam
Pada pandangan pertama, Takopi’s Original Sin tampak seperti kisah anak-anak yang ringan dan penuh pesan positif. Ceritanya dimulai dengan kedatangan Takopi, seekor alien dari Planet Happy, yang turun ke Bumi dengan misi mulia: menyebarkan kebahagiaan.
Namun begitu Takopi bertemu Shizuka, seorang siswi SD yang hidup dalam tekanan perundungan dan keluarga yang hancur, cerita mulai berubah drastis. Takopi yang polos dan tidak memahami rumitnya emosi manusia, mencoba membantu Shizuka dengan “alat-alat kebahagiaan” dari dunianya, tapi justru memicu rangkaian peristiwa tragis yang tak bisa diulang atau diperbaiki.
Premis ini menjadi inti dari kekuatan cerita: bisa kah niat baik yang naif menyelamatkan seseorang di dunia yang keras? Atau justru akan memperparah luka yang sudah ada?
Dengan latar cerita yang kontras, alien lucu dan anak SD yang depresi, Takopi’s Original Sin menjadi cermin suram dari kenyataan hidup yang sering tak tertolong hanya dengan “niat baik”.
3. Sekilas Mirip Doraemon, Tapi Versi Gelapnya
Bagi banyak pembaca, Takopi’s Original Sin langsung mengingatkan pada Doraemon. Keduanya menampilkan makhluk lucu non-manusia yang datang ke dunia manusia dengan misi membantu anak kecil menggunakan berbagai “alat ajaib”. Bahkan gaya desain Takopi yang bulat, imut, dan ekspresif sangat menyerupai karakter maskot seperti Doraemon atau bahkan Sanrio.
Namun di sinilah letak perbedaannya. Takopi bukan Doraemon, dan ini bukan kisah yang berakhir bahagia. Jika alat-alat Doraemon selalu membawa solusi ceria (meski kadang kacau), maka “alat kebahagiaan” milik Takopi justru menjadi pemicu tragedi. Takopi tidak memahami batas antara membantu dan merusak, karena ia tidak dibekali pemahaman tentang rasa sakit, trauma, atau konsekuensi di dunia manusia.
Bisa dibilang, Takopi’s Original Sin adalah versi Doraemon yang jauh lebih kelam—di mana alat ajaib dan niat baik saja tidak cukup untuk menyelamatkan siapa pun, dan setiap keputusan bisa berujung pada tragedi.
4. Sudah Terbit Resmi di Indonesia, Lengkap 2 Volume
Takopi’s Original Sin telah diterbitkan secara resmi di Indonesia oleh penerbit Akasha, dan tersedia lengkap dalam dua volume. Versi terjemahan ini hadir dengan kualitas cetak yang baik dan tetap mempertahankan desain sampul orisinal dari versi Jepangnya.
5. Kini Diadaptasi Jadi Anime Enam Episode dan Tayang Global
Takopi’s Original Sin kini hadir dalam format anime pendek berdurasi enam episode, yang mulai tayang sejak 28 Juni 2025. Serial ini tersedia di berbagai platform streaming internasional seperti Netflix, Amazon Prime Video, ABEMA, U-NEXT, hingga Crunchyroll.
Anime ini diproduksi oleh studio Enishiya, dengan TBS bertindak sebagai pihak yang menangani perencanaan dan produksi. Kursi sutradara dan penulis naskah diisi oleh Shinya Iino (Made in Abyss), sementara desain karakter dikerjakan oleh Keita Nagahara, dan musik dikomposisi oleh Yoshiaki Fujisawa (A Place Further than the Universe, Land of the Lustrous).
Meski hanya enam episode, adaptasi ini berhasil mempertahankan nuansa psikologis dan intens dari versi manga-nya. Gaya visualnya pun tetap mencerminkan kesan “imut tapi mencekam” yang menjadi ciri khas utama cerita Takopi.
Itulah lima fakta yang perlu Titipers ketahui tentang Takopi’s Original Sin. Pendek, menggemaskan, tapi penuh luka dan pertanyaan. Manga ini adalah salah satu bukti bahwa cerita besar tak selalu butuh ratusan chapter.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Trailer baru dan visual Rooster Fighter dirilis selama Anime Expo 2025.
Viz Media secara resmi mengumumkan bahwa adaptasi anime dari mangaRooster Fighter (Niwatori Fighter) karya Shu Sakuratani akan tayang perdana pada musim semi 2026. Pengumuman ini disampaikan dalam rangkaian acara Anime Expo 2025, bersamaan dengan peluncuran trailer dan visual utama terbaru dari serial tersebut.
Anime ini akan diproduksi oleh studio SANZIGEN dan disutradarai oleh Daisuke Suzuki (D4DJ All Mix), dengan Hiroshi Seko (Mob Psycho 100, Jujutsu Kaisen) sebagai penulis naskah utama. Joseph Chou (Knights of the Zodiac: Saint Seiya) dan Sola Entertainment sebagai produser.
Beberapa seiyuu utama yang telah diumumkan meliputi:
Kenta Miyake sebagai Keiji
Mariko Honda sebagai Elizabeth
Shiori Izawa sebagai Piyoko
Dua pemeran tambahan juga dikonfirmasi dalam acara tersebut:
Tomohiro Ono sebagai Keisuke
Mitsuaki Kanuka sebagai Morio
Level Comic menerbitkan versi bahasa Indonesia resmi dari manga tersebut dan menjelaskan ceritanya:
Rooster Fighter bercerita tentang seekor ayam jantan pemberani bernama Keiji, yang bertarung melawan Kaiju (monster) raksasa yang mengancam umat manusia. Meskipun bertubuh kecil, Keiji memiliki kekuatan, kecepatan, dan keterampilan bertarung yang tak tertandingi, yang memungkinkannya untuk menghadapi musuh-musuh raksasa ini.
Perjalanannya didorong oleh keinginan untuk membalas dendam terhadap Kaiju yang menghancurkan rumahnya dan membunuh saudara perempuannya. Perjalanan penuh aksi, emosi, dan keberanian ini akan membuatmu terhanyut! Siap-siap terkejut dan terhibur dengan kisah ayam jantan yang nggak takut menghadapi Kaiju!