Fate/Grand Order atau disingkat menjadi FGO merupakan salah satu seri Fate yang berbentuk game gacha RPG untuk Android dan IOS. Game FGO ini merupakan sebuah turn-based RPG dengan gaya penceritaan visual novel, dimana mengumpulkan berbagai karakter dari seri Fate, bahkan para karakter dari seri lain yang diproduksi oleh Kinoko Nasu, dan telah terdapat lebih dari 350 karakter di game FGO ini yang dapat dimainkan.
Cerita dari FGO sendiri memiliki 4 Arc utama, yaitu: FGO Arc 1 “Observer on Timeless Temple“, FGO Arc 1.5 “Epic of Remnant“, FGO Arc 2 “Cosmos in the Lostbelt“, dan FGO Arc 2.5 “Ordeal Call“. Di artikel ini, akan berfokus kepada Prolog serta Arc pertama dari seri Fate/Grand Order atau FGO ini yang terdiri dari 9 singularitas yang berbeda, yaitu: Fuyuki, Orleans, Septem, Okeanos, London, E Pluribus Unum, Camelot, Babylonia, dan Solomon.
Artikel ini merupakan rangkuman cerita dari game Fate/Grand Order atau FGO yang dibuat sesingkat mungkin untuk mempermudah pembaca yang ingin mengikuti seri ini dan mengandung spoiler in-game. Bagi yang tertarik mengikuti cerita full dari Fate/Grand Order atau FGO ini, silahkan menonton anime maupun memainkan game-nya.
1. Prolog
FGO dimulai saat Kita, sebagai protagonis utama (yang memiliki nama kanon: Fujimaru Ritsuka) tertidur di aula base dari organisasi rahasia bernama Chaldea yang terletak di tengah-tengah Antartika. Ritsuka dibangunkan oleh “Fou“, makhluk kecil mirip tupai. Habis dari tidurnya itu, Ritsuka bertemu dengan Mash Kyrielight dan Profesor Lev Lainur, yang mengungkapkan bahwa ia merupakan kandidat Master terakhir Chaldea. Pada orientasi yang dipimpin oleh Direktur Olga Marie, Ritsuka malah tertidur lagi dan akhirnya diusir, lalu ia diantarkan ke kamarnya oleh Mash. Di sana, mereka bertemu dengan Dr. Romani Archaman, kepala departemen medis Chaldea, yang menjelaskan tentang apa itu Chaldea serta peratan yang mereka miliki.
Chaldea memiliki satu tujuan yaitu mengatasi masalah yang terjadi karena terdapat beberapa Cawan Suci (Holy Grail) yang masuk ke beberapa singularitas dan mengakibatkan terganggunya kelangsungan sejarah manusia dan menyebabkan peristiwa “Human Order Incineration Incident” atau bisa disebut sebagai “Grand Order – Perang Cawan Suci Terbesar di Sejarah” yang disebabkan oleh Beast I dan dapat menghancurkan seluruh dunia. Yang pertama ada CHALDEAS, sebuah model planet, dan ada SHEBA, lensa yang dapat mengamati era yang berbeda.
Di tengah penjelasan itu, sebuah ledakan terjadi dan memicu alarm evakuasi. Roman yang sedang bersama Ritsuka bergegas untuk memulihkan power dari Chaldea, sementara Ritsuka berusaha untuk mencari Mash yang akhirnya ditemukan dalam kondisi terluka. Saat CHALDEAS berubah menjadi bentuk seperti bola api dan SHEBA yang kehilangan kontak dengan masa depan umat manusia, Ruang komando tersegel dan memulai Rayshift (peristiwa teleportasi untuk kembali ke era dan tahun tertentu), menyebabkan Ritsuka dan Mash ikut ke dalamnya. Sebelum mereka tersedot, Ritsuka berhasil menjadi Master dan membuat kontrak dengan Mash, yang menjadikan Mash sebagai Servant dengan kelas Shielder. Pada akhirnya, mereka masuk ke dalam Rayshift yang berada di Kota Fuyuki, Jepang pada tahun 2004.
2. Singularitas F “Flame Contaminated City”: Fuyuki
Singularitas ini dideteksi oleh Chaldea yang diketahui berasal di tahun 2004, terletak di Kota Fuyuki, Jepang, dimana sedang terjadi peristiwa Perang Cawan Suci (merujuk kepada seri Fate/Stay Night). Karena manifestasi singularitas terjadi, kota ini telah dilahap oleh api, semua manusia lenyap tak tersisa, dan hanya menyisakan para Servant yang berpartisipasi dalam Perang Cawan Suci tersebut. Hal ini terjadi karena terganggunya perang tersebut, dimana terjadi tabrakan realitas antara Perang Cawan Suci kelima dari seri Fate/Stay Night dengan Perang Cawan Suci pertama dari seri FGO, yang mengakibatkan singularitas ini hancur berantakan.
Hal ini juga menyebabkan para Servant yang bertahan hidup ikut terkontaminasi dari kekuatan Cawan Suci tersebut, seperti Archer yang berubah menjadi versi Blackening-nya, dan Cu Chulain yang harusnya memiliki kelas sebagai Lancer, di singularitas ini malah menjadi Caster. Core utama dari singularitas ini merupakan sebuah Cawan Suci yang dijaga oleh Saber. Diketahui, Saber yang terkontaminasi itu telah membunuh lima Servant lainnya, yang membuat para Servant itu bangkit dalam bentuk Shadow-Servant.
Ritsuka dan Mash yang membentuk tim dengan Caster bertemu dengan Olga Marie yang ternyata juga ikut terhisap ke dalam Rayshift di Fuyuki ini. Singkat cerita, mereka berhasil menemukan core dari singularitas ini yang dijaga oleh Saber yang terkontaminasi, yang diketahui sebagai Artoria Alter.
3. Epiloge Singularitas F
Setelah mengalahkan Saber, mereka berusaha untuk mengambil Cawan Suci itu, namun tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan Lev Lainur yang berhasil merebut Cawan Suci tersebut. Ternyata, yang meledakkan Chaldea adalah dirinya, Lev juga mengungkapkan bahwa Olga Marie ternyata sudah mati secara fisik, dan yang bersama Ritsuka saat ini hanyalah visualisasi dari pikirannya, lalu Lev membunuh Olga Marie dengan memasukkannya ke dalam CHALDEAS yang kekuatannya sama dengan sebuah black hole dengan panas yang setara dengan matahari.
Rev juga mengungkapkan bahwa di 2016, di masa mereka hidup sekarang ini sebenarnya bumi sudah hancur, menyisakan Chaldea yang terlindung akibat pelindung magnetik yang mereka punyai. Setelah mengungkapkan semua rencananya itu, Lev kemudian pergi membawa kepingan Cawan Suci dari Fuyuki, meninggalkan Ritsuka dan Mash di singularitas yang perlahan hancur tersebut. Untungnya, Dr. Romani berhasil mengeluarkan Ritsuka dan Mash tepat waktu. Dr. Roman kemudian meminta Ritsuka dan Mash untuk menyelamatkan nasib masa depan umat manusia, dengan kembali ke masa lalu dan membawa Cawan Suci yang merusak singularitas-singularitas tersebut, memulai perjalanan mereka di seri FGO ini.
4. Singularitas “Hudred Years’ War of the Evil Dragons”: Orleans
Singularitas pertama dari FGO ini berlokasi di tahun 1431, Francis. Singularitas ini terjadi tepat setelah peristiwa Jeanne d’Arc dieksekusi dengan cara dibakar hidup-hidup. Pelencengan sejarah yang membuat singularitas ini berantakan terjadi karena Gilles de Rais tidak terima akan kematian Jeanne, dan berusaha untuk menghidupkannya kembali menggunakan Cawan Suci. Jeanne Alter pun terlahir dan mereka berdua berusaha untuk balas dendam.
Fujimaru dan Mash memasuki singularitas ini dan secara tidak sengaja bertemu dengan Jeanne d’Arc asli yang memiliki kelas sebagai Ruler dan entah mengapa ia bisa hidup lagi di singularitas ini. Singkat cerita, terjadi banyak perlawanan antara kubu Jeanne Alter dengan Chaldea yang mengakibatkan civil war. Saat di ujung kekalahan, Jeanne Alter lari kedalam istananya yang langsung dikejar oleh Jeanne, Mash, Ritsuka, Elizabeth Bathory, dan Kiyohime, sementara Servant lainnya sedang bertarung di luar melawan pasukan wyverns.
Terjadi pertarungan sengit antara kedua kubu ini yang mengakibatkan kekalahan dari Jeanne Alter dan mengeluarkan Cawan Suci dari tubuhnya. Melihat ini, Gilles de Rais merebut Cawan Suci itu dan menunjukkan sosok aslinya sebagai pemegang dari cawan tersebut. Kemudian Jeanne yang asli melangkah maju bersama dengan Ritsuka dan Mash berusaha mengalahkan Gilles de Rais.
Setelah kekalahan Gilles, Ritsuka berhasil mengamankan Cawan Suci dari singularitas tersebut yang perlahan hancur dan perlahan kembali ke timeline utama yang seharusnya terjadi. Pertarungan mereka berakhir, Ritsuka dan Mash berhasil kembali ke Chaldea dengan selamat.
5. Singularitas “Eternal Madness Empire”: Septem
Singularitas kedua di FGO ini berlokasi pada tahun 60 Masehi di Roma. Singularitas ini terjadi saat masa pemerintahan kaisar Nero Claudius. Lev Lainur Flauros sampai di zaman itu dengan tujuan untuk memberikan Cawan Suci kepada orang yang memiliki tekad untuk menghancurkan Roma. Namun, ia tidak menemukan satupun orang dengan tekad tersebut, yang membuat Lev memanggil para Servant baru termasuk para kaisar Roma terdahulu. Akhirnya, Servant tersebut membuat kekaisaran baru yang bernama “United Roman Empire“, yang berhasil mengambil beberapa wilayah kekuasaan di Roma. Dan untuk memanipulasi peristiwa yang terjadi dari sejarah nyata, Lev menjadi penyihir kerajaan dan tinggal di United Empire ini.
Ritsuka dan Mash dikirim ke singularitas ini dan menemukan bahwa United Empire telah menguasai lebih dari setengah wilayah kekuasaan Roma. Mereka kemudian melihat pertarungan antara kesatria Roma yang merupakan sebuah anomali di era yang disebut sebagai “Era Perdamaian” tersebut. Mereka juga melihat salah satu dari pasukan kesatria itu dipimpin oleh perempuan muda yang kemudian Mash dan Ritsuka memilih untuk membantunya. Terungkap identitas dari perempuan itu adalah sang “Kaisar Kelima Roma”, Nero Claudius itu sendiri.
Nero diketahui sedang mencari ibukota dari United Empire ini untuk melakukan pemberontakan. Singkat cerita, Ritsuka setuju untuk membantu Nero dan juga berhasil menggumpulkan beberapa pasukan yang terdiri dari Servant yang terpanggil ke zaman ini serta Servant liar yang memang berasal dari singularitas itu. Servant itu terdiri dari beberapa kesatria kuat serta para panglima perang terdahulu seperti Boudica, Spartacus, Lu-Bu, Jing Ke, dan lainnya. Mereka juga berhasil menemukan lokasi ibukota dari United Empire melalui bantuan dewi kuno yang bernama Stheno, salah seorang dewi dari tiga bersaudara Gorgon.
Saat melakukan serangan ke ibukota United Empire, Nero terkejut, ternyata yang menjadi pemimpin ibu kota itu adalah Romulus, sang pencipta Roma. Nero yang awalnya ragu untuk melawan berhasil diyakinkan Ritsuka dan menang dari Romulus. Tepat setelah Romulus dikalahkan, Lev muncul dengan Cawan Suci dan berubah ke wujud aslinya: sebuah pilar dari daging mengerikan yang memiliki banyak mata, makhluk yang lebih kuat dari Servant dan Phantasmals, seorang Demon God. Lev juga mengungkapkan nama aslinya sebagai Lev Lainur “Flouros“, salah satu dari 72 Demon Gods. Dan terjadilah pertarungan dengannya.
Setelah kekalahan dari Lev, ia berusaha memanggil satu Servant lagi. Lev berhasil memanggil Servant kelas Saber yang bernama Altera sang “Pahlawan Kehancuran”. Dia memerintahkan Altera untuk membakar seluruh kekaisaran Roma, namun tanpa diduga, Altera malah menusuk Lev dan mengambil Cawan Suci yang ada di dalam tubuhnya. Altera kemudian menyerap kekuatan dari Cawan tersebut, dan menggunakan Anti-Fortress Noble Phatasm miliknya yang menghancurkan tempat mereka berada sekarang.
Mengejar Altera yang sedang menuju Roma, pertarungan pun tak terelak kan, dikarenakan pikiran Altera sudah semakin terkontaminasi oleh Cawan Suci tersebut. Hasil dari pertarungan itu dimenangkan oleh Nero, membuat Altera menghilang dengan senyuman karena telah berhasil menghentikannya. Berkat bantuan Nero dan Servant lainnya, Ritsuka berhasil mengamankan Cawan Suci dari singularitas ini.
6. Singularitas “Sealed Ends of the Four Seas”: Okeanos
Singularitas ketiga dari FGO ini berada di tahun 1573, daerah lautan Okeanos. Singularitas berada pada waktu setelah perjalanan selama 7 hari yang dilakukan oleh Francis Drake dan berhasil menemukan kota Atlantis bersamaan dengan dewa mereka, Poseidon. Poseidon berencana untuk menghancurkan dunia, namun berhasil dihentikan oleh Drake, yang dimana Cawan Suci yang harusnya dimiliki oleh Poseidon malah berpindah tangan ke Drake. Selain itu, juga terdapat satu lagi Cawan Suci lain (yang diletakkan Solomon) di singularitas ini, menyebabkan kekuatan dari kedua cawan ini bertabrakan dan menciptakan dunia yang dipenuhi samudra.
Ritsuka, Mash, dan Fou masuk ke singularitas tersebut dan mengetahui mereka berada di kapal bajak laut, yang merupakan kapalnya Drake. Ritsuka berusaha meyakinkan Drake untuk memberikan Cawan Suci tersebut, namun setelah Drake memberikannya, singularitas itu tetap tidak berubah. Dr. Roman kemudian mengatakan bahwa yang dipegang Drake itu merupakan Cawan asli dari era tersebut dan terdapat Cawan Suci lain milik Solomon. Mendengar hal itu, akhirnya Ritsuka bergabung dengan kru Drake dan mencoba mencari Cawan lain tersebut.
Sesampai di sebuah pulau, Ritsuka menemukan terdapat Servant di sana, yaitu seorang Dewi yang merupakan salah satu dari Gorgon bersaudari bernama “Euryale” dan ia dijaga oleh monster dengan kelas Berseker bernama Asterios. Euryale ternyata telah diincar oleh beberapa bajak laut, termasuk regu dari sang “Kapten Blackbeard”, Edward Teach yang juga mengungkapkan bahwa dia lah pemilik Cawan kedua di singularitas ini. Di regu Teach terdapat Servant lainnya seperti sang “Duo Bajak Laut Perempuan”, Anne Bonny dan Mary Read serta “Pahlawan dari Perang Trojan”, Hector. Di pulau itu juga terdapat salah satu dewa dari Yunani yaitu Artemis dan pasangannya bernama Orion yang memutuskan untuk memberikan bantuan kepada Ritsuka.
Singkat cerita, terjadi dua kali pertarungan dengan kru Teach yang dimenangkan oleh Drake dan Ritsuka. Teach mengungkapkan kalau ia mengincar Euryale karena untuk mendapatkan kekuatan yang luar biasa (serta untuk memenuhi nafsunya). Namun, di saat kekalahan ini, Hector mengkhianati Teach dengan mengambil Cawan tersebut dari Teach dan membawa kabur Euryale, mengungkapkan bahwa ada satu kubu lagi yang juga mengincar Dewi tersebut.
Diketahui, Master sebenarnya dari Hector adalah “The Argounauts” yang beranggotakan: Heracles, Medea Lily, dan sang kapten Jason. Mereka mengincar “The Ark” yang dapat mengabulkan permintaan dengan mengorbankan seorang Dewa. Kru Drake mengejar Hector sampai ke kapal milik Argonauts dan terjadi pertarungan antara mereka, mengakibatkan gugurnya Asterios dan mundurnya regu Drake.
Regu Drake kemudian mengganti tujuan untuk mencari The Ark itu telebih dahulu sebelum ditemukan Argonouts. Di pulau tempat Ark itu berada, mereka bertemu dengan dua Servant lain dengan kelas Archer, yaitu sang “Pemburu Penyembah Artemis” bernama Atlante dan “Raja dari Israel Kuno” bernama David. Singkat cerita, Argonouts yang mengejar mereka akhirnya dapat dikalahkan, menunjukkan motif utama mereka karena disuruh oleh sang “Raja Lain” untuk menghancurkan dunia.
Terdesak akan kekalahan mereka, Medea Lily mengubah Jason menjadi Demon God ke 30 ciptaan Solomon bernama Forneous. Berhasil mengalahkan musuh tersebut, Ritsuka dan Mash berhasil mengambil kembali Cawan Suci tersebut, dan kembali ke Chaldea dengan selamat.
7. Singularitas “The Mist City”: London
Singularitas keempat dari FGO ini berada di London pada tahun 1888 Masehi, dimana saat Ritsuka, Mash, dan Fou masuk, singularitas ini dipenuhi oleh kabut yang tidak normal. Di sana, mereka bertemu dengan salah satu “Kesatria Meja Bundar” Mordred dan memutuskan untuk bekerja sama. Mereka juga melawan sosok Jack the Ripper, sang pembunuh legendaris dari London yang kemudian kabur ke dalam kabut. Mordred kemudian membawa mereka ke tempat temannya bernama Dr. Henry Jekyll. Selain itu, mereka juga mendapatkan rekan baru, yaitu Franskenstein setelah mereka gagal menyelamatkan penciptanya, Victor Franskentein dari serangan Servant bernama Mephistopheles.
Di mansion milik Victor, mereka menemukan bahwa kabut yang terjadi di London disebabkan oleh projek “Demonic Fog“ yang dipimpin oleh 3 orang yang berinisial “M”, “B”, dan “P”. Kembali ke tempatnya Jekyll, mereka bertemu dengan informan dari Jekyll yang merupakan Stray Servant berkelas Caster bernama Hans Christian Andersen. Andersen mengungkapkan bahwa Demonic Fog inilah yang memanggilnya ke singularitas ini, bersamaan dengan para Stray Servant lainnya. Singkat cerita, mereka berhasil menemukan Stray Servant lainnya, yaitu Willam Shakespeare dan juga mengalahkan sosok “P” dengan nama lengkap Paracelus von Hohenheim, salah satu dalang di balik Demonic Fog serta Master dari Jack the Ripper.
Selain itu, mereka juga berhasil melawan sosok “B” yang ternyata bernama Charles Babbage yang mengungkapkan bahwa Demonic Fog terjadi karena mesin uap raksasa ciptaannya bernama Angrboda yang memiliki sumber kekuatan dari Cawan Suci dan terletak di bawah tanah di kota London ini. Mendengar hal tersebut, Ritsuka dan Servant lainnya berencana untuk menghancurkan mesin tersebut. Namun, di ruang bawah tanah itu, mereka di hadang oleh sosok “M” yang ternyata adalah Makiri Zolgen yang kemudian berubah menjadi Demon God “Barbatos”. Setelah mengalahkan Makiri, mesin uap Angrboda memanggil Servant lain sebagai bentuk perlindungan diri, yaitu sang “Ilmuan Jenius” bernama Nicola Tesla.
Karena dipengaruhi kekuatan Cawan Suci, Tesla terpaksa melawan Ritsuka. Tanpa terduga, Tesla dihadang oleh dua Servant lain yang ikut terpanggil, yaitu Sakata Kintoki dan Tamamo-no-Mae. Kedua Servant ini berhasil menghambat pergerakan Tesla dan Ritsuka berhasil mengalahkannya. Namun, masalah belum selesai, Ritsuka lupa untuk mengambil Cawan Suci dari mesin Angrboda dan harus melawan bos terakhir sekali lagi. Kali ini, mesin itu memanggil Artoria Pendragon Alter yang menunggangi kuda dan membawa tombak bernama Rhongomyniad.
Setelah berhasil mengalahkan Artoria Alter dan saat ingin kembali ke Chaldea, sebuah lubang hitam tiba-tiba muncul di depang mereka dan keluar sosok seseorang. Sosok itu memperkenalkan dirinya sebagai “Solomon“, dalang di balik kekacauan yang terjadi di FGO ini. Solomon kemudian melawan mereka dengan memanggil 4 pilar Demon God sekaligus serta mengungkapkan bahwa ia tidak ingin melawan Ritsuka jika ia tidak menemukan semua Cawan Suci di semua singularitas yang ia ciptakan. Setelah mengatakan hal tersebut, Solomon lalu pergi dan meninggalkan Ritsuka. Mereka kemudian berhasil mengamankan Cawan Suci dari singularitas ini dan kembali ke Chaldea.
8. Singularitas “North American Myth War”: E Pluribus Unum
Singularitas kelima FGO ini berada di wilayah Amerika Utara pada tahun 1783 Masehi yang sedang di tengah-tengah Civil War antara bagian Utara dan Selatan, yang dimana di Utara ini dipimpin oleh Thomas Edison. Saat masuk, Ritsuka diserang oleh pasukan “robot” dan terluka, menemukan dirinya terbangun di tenda pengungsian bersama dengan seorang Servant perawat bernama Florence Nightingale. Kamp tersebut di serang oleh pasukan dari Selatan yang dipimpin oleh dua Servant kelas Lancer, Ua Duibhne, dan Fionn mac Cumhaill yang berhasil dikalahkan berkat bantuan Ritsuka dan Mash.
Di sana mereka juga bertemu dengan Servant lain berkelas Caster, Helena Petrovna Blavatsky. Ia juga memanggil Servant lain bernama Karna yang berkelas Lancer untuk membantu mereka dalam perang. Helena kemudian membawa Ritsuka dan Mash untuk bertemu Presiden Thomas Edison. Di sana, Edison mengajak Ritsuka untuk bergabung dalam pasukannya dan membantunya untuk mengalahkan pasukan Selatan yang dipimpin oleh Cu Chulain Alter dan kekasihnya Medb. Diketahui bahwa Cu Alter merupakan Servant ciptaan Medb dengan Cawan Suci. Namun, Ritsuka malah menolak ajakan Edison untuk bergabung dan malah dijerumuskan ke penjara.
Di sana Ritsuka mengungkapakan bahwa ia tidak mau menolong orang akan ego pribadi mereka. Dan di saat itu, pasukan yang dipimpin oleh Nightingale beserta Geronimo, seorang Servant Native Amerika, membantu mereka untuk kabur dari penjara. Mereka kemudian berkumpul bersama dengan 3 Servant lainnya, Robin Hood, Billy the Kid, dan Rama. Di perjalanan, Rama terlihat kesakitan karena lukanya dari pertarungan melawan Cu Alter dulu, lalu Ritsuka dan Mash berinisiatif untuk menyelamatkannya, dimana Dr. Roman mengungkap bahwa satu-satunya cara menyelamatkan Rama adalah dengan mempertemukannya dengan Servant yang mengetahui identitas aslinya dan di singularitas ini. Servant itu hanyalah Sita, kekasih Rama yang sedang ditangkap oleh pasukan Selatan.
Di perjalanan mencari Sita, mereka bertemu Elizabeth Bathory dan Nero Claudius Bride yang ikut bergabung dengan pasukan mereka. Mereka juga sempat melawan Fergus mac Roich yang merupakan Servant yang juga dipanggil oleh Medb, dimana Fergus mengungkapkan bahwa Sita dikurung di area Barat California di pulau Alcatraz. Dari sana, mereka membagi dua tim, tim Barat yang bertujuan untuk menemukan Sita, dan tim Timur untuk pergi ke Washington dan mengalahkan Cu Alter agar perang ini dapat cepat berakhir. Ritsuka, Mash, Rama, Nightingale, dan Elizabeth menuju ke arah Barat dan selebihnya ke arah Timur.
Singkat cerita, mereka berhasil menemukan penjara tempat Sita dikurung, dimana mereka sempat melawan Servant kelas Berseker, Beowulf. Namun sayangnya, karena Curse of Separation, Rama tidak dapat disembuhkan hanya karena sentuhan fisik saja. Sita lalu mengorbankan dirinya dan berhasil menyembuhkan Rama. Beberapa saat kemudian, Robin menghubungi tim Barat bahwa tim Timur telah kalah total dan hanya dia yang bertahan hidup. Robin juga diketahui berhasil lari dari kejaran Arjuna, Servant dengan kelas Archer yang juga dipanggil oleh Medb berkat bantuan seorang kesatria wanita bertombak.
Setelah berkumpul kembali dengan Robin, wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai mantan mentor dari Cu Chulain bernama Scathach. Mereka kembali ke tempat Thomas Edison dikarenakan mendapat kabar bahwa Edison sedang “dirasuki” oleh sesuatu. Berhasil mengalahkan Edison yang terbutakan akan kekuasannya sebagai presiden, Edison beserta Helena dan Karna bersedia membantu Ritsuka dan teman-temannya untuk melawan pasukan Selatan.
Perang pun dimulai, pasukan Utara berhasil mengungguli, membuat Medb terbunuh dan mengeluarkan Pilar Demon God ke 28 “Clan Calatin” yang membuat pasukan Edison kewalahan. Namun, tak terduga, rivalnya yang sempat Ritsuka lawan di singularitas London, Nicola Tesla muncul karena ia dipanggil oleh orang yang tak diketahui untuk membantu mereka. Edison dan Tesla akhirnya bisa mengalahkan Pilar Demon God tersebut. Di sisi lain, tim Ritsuka terdesak ketika melawan Cu Alter serta Demon God yang ia panggil melalui kekuatan Cawan Suci bernama Halphas.
Hampir kalah, Ritsuka kemudian dibantu oleh penyihir dengan kelas Grand Caster, penyihir yang biasanya hanya melihat suatu peristiwa dari menaranya yang ada di “surga”, yaitu Merlin. Merlin mengunggkapkan bahwa perjuangan Ritsuka belum terhenti disini dan memberikan bentuan kepada mereka. Setelah itu, Merlin kembali menghilang dan balik ke tempat asalnya serta berkata bahwa ia pasti akan bertemu dengan Ritsuka lagi suatu saat. Dan dengan bantuan dari Merlin ini, Cu Alter berhasil dikalahkan dan Ritsuka kemudian berhasil mengambil Cawan Suci singularitas ini serta kembali ke Chaldea dengan selamat.
9. Singularitas “Divine Round Table Domain”: Camelot
Singularitas keenam FGO ini sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Di singularitas sebelumnya, Ritsuka berhadapan di era dimana sejarah berbelok dan berubah dari yang aslinya, namun di singularitas ini seakan-akan membuat sejarah baru yang tidak ada di dunia nyata. Singularitas ini berada pada tahun 1273 Masehi di Holy Land Yarusalem. Ritsuka, Mash, dan Leonardo Da Vinci masuk ke dalam singularitas ini menemukan diri mereka di tengah-tengah gurun.
Mereka melihat ada seorang gadis yang diculik dan berusaha untuk menolongnya serta mereka juga mendapatkan bantuan dari seorang kesatria dengan armor putih yang mengaku bernama “Lucius“. Setelah diselamatkan, perempuan itu mengenalkan dirinya sebagai Servant kelas Caster bernama Nitocris dan mengantar Ritsuka ke kota tempat ia tinggal. Diketahui di singularitas ini terdapat 3 fraksi yang berbeda, yaitu fraksi dari the Lion King, fraksi dari the Old Man of the Mountain, dan fraksi Firaun Ozymandias yang sedang mereka tuju sekarang. Di sana mereka bertemu dengan Ozymandias yang mengaku memiliki Cawan Suci namun tak ingin memberikannya kepada Ritsuka.
Selesai dengan urusannya, Ozymandias kemudian mengusir mereka dan memberikan beberapa bekal perjalanan, memaksa Ritsuka pergi menuju fraksi the Lion King. Di sana, Ritsuka menemukan bahwa Lion King hanya membukakan gerbang benteng saat melakukan “ritual” saja. Singkat cerita, untuk memasuki benteng tersebut, Ritsuka dan lainnya mengikuti ritual yang dikatakan, namun bukannya diperbolehkan masuk, Lion King hanya memilih beberapa orang saja diantara pengungsi itu untuk diperbolehkan masuk, dan selebihnya akan dibunuh oleh para kesatria kerajaan. Kesatria yang di sana merupakan para “Kesatria Meja Bundar” yang juga mengungkap bahwa the Lion King sendiri adalah Artoria Pendragon.
Membantu para pengungsi di sana, Mash dan Lucius memberikan perlawanan dan saat itu terungkap dari salah satu kesatria bernama Sir Gawain, bahwa nama asli Lucius adalah Sir Bedivere yang juga merupakan salah satu “Kesatria Meja Bundar”. Lari dari sana, mereka dikejar oleh Sir Lancelot. Untuk memberikan waktu, Da Vinci berkorban dengan berusaha meledakkan dirinya bersama dengan Lancelot. Berkat hal tersebut, Ritsuka dan para pengungsi tersebut berhasil melarikan diri menuju daerah pegunungan tempat kekuasaan the Old Man of the Mountain.
Mereka disambut oleh Servant Archer bernama Arash, “Pemanah asal Persia” yang mengenalkan mereka kepada penguasa desa tersebut yaitu Hassan of the Cursed Arm. Cursed Arm menceritakan bahwa sudah banyak korban dari desa mereka yang dibunuh oleh para kesatria itu. Saat itu juga Sir Mordred menyerang desa mereka bagian barat. Mengalahkan Mordred, akhirnya ia mundur dari desa tersebut. Akhirnya, Cursed Arm meminta bantuan kepada Ritsuka untuk menyelamatkan salah satu Assassin mereka yaitu Hassan of Serenity yang tertangkap. Setuju, mereka langsung bergerak masuk menyelinap ke dalam benteng tersebut.
Di pertengahan jalan, mereka juga bertemu dengan Servant kelas Caster yang merupakan “Pendeta Buddha” bernama Xuanzang Sanzang yang juga ingin menyelamatkan muridnya, Touta. Xuanzang bergabung sehingga misi ini berhasil dijalankan dengan lancar, dan mereka balik ke desa. Mereka kemudian berencana untuk menyerang benteng the Lion King, namun sebelum itu Serenity memberi saran agar mereka juga meminta bantuan dari the First Hassan i-Sabbah yang berdiam di Kuil Azrael. Mereka kemudian pergi kesana dan berhasil melewati ujian dari the First Hassan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa jika ingin mengalahkan the Lion King, maka mereka harus pergi ke suatu kuil di area pergurunan.
Saat kembali, mereka melihat desa sedang diserang oleh Sir Tristan. Untungnya, sebagian besar warga desa sudah di evakuasi oleh Arash. Tristan mengatakan bahwa desa ini akan dihancurkan oleh the Lion King menggunakan tombaknya “Rhongomyniad“. Di saat tombak tersebut muncul dari langit, Arash menggunakan Noble Phantasm-nya bernama “Stella” yang mengurai tombak tersebut di udara dan berhasil melindungi desa, namun dengan ganti nyawanya sendiri. Tak terima akan kekalahan itu, Ritsuka kemudian menuju arah Timur dan berusaha mencari kuil yang dimaksud the First Hassan sekaligus meminta bantuan kembali ke Ozymandias.
Di kuil tersebut, mereka disambut oleh Lancelot, membuat Nitocris yang saat itu sedang berjaga di sekitar sana membantu mereka mengulur waktu. Di dalam kuil, tanpa disadari mereka bertemu dengan Servant kelas Ruler Sherlock Holmes. Holmes mengungkapakan kalau yang membantu mereka di London adalah dirinya. Holmes juga mengatakan bahwa motif dari the Lion King adalah ingin menciptakan “Utopia” dimana benteng yang mereka tempati itu bukanlah Camelot melainkan cangkang dari “Rhingomyniad” yang jika aktif, maka tombak itu akan menjadi menara dan menjebak sebuah jiwa yang ada di dalamnya, serta mengahancurkan semua kehidupan di luarnya. Selain itu, Holmes juga mengungkapkan bahwa Heroic Spirit dalam diri Mash merupakan Sir Galahad, salah satu “Kesatria Meja Bundar” dan anak dari Sir Lancelot.
Di luar, mereka menemukan Lancelot yang masih menunggu, membuat Mash bertanya-tanya kenapa kesatria seperti Lancelot mau mengikuti rencana the Lion King yang tidak berperikemanusiaan. Mash lalu mengajak Lancelot duel karena geram melihat sifat “bapak”nya itu dan ia berhasil mengalahkan Lancelot dengan bantuan dari Bedivere. Lancelot kemudian menyerah dan membawa mereka ke tempat rahasia, dimana ternyata di tempat itu Lancelot menyembunyikan para pengungsi yang kabur dan tidak membunuh mereka. Di sana juga terdapat Da Vinci yang sehat walafiat. Lancelot kemudian juga memilih untuk membantu Ritsuka dalam melawan the Lion King.
Selanjutnya, mereka kembali ke piramid milik Ozymandias untuk meminta bantuannya. Namun, Ozymandias tidak mau menerima begitu saja dan menyuruh Ritsuka dan teman-temannya melawan Pilar Demon God “Aamon” yang ia panggil menggunakan Cawan Suci. Setelah ia dikalahkan, Ozymandias pun kemudian ikut diyakinkan oleh the First Hassan yang tiba-tiba berada di sana. Ozymandias juga memberikan Cawan Suci yang ia miliki kepada Ritsuka karena ia bilang hal itu tidak berguna baginya karena ia sudah terlalu kaya. Karena ancaman dari the Lion King ini juga ancaman bagi umat manusia, Ritsuka memilih untuk melawan the Lion King walaupun sudah mendapatkan Cawan Suci. Dan dari sini, pertarungan melawan the Lion King dimulai.
Pertarungan dimulai, dimana semua fraksi bersatu untuk meruntuhkan rencana the Lion King tersebut. Terdapat banyak perlawanan dan korban jiwa dari pertempuran ini, yang berhasil membuat Ritsuka, Mash, dan Bedivere masuk ke ruang tahta. Di sana, mereka bertemu dengan sang “Raja Singa” itu sendiri, King Arthur. Mereka sempat memberikan pertarungan yang sengit, dan sampai pada akhirnya Bedivere mengaku bahwa King Arthur yang sekarang ada karena kesalahan dirinya.
Dulu, saat King Arthur sekarat, ia meminta Bedivere untuk mengembalikan pedang suci-nya “Excalibur” ke Lady of the Lake. Namun, Bedivere tak bisa merelakan kematian rajanya itu dan memilih untuk menyimpan pedang tersebut. Hal ini mengakibatkan roh dari Arthur tidak dapat gugur dengan tenang, dan ia kembali sebagai the Goddess Rhongomyniad yang pendendam. Selama ini, Bedivere menyimpan Excalibur di tangan kanannya, yang membuatnya bisa hidup selama lebih dari 1500 tahun, mencari keberadaan King Arthur untuk meminta maaf dan mengembalikan pedangnya itu.
Di saat terakhirnya, Bedivere berlutut sambil menyerahkan pedang tersebut ke King Arthur, lalu ia menghilang bagaikan debu karena tubuhnya yang sudah sangat tua. King Arthur yang mendapatkan ingatannya kembali, akhirnya menyerah kepada Ritsuka. Dan akhir dari perjalan Ritsuka berhasil kembali ke Chaldea dengan selamat.
10. Singularitas “Absolute Demonic Front”: Babylonia
Singularitas ketujuh FGO ini berada di Mesopotamia pada tahun 2655 Sebelum Masehi. Ritsuka, Mash, dan Fou masuk ke singularitas ini langsung bertemu dengan perempuan berambut hitam panjang yang sedang mencari sesuatu. Tidak ada urusan dengan Ritsuka, ia langsung pergi begitu saja. Ritsuka kemudian juga bertemu dengan seseorang berambut hijau panjang yang mengaku dirinya sebagai “Enkidu“, orang yang merupakan teman dari Raja Uruk, Gilgamesh. Mereka kemudian pergi menuju Uruk yang dilindungi oleh tembok besar sebagai penghalang agar para “Demonic Beast” tidak dapat masuk.
“Enkidu” menjelaskan, terdapat sebuah fraksi yang menyebut diri mereka sebagai “Aliansi Tiga Dewi” yang berusaha menyerang Uruk. Saat diperjalanan, mereka kemudian diselematkan oleh seorang penyihir yang familiar dan satu orang rekannya yang berambut ungu bernama Ana. Diketahui bahwa “Enkidu” yang bersama Ritsuka bukanlah yang asli karena yang asli telah meninggal. Setelah berhasil kabur, Ritsuka menyadari bahwa sosok penyihir itu merupakan Merlin, penyihir hebat dari Britain yang pernah ia ketemui di singularitas kelima. Merlin mengaku kalau ia dipanggil oleh Gilgamesh bersama dengan beberapa Servant lainnya seperti Ushiwakamaru, Musashibou Benkei, dan Leonidas I untuk melindungi Uruk.
Sesampai di Uruk, Gilgamesh mengaku ia mempunyai Cawan Suci yang dicari Ritsuka serta alasan kenapa Uruk diserang oleh “Aliansi Tiga Dewi”. Ritsuka kemudian bernegosiasi untuk Cawan tersebut dengan balasan akan mengalahkan “Aliansi Tiga Dewi”, namun Gilgamesh tertawa dan menolaknya karena dianggap mustahil. Dr. Roman kemudian menjelaskan bahwa kemungkinan Cawan yang dimiliki Gilgamesh bukanlah Cawan milik Solomon, melainkan Cawan asli dari era tersebut. Ritsuka kemudian tidak putus asa, dan memutuskan untuk tinggal di Uruk sambil menolong masyarakat sekitar untuk mendapatkan pengakuan Gilgamesh sambil mencari letak Cawan yang lain.
Berhasil, Gilgamesh kemudian memberikan beberapa tugas untuk Ritsuka dan teman-temannya. Ritsuka juga tidak sengaja masuk ke alam “baka” dimana ia bertemu dengan seorang kakek tua yang bernama Ziusudra. Sampai pada saat menjalankan suatu tugas, mereka bertemu dengan salah satu Dewi dari “Aliansi Tiga Dewi” yang mengakui dirinya sebagai “Tiamat“, sang Beast dari penciptaan kehidupan di Bumi. Disana juga diketahui bahwa “Enkidu” palsu merupakan bawahan Tiamat. Pertarungan tersebut membuat Ritsuka terdesak dan menyebabkan kematian dari Leonidas I dan tertangkapnya Ushiwakamaru. Sebelum ajalnya, Leonidas mengungkap bahwa Dewi yang mereka lawan itu bukanlah Tiamat, melainkan salah satu “Dewi Yunani Kuno” bernama “Gorgon” yang memiliki kelas Avanger. Gorgon kemudian mengancam mereka bahwa dia akan kembali menyerang Uruk dalam jangka waktu sepuluh hari.
Ritsuka kemudian mencoba membujuk kedua Dewi lainnya untuk menolong mereka. Dengan persetujuan Gilgamesh, mereka pun menjalankan misi ini. Mereka berhasil membujuk Dewi Ishtar yang pernah Ritsuka temui saat baru masuk ke singularitas ini dengan memberinya setumpuk permata. Mereka juga berhasil mendapat bantuan dari Dewi Quetzalcoatl yang memiliki “Axe of Marduk” yang dipercaya dapat menjadi senjata melawan Gorgon. Saat kembali ke Uruk, mereka terkejut akan pemakaman dari Raja Gilgamesh. Ternyata, arwah dari Gilgamesh telah masuk ke alam baka dan Ritsuka harus pergi menyelamatkannya. Di sana ia bertemu dengan dalang dibalik kematian Gilgamesh, yaitu Ereshkigal yang memiliki tubuh dan wajah yang mirip seperti Ishtar namun berambut pirang.
Ereshkigal mengaku bahwa dirinya dipanggil bersamaan dengan Ishtar, dan selama ini sosok “Ishtar” yang mengobrol dengan Ritsuka tiap malamnya adalah Ereshkigal. Berhasil mengalahkannya, tiba-tiba di belakang Ereshkigal muncul sosok Ziusudra yang menusuk Ereshkigal, namun tidak membunuhnya. Ziusudra mengaku kalau ia hanya memotong “hubungan” Ereshkigal dengan Aliansi tersebut. Ziusudra juga mengaku kepada Ritsuka bahwa ia adalah “teman lama dari tempat lain” dan kemudian menghilang. Ereshkigal yang kalah bersedia menjadi aliansi untuk Ritsuka.
Dan tibalah hari penyerangan Gorgon, dimana mereka berhasil mengalahkan Dewi tersebut. Saat melawan Gorgon, Ana juga mengungkapkan identitasnya sebagai versi “muda” dari Medusa/Gorgon itu sendiri. Namun, masalah tidak selesai disini, “Enkidu” palsu muncul dan memperkenalkan dirinya sebagai “Kingu“. Ia mengaku bahwa “Ibu” yang ia layani sebenarnya bukanlah Gorgon, melainkan Tiamat yang asli yang sedang membangkitkan diri dari arah laut. Tiamat sedang mengirimkan “anak-anaknya” yang bernama Lahmu, sebuah monster dengan mulut besar dan mulai membunuh para manusia di singularitas ini. Manusia yang dibunuh Lahmu kemudian juga ikut berubah manjadi salah satu dari mereka.
Tiamat yang telah bangkit kemudian berjalan menuju Uruk, membawa anak-anaknya itu. Mau tidak mau, Ritsuka dan lainnya harus berhadapan dengan Beast ini. Singkat cerita, Kingu yang selama ini loyal kepada Tiamat, dikhianati dan hampir dibunuh oleh para Lahmu yang mengambil Cawan Suci Solomon di tubuh Kingu. Walaupun dalam kondisi sekarat, Kingu berhasil melarikan diri. Saat tepat berada di depan Uruk, Tiamat dilawan oleh para Dewi lainnya, bahkan Ana yang muncul kembali dalam wujud Gorgon-nya. Namun, karena Tiamat sendiri adalah Beast yang merupakan makhluk abadi, serangan yang diberikan para Servant itu tidak cukup kuat membunuhnya. Gilgamesh bahkan mengaktifkan seluruh busur “Melammu Dingir” yang ada di setiap tembok Uruk, namun Gilgamesh sendiri malah terkena serangan oleh Tiamat.
Di saat terakhirnya, ia melihat Kingu yang menggunakan “Enuma Elish” untuk menghentikan gerak dari Tiamat, membuat Gilgamesh senang karena bisa bertarung dengan sosok temannya lagi. Tiamat yang terhenti kemudian dikirim ke alam baka oleh Ereshkigal, namun, Tiamat berusaha memanjat keluar dari alam tersebut. Tiamat kemudian dihentikan oleh Merlin dan juga di sana muncul sosok Ziusudra yang mengungkap dirinya sebagai “The First Hassan i-Sabbah” yang pernah Ritsuka temui di singularitas Camelot. First Hassan kemudian melancarkan Noble Phantasm-nya “Azrael” yang menebas sayap Tiamat dan memberikan konsep “kematian” kepadanya yang membuat Tiamat akhirnya dapat dibunuh.
Bukan hanya itu, Ritsuka kemudian dikejutkan dengan kehadiran Gilgamesh di sosok prima-nya dengan kelas Archer membantu mereka untuk mengalahkan Tiamat. Berkat bantuan dari Servant-Servant ini, Ritsuka kemudian berhasil mengalahkan Tiamat yang kemudian diakhiri oleh Enuma Elish milik Gilgamesh. Saat terbangun, Ritsuka dan Mash telah memegang Cawan Suci yang mereka cari dan mereka berhasil kembali ke Chaldea dengan selamat.
11. Singularitas terakhir “The Grand Temple of Time”: Solomon
Singularitas terakhir FGO ini sedikit berbeda dari singularitas lainnya, dimana singularitas ini merupakan sebuah “Reality Marble” yang diciptakan oleh Solomon. Saat masuk, Ritsuka, Mash, dan Fou dikagetkan dengan kehadiran Lev Lainur yang ternyata masih hidup. Dia mengungkapkan bahwa di singularitas ini terdapat semua Pilar Demon God termasuk yang sudah Ritsuka kalahkan di singularitas sebelumnya. Demon God ini harus dikalahkan sebelum mencapai ruang tahta untuk bertemu dengan Solomon. Lev pun berubah menjadi Demon God Flauros. Saat hampir dikalahkan, Lev malah beregenerasi dan mengakibatkan semangat Ritsuka turun, ditambah Chaldea juga diketahui juga sedang diserang oleh beberapa Demon God lain.
Namun tiba-tiba, semua Demon God yang sedang menyerang Chaldea hancur. Ritsuka kaget dan mengetahui bahwa para Servant dari singularitas terdahulu, semua Servant yang memiliki “bond” dengan Ritsuka berhasil membantunya, mulai dari Jeanne d’Arc, Nero Claudius, sampai Enkidu. Bukan hanya itu, Servant lainnya yang Ritsuka temui diluar singularitas utama pun ikut muncul (yang berasal dari event-event di FGO), seperti Avenger Edmont Dantes, Jeanne Alter, Oda Nobunaga, hingga Illyasviel von Einzbern pun ikut membantunya. Berkat bantuan dari puluhan Servant tersebut, Ritsuka dan Mash berhasil sampai ke ruang tahta dan bertemu Solomon “the King of Mage“.
Singkat cerita, “Solomon” tersebut mengungkapkan identitas aslinya sebagai salah satu dari tujuh “Beast of Disaster” yang merasuki mayat Solomon dan menyembunyikan identitasnya selama ini, ialah Goetia. Goetia merupakan familiar pertama yang diciptakan Solomon dan diketahui sangat membenci umat manusia. Goetia mengungkapkan bahwa Bumi dan manusia adalah kesalahan, dan dia ingin melakukan “redo” kepada dunia ini serta menciptakan makhluk yang sempurna yang tak kenal kematian.
Walaupun sempat memberikan perlawanan, Goetia pun berhasil melancarkan Noble Phantasm-nya “Ars Almadel Salomonis” yang kemudian berusaha ditahan oleh Mash yang juga menggunakan Noble Phantasm-nya “Lord Camelot“. Namun, karena tidak kuat menerima kekuatan yang sebesar itu, tubuh Mash perlahan menghilang dan hanya meninggalkan tameng miliknya. Di saat terakhirnya, Mash tersenyum ke Ritsuka dan berterima kasih telah mau menjadi Master untuk dirinya.
Di tengah kemurungan itu. tiba-tiba di belakang Ritsuka mucul Dr. Romani, membuka sarung tangannya dan memperlihatkan di jarinya terdapat cincin kesepuluh dari Solomon, mengungkap bahwa dirinya lah Solomon yang asli. Diketahui, Solomon merupakan Servant pertama yang dipanggil ke Chaldea oleh Marisbury, sang pencipta Chaldea, ayah dari Olga Marie, dan pemenang Perang Cawan Suci di Fuyuki pada 2004. Solomon yang memenangkan perang tersebut meminta untuk dirinya dijadikan sebagai manusia dan itulah sosok “Dr. Roman” yang kita ketahui sampai sekarang ini.
Solomon pun berterima kasih pada Ritsuka karena mau berjuang sejauh ini, dan karena kesepuluh cincin dari Solomon sekarang sudah terkumpul, Solomon pun dapat melancarkan Noble Phantasm-nya “Ars Nova“, mengembalikan cincin-cincin itu kembali ke surga serta menghapus”eksistensi Solomon dan semua hasil “kerjanya” dari dunia ini. Karena hal itu, Goetia pun sekarang tidak lagi makhluk yang abadi dan dapat dibunuh, membuat pertarungan kembali terjadi antara Ritsuka dan Goetia. Ritsuka berhasil memenangkan pertarungan tersebut, dan di saat terakhirnya Goetia bertanya kenapa Ritsuka mau bertarung sejauh ini. Ritsuka menjawab bahwa ia bertarung sebenarnya bukan demi umat manusia namun karena ia sendiri takut akan kematian, membuatnya tidak jauh berbeda dari manusia lain. Mendengar hal ini, Goetia pun tertawa dan menghilang.
Karena eksistensi Solomon sudah tidak ada, maka singularitas ini pun juga mulai runtuh, memaksa Ritsuka untuk kembali secepat mungkin ke Chaldea. Saat di depan point Rayshift, ia kemudian bertemu lagi dengan Goetia, kali ini dengan sosok manusianya yang terlihat sudah sekarat. Dan disinilah terjadi “Final Grand Battle” antara keduanya yang dimenangkan oleh Ritsuka. Karena hal ini, Ritsuka hampir terlambat untuk kembali ke point Rayshift dan terjatuh karena tanah di sekitar mulai runtuh. Di saat ini, Ritsuka berhasil diselamatkan oleh Mash yang memegang tangannya.
Mash sendiri diketahui sebenarnya sudah mati saat terkena serangan Goetia tadi, namun dihidupkan kembali oleh Fou yang mengungkap sosok nya sebagai Cath Palug, sang “Beast of Disaster” yang berasal dari dunia lain (yang merujuk kepada dunia seri Tsukihime yang juga karya dari Kinoko Nasu) dan dikenal sebagai “Primate Murder“. Berkat hal ini, Ritsuka dan Mash berhasil kembali ke Chaldea dengan selamat.
Di Chaldea, Ritsuka dibangunkan oleh Fou dan senang melihat kehadiran Mash lagi. Da Vinci pun mengucapkan selamat kepada mereka berdua. Diketahui juga bahwa Chaldea sudah bisa berkomunikasi dengan dunia luar lagi, namun dunia luar tampaknya masih dalam keadaan chaos. Dan berkat Ritsuka dan Mash, mereka berhasil menyelamatkan eksistensi dunia dari kehancuran. Dan cerita dari Arc 1 dari Fate/Grand Order atau FGO berakhir disini.
Sumber: typemoon.fandom, FGO In-Game Story
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepan