KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Indonesia Tidak Masuk Daftar Rilis Nintendo Switch 2, Padahal Gamer-nya Banyak. Kenapa, Sih?

BLOG-nintendo switch 2 tidak tersedia di Indonesia

Nintendo baru aja bikin pengumuman besar kalau Nintendo Switch 2 bakal dirilis pada bulan Juli–September 2025 di Asia Tenggara. Gamer-gamer di wilayah ini jelas senang bukan main… sampai mereka sadar, satu nama besar malah nggak disebut: Indonesia.

Yep, Indonesia, salah satu pasar gamer terbesar di Asia Tenggara, malah nggak masuk dalam daftar negara yang kebagian rilis perdana Switch 2. Konsol ini justru akan lebih dulu hadir di Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina—lengkap dengan layanan resmi seperti Nintendo eShop dan Switch Online.

Buat banyak gamer Tanah Air, kabar ini bukan cuma mengecewakan, tapi juga terasa seperti dejavu. Kok bisa negara dengan komunitas gamer sebesar ini malah kelewat lagi?

Masalahnya Bukan Jumlah Gamer, Tapi Distribusi

kredit: Nintendo

Kalau ngomongin soal jumlah gamer, Indonesia nggak kalah sama negara tetangga. Tapi sayangnya, Nintendo masih belum punya distributor resmi di sini. Tanpa kehadiran distributor resmi, produk Nintendo di Indonesia selama ini cuma bisa didapat lewat toko-toko game independen seperti GS Shop atau PS Enterprise.

Berbeda dengan PlayStation yang sudah hadir di jaringan retail besar seperti Erafone, Urban Republic, atau Electronic City, produk Nintendo masih sulit ditemui di etalase toko elektronik besar di Indonesia. Hal ini bikin konsol seperti Switch seolah “tidak eksis” di mata masyarakat umum, padahal peminatnya banyak.

Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura punya dukungan dari distribusi lokal seperti Convergent dan VSTECS, yang bukan cuma bisa mengamankan rak di toko-toko elektronik besar, tapi juga membangun pusat layanan resmi dan mengadakan promosi lokal. Indonesia? Masih mengandalkan Maxsoft sebagai distributor regional—yang sayangnya belum bisa menjangkau pasar seluas dan seefektif itu.

Belanja Online? Banyak Tantangannya

Oke, sebagian besar orang Indonesia sekarang memang lebih suka belanja online. Tapi untuk urusan produk Nintendo, belanja online justru penuh risiko. Nggak ada toko resmi Nintendo di e-commerce besar seperti Tokopedia atau Shopee, jadi pembeli harus bergantung pada penjual pihak ketiga—yang harganya bisa nggak menentu, dan garansinya nggak jelas.

Kredit gambar: Tokopedia

Beberapa toko cuma ngasih garansi 7 sampai 14 hari, ada yang berani kasih sampai tiga bulan, dan ada juga yang menawarkan “garansi tidak resmi” setahun dengan biaya tambahan. Semua ini bikin konsumen merasa gamang, apalagi kalau udah investasi jutaan rupiah untuk sebuah konsol atau game mahal.

Bandingkan dengan Malaysia, di mana Convergent mengelola toko resmi di Lazada dan Shopee. Konsumen di sana bisa beli dengan tenang karena produk dijamin asli, bergaransi resmi, dan layanan purnajualnya juga tersedia.

kredit: Shopee

Padahal, Indonesia bukan pasar kecil. Dengan populasi besar, budaya belanja yang terpusat di mal, dan komunitas gamer yang terus berkembang—semuanya menunjukkan bahwa negara ini adalah ladang emas buat industri game, termasuk Nintendo.

Event-event seperti Indonesia Comic Con, Game Prime, hingga berbagai turnamen esports lokal selalu ramai dikunjungi. Bahkan publisher besar seperti Sony, Square Enix, dan Bandai Namco udah mulai melirik pasar Indonesia dengan menghadirkan terjemahan bahasa Indonesia dan sistem pembayaran lokal di platform mereka.

Sayangnya, tanpa kehadiran resmi Nintendo, para gamer di sini kehilangan akses ke banyak hal: acara peluncuran, turnamen resmi, promo eksklusif, hingga kesempatan untuk ikut membentuk komunitas yang lebih solid dan terhubung langsung dengan brand-nya.

Kredit: Nintendo

Semua ini memperlihatkan satu hal: sudah saatnya Nintendo melirik Indonesia secara serius. Potensinya ada, pasarnya besar, dan komunitasnya aktif. Tapi selama nggak ada distributor resmi, gamer Indonesia akan terus terjebak dalam pasar abu-abu—beli mahal, tanpa jaminan, tanpa layanan.

Kita cuma bisa berharap, menjelang fase peluncuran akhir Switch 2 nanti, Nintendo mulai mempertimbangkan Indonesia. Karena jelas, negeri ini bukan cuma “siapa tahu ada yang beli”—tapi pasar besar yang udah siap diseriusin.

sumber: gamerbraves ; nintendo

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya  di sini ^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial  Titip Jepang:
Instagram:  @titipjepang
Twitter:  @titipjepang
Facebook:  Titip Jepang