Di Balik Tren AI Ghibli: Kreativitas Baru atau Ancaman bagi Ilustrator?


Bayangkan menghabiskan bertahun-tahun mengasah keterampilan menggambar, hanya untuk melihat sebuah AI menyelesaikan pekerjaan serupa dalam hitungan detik. Apakah ini masa depan seni digital? Atau justru ancaman bagi para seniman yang telah lama berkarya dengan tangan dan jiwa mereka?
Dalam beberapa bulan terakhir, dunia maya sedang dihebohkan dengan tren AI Ghibli—sebuah teknologi AI yang mampu mengubah foto biasa menjadi ilustrasi bergaya Studio Ghibli. Dengan hanya mengunggah gambar, AI akan secara otomatis memprosesnya menjadi visual yang mirip dengan dunia animasi Hayao Miyazaki. Hasilnya? Estetika indah, warna lembut, dan suasana magis khas Ghibli dalam hitungan detik.
Namun, meski terdengar seperti kemajuan luar biasa dalam dunia seni digital, muncul perdebatan panas: apakah AI Ghibli adalah inovasi yang membantu dunia seni atau justru mengancaman masa depan ilustrator dan animator profesional?
Bagaimana cara AI Ghibli Bekerja?


Teknologi di balik AI Ghibli menggunakan model image-to-image yang dilatih dengan ribuan gambar untuk mengenali pola warna, komposisi, dan detail yang khas dalam ilustrasi Ghibli. Dengan bantuan algoritma canggih, AI dapat mengubah foto nyata menjadi ilustrasi dengan filter yang menyerupai gaya khas studio legendaris Jepang ini.
Banyak platform dan aplikasi kini menawarkan fitur ini secara gratis atau berbayar, memungkinkan siapa saja—bahkan yang tidak memiliki keterampilan menggambar—untuk mendapatkan “ilustrasi” ala Ghibli dalam sekejap.
Mengapa AI Ghibli Jadi Begitu Populer?
- Mudah dan Cepat – Tidak perlu waktu berjam-jam untuk menggambar manual, AI langsung menghasilkan ilustrasi hanya dalam hitungan detik.
- Estetika yang Menawan – Banyak orang menyukai gaya Studio Ghibli yang bernuansa hangat, sehingga fitur ini menjadi tren di media sosial.
- Gratis atau Terjangkau – Dibandingkan dengan membayar ilustrator profesional, AI dianggap sebagai opsi yang lebih murah dan instan.
- Cocok untuk Konten Digital – Tren AI Ghibli banyak dimanfaatkan untuk foto profil, wallpaper, hingga proyek kreatif lainnya.
Namun, di balik keajaiban ini, ada dilema besar yang tidak bisa diabaikan.
Di Balik Keajaiban, Ada Dilema Etika
1. Isu Hak Cipta dan Etika
Studio Ghibli terkenal karena sentuhan tangan khas para senimannya. Gaya mereka tidak hanya sekadar estetika, tetapi juga filosofi seni yang mendalam. Banyak seniman dan penggemar bertanya-tanya: apakah adil jika teknologi AI meniru gaya ini tanpa izin? Apakah hasil yang dibuat AI bisa dianggap sebagai karya seni asli atau hanya sekadar plagiarisme teknologi?
Kasus serupa pernah terjadi di industri musik, di mana AI menciptakan lagu dengan meniru gaya penyanyi terkenal tanpa izin. Jika industri musik sudah mulai memperketat regulasi terkait hak cipta AI, apakah dunia seni visual juga harus mulai melakukan hal yang sama?
2. Ancaman bagi Ilustrator dan Animator
Banyak ilustrator mengkhawatirkan bahwa semakin canggihnya AI akan membuat industri seni semakin sulit bagi pekerja kreatif. Jika orang lebih memilih menggunakan AI Ghibli daripada membayar ilustrator, apakah ini berarti para seniman akan kehilangan pekerjaannya?
Seorang ilustrator di Twitter (sekarang X) bahkan mengungkapkan kekecewaannya karena klien yang sebelumnya meminta ilustrasi berbayar kini lebih memilih menggunakan AI. Ini menunjukkan bagaimana teknologi ini bisa mengubah pasar seni secara drastis.
3. Kualitas yang Tidak Konsisten


Meskipun AI terlihat mengesankan, banyak hasilnya yang masih jauh dari sempurna. Terkadang, proporsi karakter menjadi aneh, ekspresi wajah terasa kaku, atau detailnya tidak sesuai dengan karakteristik asli Studio Ghibli. Ada beberapa contoh gambar viral di media sosial yang menunjukkan bagaimana AI gagal menggambarkan tangan dengan benar atau memberikan ekspresi wajah yang terlihat “hampa”.
Hal ini menunjukkan bahwa AI masih belum bisa menandingi kepekaan estetika dan sentuhan manusia dalam berkarya.
4. Kurangnya Apresiasi terhadap Proses Kreatif
Seni bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga proses panjang di baliknya. Dengan adanya AI, ada kekhawatiran bahwa masyarakat akan semakin kurang menghargai usaha dan kreativitas yang dibutuhkan untuk menciptakan ilustrasi berkualitas.
Jika orang lebih memilih menggunakan AI karena cepat dan murah, apakah ini berarti kita mulai kehilangan penghargaan terhadap seniman yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyempurnakan keterampilan mereka?
Apa Dampaknya bagi Industri Kreatif?
Jika tren ini terus berkembang tanpa regulasi yang jelas, dampaknya bisa sangat luas. Seniman freelance mungkin kehilangan peluang kerja karena klien lebih memilih hasil instan dari AI. Lebih jauh lagi, industri animasi bisa terdorong untuk lebih mengandalkan teknologi daripada menggaji ilustrator dan animator manusia.
Namun, ada juga sisi positifnya: AI bisa digunakan sebagai alat bantu, bukan pengganti. Jika dimanfaatkan dengan bijak, AI bisa membantu seniman dalam mempercepat proses kreatif, bukan mengambil alih sepenuhnya.
Beberapa ilustrator sudah mulai mengadopsi AI untuk membantu dalam tahap sketsa kasar atau pewarnaan awal, lalu menyempurnakan hasilnya secara manual. Pendekatan ini bisa menjadi solusi kompromi antara teknologi dan kreativitas manusia.
Regulasi dan Masa Depan AI dalam Seni
Saat ini, regulasi terkait AI dalam seni masih sangat minim. Beberapa negara mulai membahas undang-undang tentang hak cipta AI, tetapi belum ada aturan yang secara spesifik mengatur bagaimana AI boleh atau tidak boleh digunakan dalam dunia ilustrasi.
Jika seniman ingin melindungi karya mereka, mereka mungkin perlu mulai mempertimbangkan watermark digital, NFT, atau bentuk sertifikasi lainnya untuk membuktikan orisinalitas karya mereka.
AI Ghibli memang menawarkan keajaiban teknologi, tetapi kita tidak boleh menutup mata terhadap dampaknya. Apresiasi terhadap seni tidak hanya soal hasil akhirnya, tetapi juga tentang proses dan dedikasi di baliknya. Jika kita terlalu mengandalkan teknologi tanpa mempertimbangkan etika dan dampaknya terhadap para kreator, kita mungkin akan kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekadar gambar bergaya Ghibli.
Alih-alih menggantikan ilustrator, AI sebaiknya dijadikan sebagai alat bantu yang mendukung kreativitas manusia. Dengan begitu, kita bisa tetap menikmati keajaiban seni tanpa mengorbankan nilai-nilai etika dan penghargaan terhadap para seniman.
Jadi, bagaimana menurut Titipers? Apakah AI Ghibli adalah langkah maju dalam dunia seni, atau justru ancaman bagi para ilustrator? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang